•> 0.09 [Memories]

47 7 0
                                    

▫️🍁▪️


23.30 pm (Bangkok)

"Uih dingiinn!" Seru Off seraya membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"Papii keringkan rambut mu dulu!" Kesal Gun karena bantal dan selimut mereka menjadi basah akibat rambut Off yang tidak dikeringkan.

"Mai aow!"

"Ck! Ini bantal sama selimutnya jadi basaaahh, papii!" Omel Gun.

"Oke oke.. tapi kau yang keringkan. Na? Na na na?" Pintanya seraya bergelayut manja pada lengan pasangan sehidup semati nya itu.

"Oih! Yasudah sini cepat!" Gun beranjak dari dudukannya di tempat tidur dan pergi mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambut Off.

Seusai dicolok kabel hair dryer pada stop kontak di samping lemari kecil dekat tempat tidur, Gun pun mulai mengeringkan rambut sang suami dengan telaten.

Untuk sesaat senyumnya mengembang mencium aroma buah-buahan dari rambut Off.

"Papii," Panggilnya masih dengan senyuman yang merekah walaupun Off tak bisa melihatnya karena sedang membelakangi Gun. "Kau pakai shampoo yang mana?" Tanyanya.

"Shampoo mu lah. Punyaku sudah habis dan punya mu masih ada dua botol, jadi ku pakai saja." Jawabnya dengan enteng.

"Seingat Gun, papii tidak suka memakai shampoo aroma buah-buahan." Sindirnya membuat Off berdecak kesal.

"Itu dulu, sekarang suka."

"Ohooo... Suka apanya? Shampoo nya atau yang make?" Godanya.

"Gun, kau mau ku terjang lagi, hm?" Bukannya menjawab, Off malah balik bertanya seraya menoleh sedikit pada Gun dengan seringaian seolah-olah ingin menerkam Gun hidup-hidup.

Dengan cepat Gun menoyor kepala Off yang suka sekali berpikiran negatif. "Gun masih cape. Papi kalo main gak tau waktu." Gerutunya dengan bibirnya yang sedikit mengerucut.

"Salahkan lubang mu yang terlalu nikmat." Frontalnya.

Pipi Gun memerah akibat perkataan Off yang terlanjur frontal. "Ah sudahlah!" Gun mematikan hair dryer nya dan mencabut colokan kabel dari stop kontak dan menyimpan benda itu pada tempat semulanya.

"A a aaa~ pipinya merah, pipinya meraahh!" Ejek Off. Gun tak memusingkan ucapan Off lagi dan memilih menelusupkan dirinya ke dalam selimut mencoba mencari kehangatan di dalam sana seraya menyembunyikan pipinya yang memerah karena sang suami.

Off tertawa melihat tingkah Gun yang tak pernah berubah sejak dulu. Orang yang mati-matian mengejar dirinya dan membuat keadaan berbanding balik menjadi Off yang sangat mencintai Gun sampai saat ini dan sampai akhir hayat mereka menjemput nanti.

Tiba-tiba saja suara gemuruh dari langit menandakan akan hujan terdengar sangat kuat. Off melihat ke arah jendela kamarnya yang perlahan-lahan diterjang air hujan dengan derasnya.

Dengan inisiatif sendiri, Off beranjak menutup kain gorden yang tadinya masih terbuka lebar menampilkan bintang dan bulan yang menerangi langit malam dengan indah. Saat dirinya berbalik, Gun sedang mengintip dari balik selimut yang hanya menampilkan wajahnya sebatas ujung hidungnya.

"Hujan deras ya?" Tanyanya membuat Off mengangguk. "Perasaan ramalan cuaca hari ini bilang gak akan hujan."

"Ramalan cuaca pun terkadang bisa keliru, baby." Ucap Off. Dia sudah duduk di tempat tidur lagi di samping Gun. Tangannya tak bisa diam jika Gun berada di sekitarnya. Dielusnya rambut halus Gun ber-aroma kan buah-buahan dari shampoo yang sering dia pakai sampai Off pada akhirnya ikut menyukai wangi shampoo tersebut.

▪️ BLOOM <3▫️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang