J-Sembilan belas

39.9K 4K 1K
                                    

Spoiler ada di story ig dan gc

Follow dulu akun wp, karena sebagian part akan di privat acak

Happy reading

Tandai typo

=====

Hari sudah malam, Leya terlihat berada di dapur. Gadis itu sedang membuatkan sesuatu untuk Jeff, Leya ingin cepat-cepat pergi dari Jeff. Sehingga gadis itu akan melakukan hal-hal yang manis untuk membuat Jeff menjatuhkan seluruh hatinya untuk kepadanya.

"Apa yang kau lakukan di dapur?"

"Sshh," tangan Leya terkena air panas, gadis itu terkejut oleh suara Jeff yang berada tepat di belakangnya.

"Selalu ceroboh, kenapa reaksimu selalu berlebihan saat ada orang yang mengejutkanmu?" Jeff menarik tangan Leya yang kini memerah, ia meniupnya untuk mengurangi rasa sakit gadis itu.

"Soalnya tadi emang sunyi, makanya aku sampai terkejut berlebihan," Leya menggigit bibir bawahnya, tangannya hampir melepuh dan Jeff menyadarinya.

"Boleh saya mencium tanganmu?" Izin Jeff dengan kalimat yang sedikit kaku.

"Boleh kok, aku 'kan kekasih kak Jeff untuk sementara waktu aja," jawab Leya.

Jeff mencium tangan gadis itu yang terkena air panas, saat bibir Jeff menyentuh kulitnya—Leya merasakan sejuk di bagian yang terkena air panas. Gadis itu tidak merasakan sakit lagi, seperti yang dikatakan Jeff. Mereka saling menyembuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, sampai kutukan cowok itu lenyap dan takdir mereka akan terlepas.

"Sudah sembuh 'kan?" Tanya Jeff dengan senyuman kecilnya, Leya tertegun saat melihat senyuman sang second lead yang kini terasa berbeda.

"Iya," Leya menarik tangannya.

Jeff menoleh ke arah pantri, dimana ada secangkir kopi hitam yang masih panas. Jadi Leya membuatkannya secangkir kopi, Jeff kembali melihat gadis yang kini sedang memelototi tangannya sendiri. Tangan cowok itu terangkat, ia mengusap pipi putih Leya yang mulai berisi lagi.

"Kau tidak perlu membuatkan saya kopi, lebih baik banyak istirahat sampai tubuhmu menjadi sehat lagi. Saya tidak menyukai tubuh kurusmu, tidak nyaman saat saya peluk," Leya mendongak, gadis itu mendengus kesal dengan kalimat yang dilontarkan Jeff.

"Aku gak bisa tidur, soalnya kamarnya terlalu luas. Mana rantainya selalu buat aku didatangi mimpi buruk," jujur Leya, meskipun sudah tidak dirantai lagi—gadis itu masih trauma saat melihat rantai di dalam kamarnya.

Ini sudah hari kedua dimana Jeff mengatakan akan belajar mencintai Leya untuk menghilangkan kutukan, sikap cowok itu juga sedikit berubah. Meskipun terlihat begitu kaku dan juga masih beberapa kali kelepasan membentak, saat Leya tidak mau mendengarkan perintahnya.

"Bagaimana kalau kau tidur di kamar saya? Kita tidur berdua," Leya melotot, gadis itu menggelengkan kepalanya. Bisa bahaya kalau ia tidur dengan Jeff, kalau cowok itu kembali kumat—yang ada nanti tubuh Leya bakalan di gores-gores.

"Saya ingin belajar menghapus bayang-bayang Cyra, saya hanya ingin lebih dekat lagi denganmu. Kita tidur di tempat yang sama ya? Malam ini saja, hanya untuk percobaan. Bukankah kau ingin cepat-cepat bebas dari saya?" Tanya Jeff setelah menyesap kopi buatan Leya yang selalu nikmat.

"Tapi kak Jeff harus janji gak boleh kumat dan lukain aku!" Leya mendongak untuk menatap cowok itu.

"Saya tidak akan melakukannya, kau bisa pegang janji saya!" Jawab Jeff dengan tegas.

Jeff || The Devil Second Lead (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang