•> 0.04 [Him]

61 6 0
                                    

▫️🍁▪️

"Di sini aja P'." Ucap Mesa sembari melihat sebuah toko buku yang sering di kunjunginya. Mix pun menepikan mobilnya.

"Hari ini pulang jam berapa? Nanti P' bilang ke papa buat jemput kamu dan Chimon." Mix menatap Mesa yang sedang berfikir.

"Jam tiga kayak biasanya, P'. Tapi hari ini Mesa punya kelas tambahan bahasa Inggris."

"Jam berapa selesainya?" Tanyanya lagi.

"Jam lima mungkin. P'Mix bilang ke papa buat jemput P'Chimon aja, ntar nong pulang bareng P'Win." Putus Mesa.

"Yaudah iya." Mix mengusap rambut adiknya dengan lembut.

"Mesa pergi dulu. Hati-hati di jalan P'!" Ingatnya, sang kakak hanya mengangguk lalu mengamati Mesa sampai gadis itu memasuki toko buku.

Trining~

Lonceng yang berada di atas pintu toko buku tersebut berbunyi saat Mesa membukanya. Salah satu karyawan di bagian kasir tersenyum ramah pada Mesa.

"Selamat datang." Sambutnya. Mesa membalasnya dengan memberikan 'wai'.

Kedua kakinya berjalan menyusuri rak-rak buku novel. Ia mencari buku yang bertemakan horor romantis. Ada beberapa buku yang menjadi kandidat untuk ia beli dan membacanya nanti di rumah.

"Buku-buku tersebut memiliki sample nya nona. Jika ingin membaca di sini untuk sementara silahkan ambil sample nya dan duduklah di ruangan membaca." Sahut seorang karyawan dari belakangnya. Mesa pun berterima kasih padanya kemudian pergi mengambil salah satu sample dari 3 buku yang ia pegang.

Mesa senang ia bisa membaca terlebih dahulu ketiga buku tersebut sebelum memilih untuk membeli. Dalam ruangan membaca Mesa duduk di bagian pojok. Ada cukup banyak orang yang sedang membaca ternyata.

Mesa membuka sample buku bertema horor-romantis berjudul 'The Obsession', kemudian membacanya dengan tenang.

"Permisi saya mau duduk di sini apa boleh?" Tanya seorang lelaki. Mesa mendongakkan kepalanya melihat ke arahnya. Lelaki itu memakai seragam yang sama dengannya.

"Oh silahkan phi." Izin Mesa.

"Loh? Anak Akeanan juga ya?" Lelaki itu menunjuk Mesa dengan sedikit terkejut. Mesa tersenyum lalu mengangguk.

"Phi kelas berapa?"

"Sebelas." Jawabnya singkat namun masih tetap dengan senyumannya.

"Nama ku Mesa, kelas sepuluh. Salam kenal P'...?"

"Kanaphan Puitrakul, panggil aja First. Salam kenal juga ya, nong Mesa." Ujarnya. "Apa sebelumnya kita udah saling kenal? Nama mu kek familiar gitu." Sambung First.

"Phi kenal dengan Chimon Adulkittiporn?" Tanya Mesa, First mengangguk.

"Temen satu kelas. Thammai? Kamu suka sama dia ya?" Goda First. Rasanya Mesa ingin tertawa mendengarnya.

"Mai chai phi. Perkenalkan nama lengkap ku Mesa Wathanat Adulkittiporn. P'Chimon adalah kakak ku, hehe!" First cengo melihat Mesa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Oh lo yang namanya Mesa?!" Histerisnya. Untung saja tidak berteriak.

"Anjay langsung make lo-gue." Batin Mesa dengan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan First.

"Wah wah.. Beneran cantik rupanya. Gue tebak lu anak kutu buku, yang sering diem di kelas terus... Introvert! Ya kan? Gue gak pernah liat lu soalnya." Tebaknya dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Enggak gitu juga sih phi. Aku sering keluar kelas kok, justru aku yang gak pernah liat phi di penjuru sekolah. P'Chimon aja gak pernah nyebut nama phi kalo lagi bicara soal temen-temennya." Wajah First berubah menjadi masam.

▪️ BLOOM <3▫️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang