[END] My VVIP Husband

Chapter 11

Badai cobaan bisa datang kapan saja dan tanpa persiapan ataupun pertanda. Sama seperti yang di alami Li Shu, dua hari kemudian setelah pesta ulang tahun Nyonya Tua Du.

Weibo di ramaikan oleh video terbaru dari seorang wanita yang mengaku sebagai ibu Li Shu. Wanita itu tak lain dan tak bukan merupakan Xie Lian. Dalam video singkat itu, dia bersama suami dan putranya mengatakan betapa buruknya sikap Li Shu setelah menikah dengan Bai Muchen. Menunjukan bahwa dia menjadi semakin sombong, dengan menolak membantu keluarga mereka setelah sukses menikahi seorang pria kaya.

Keberuntungan surgawi seperti ini. Menurut mereka, apakah pantas dia memperlakukan keluarganya seolah bukan apa-apa?

Li Shen mengambil bagian, mengatakan bahwa kakaknya ini menolak untuk membantu meringankan beban keluarga setelah menikah dengan Presiden Bai. "Aku juga sebenarnya sangat ingin membantu ayah dan ibu juga, tapi apalah daya. Aku bukan kakak ku yang pintar dan berbakat." Jadi dia sebenarnya ingin meminta koneksi Li Shu agar memasukkannya ke dalam dunia hiburan.

Tidak banyak orang yang tahu, tetapi Li Shen mengikuti jejak kakaknya, berkuliah di jurusan seni dan berminat memasuki hiburan, mengikuti jejak Li Shu.

Video itu sontak membuat hati netizen tergerak, sebagian menyatakan keprihatinan mereka atas situasi keluarga mereka, dan tak sedikit lainnya mengatakan tentang kebaktian Li Shu yang dianggap meremehkan status orang tuanya.

Mereka mengatakan Li Shu seperti kacang yang lupa akan kulitnya, melupakan jasa orang tuanya yang telah membesarkannya selama ini.

Penggemar Li Shu masih belum mengeluarkan suara mereka akibat idola mereka sendiri yang masih memilih untuk menarik diri dari perselisihan. Para penggemar kulit hitam itu langsung menganggap bahwa Li Shu takut dan pengecut, tanpa sadar mengakui perbuatan yang dituduhkan padanya.

Jauh berbeda dengan situasi keluarga Bai yang dianggap santai menangani masalah anggota keluarga mereka, Li Shu. Dia dan Bai Yu mengadakan pertemuan santai dengan Du Huailan sesuai janjinya. Pria itu datang ke vila mereka, berkunjung dengan sebuah buket besar bunga.

Dalam pesan teks Du Huailan, Bai Muchen mengirimkannya pesan. "Kamu tidak sedang berusaha merebut istriku, kan?" Lihat dari situasinya, saat ini ada banyak orang yang berlomba-lomba mengambil hati Bai Jia terutama istrinya yang cantik.

"Jangan beraninya." Pria itu membalas dengan ringan, kemudian mengalihkan pandangannya untuk mengobrol bersama Li Shu.

Muncul gagasan untuk membantu pemuda ini menyelesaikan masalahnya, tetapi ia dengan halus di tolak.

"Presiden Du jangan khawatir. Aku yakin Tuan Bai mampu menyelesaikan masalah ini."

Terkait dengan kata-kata keluarganya yang seakan memojokkan menjadikan sosok anak yang tidak tahu balas budi, Li Shu masih enggan berkomentar. Keraguan muncul di hatinya tentang seberapa penting kehadirannya dalam keluarga ini, bisakah dia menjadi begitu tak berharga di mata mereka?

Du Huailan banyak bertanya tentang kehidupan masa lalu Li Shu, terutama masa kecilnya.

"Presiden Du bertanya, aku sendiri bahkan sedikit lupa tentang itu. Aku pernah mengalami demam tinggi saat itu, jadi ingatanku menjadi samar sejak saat itu." Dia juga belum pernah pergi ke rumah sakit, tetapi dukun di desa mengatakan bahwa fenomena itu biasa.

Du Huailan mau tak mau terdiam mendengar semua pengakuan Li Shu. Meski agak janggal, namun dia masih bisa mengambil poin-poin kunci dari peristiwa masa lalu Li Shu. Hanya tersisa untuk melakukan pengujian, dan jika itu memang terbukti nyata, maka ini akan menjelaskan semuanya.

Akhirnya, akankah dia berhasil mengejar satu-satunya mataharinya yang tersisa, adiknya.

Dibawah ekstasi ketidaksabaran dan keraguan pikiran Du Huailan melambat. Bagaimana cara untuk mendapatkan sampel? Apakah secara langsung, tapi, apakah ini tidak akan membuat pemuda ini menjadi resisten dan curiga? Pasalnya mereka baru saja bertemu, dan mustahil untuk mendapatkan kepercayaan mutlak secara langsung.Yang ada, orang menjadi jijik.