Xie Lian beserta Li Yanfeng diusir paksa bersama ketidakpuasan mereka. Li shu sebenarnya berani melawannya, dia pikir sayapnya telah keras dan dia bisa mempermalukan mereka begitu saja?
Xie Lian memiliki banyak cara untuk menghitamkan nama Li Shu. Untuk saat ini, mari kita tahan, dan buatlah agar dia berguna sekali lagi.
Keluarganya benar-benar kehabisan uang saat ini, belum lagi biaya hidup Li Shen yang belajar di kota saat ini begitu mahal, ah.
-
Sama halnya dengan suasana hati Xie Lian dan Li Yanfeng, Li Shu di dalam rumah sudah kewalahan, emosinya bercampur aduk, kekecewaan dan kemarahan, dia hanya bisa mengatakan satu hal, poor my self.Bai Muchen sedikit gugup, bingung harus mengatakan apa untuk membujuk agar istrinya kembali bersemangat, dan dia tahu itu mustahil.
Lama sekali, Li Shu menerima tatapan khawatir Bai Muchen di seberangnya, terkekeh pelan. "Tuan Bai, kamu tidak perlu mengasihani ku, oke. Aku sudah terbiasa."
Justru karena itu, Bai Muchen merasa bersalah, dia masih gagal menyingkirkan mimpi buruk Li Shu yang juga menjadi momok menjengkelkan baginya.
Li Shu jatuh dalam kehangatan, terlena dalam kenyamanan yang Bai Muchen berikan. Hidungnya masam, sudut matanya gatal, keinginan untuk menangis tak lagi dapat terbendung.
Mengapa, mengapa harus mereka yang menjadi orang tuanya? Dia tahu anak mana pun tak berhak mendikte darimana keluarga mana mereka berasa, namun tetap saja, kekecewaan itu selalu hinggap di hatinya.
"Menangislah, menangis sepuasmu, setelah ini, kamu tidak diizinkan untuk menangis lagi, oke." Kalimatnya dibalas dengan anggukan lemah.
Pemuda itu kini memiliki hidung kemerahan yang imut, mata merah dan suara parau yang menurutnya menambah kesan kecantikan pada Li Shu. Tentu saja, hanya dia yang boleh melihat penampilan Li Shu satu ini.
Hari itu berlalu begitu saja, tidak pernah terbayangkan bahwa skenario terburuk baru saja dimulai.
-
Li Shu sendirian di vila kala itu sebelum ia mendapatkan panggilan dari Asher."ShuShu, ah. Tahukah berapa panasnya kamu saat ini? Kamu benar-benar sesuatu, ba. Orang-orang dari majalah dan berita berharap bisa mewawancarai mu. Apakah kamu tertarik untuk datang?" Seandainya Li Shu memiliki managernya sendiri, Asher takkan kesulitan mengutarakan niatnya.
Dia sudah mendengar tentang insiden Li Shu kemarin. Dia ditinggalkan, perusahaan membekukan aktivitasnya, bahkan manager yang menjadi orang kepercayaan berani mengkhianatinya. Jangan tanya dari mana dia tahu, tentu saja dari sumber ter-akurat yang pernah ada, Bai Muchen.
Alih-alih dikatakan sebagai suami yang baik, Bai Muchen lebih cocok dianggap sebagai penggemar sejati dari Li Shu.
"Kamu tahu, aku tidak akan memaksamu untuk datang jika kamu membencinya. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu, aku menunggu jawabanmu, oke."
Li Shu menanggapi dengan 'en' canggung, lalu berterimakasih atas informasi Asher. Sejujurnya dia masih sedikit takut berdiri didepan banyak orang ketika dunia satu persatu mulai meninggalkan dia.
Perasaan yang mengerikan.
Sore itu, usai kedatangan yang tak diharapkan dari Xie Lian dan Li Yanfeng, kini Li Shu menerima tamu lainnya, Chen Xin.Mantan manager itu datang dengan karangan bunga besar yang indah dan harum, tersenyum cerah. Li Shu menjadi waspada.
Kepala pelayan datang menyajikan Chen Xin kopi dan kudapan ringan lainnya ditambah sponge cake yang lembut dan manis.
Sungguh kehidupan yang diidam-idamkan banyak wanita, tetapi Li Shu justru mendapatkannya dengan mudah. Jika bukan karena latar belakangnya saat ini, Chen Xin sangat enggan menjilat Li Shu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My VVIP Husband
FanfictionLi Shu merupakan mantan artis c-list yang akhirnya dibekukan oleh perusahaan. Latar belakang menjadi penyebab utama dia dengan mudah ditindas. Suatu hari dia mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali ke dunia hiburan. Tapi lagi-lagi, itu hanya tipu...