•> 0.07 [I'm just...]

45 4 0
                                    

▪️🍁▪️


Di saat pagi hari menyapa, sinar mata hari menerangi sebuah ruangan melalui cela-cela tirai yang menghalangi jendela.

Mix, dia terbangun akibat jam weker nya berbunyi dengan nyaring, menandakan jika sudah saatnya pria itu bangun.

Mix membuka matanya lalu meregangkan badannya dalam posisi masih rebahan di tempat tidur, sebelum ia duduk untuk mengumpulkan sisa kesadarannya yang masih melayang.

Setelah kesadarannya sudah terkumpul walau belum sepenuhnya, kedua tukainya melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap ke kampus.

"Nong! Bangun udah pagi ini!" Mix menarik-narik kecil kaki Mesa, membuat sang adik menggeliat dalam tidurnya.

"Hmmh! Iya iya nong bangun.."

-

-

-

"Pagi!" Sapa Mesa dan Mix bersamaan.

"Loh? Kok udah siap-siap aja Mix? Kelas pagi juga?" Tanya sang papi heran.

"Bukannya hari ini kelas phi dimulai jam setengah sebelas nanti?" Heran Win.

"Sebenarnya gitu tapi di ubah ke jam delapan kelasnya mulai. Biasalah, jadwal dadakan dari dosen." Mix menghembuskan napasnya kesal. Bagaimana tidak kesal? Jika dia tidak terbangun jam 3 pagi untuk minum dan melihat media sosialnya untuk beberapa menit sebelum kembali tidur lagi, pasti dia tak akan melihat jadwal dadakan yang diberikan dosen sialan yang selalu membuat jengkel banyak mahasiswa sampai beberapa mahasiswa pun menyimpan dendam padanya.

"Haduuhh, dasar dosen botaakk dosen botak." Sahut si bungsu sembari menggeleng-geleng pelan.

"Gak botak, cuman bolong tengah nong." Koreksi Mix.

"Sama aja botak." Belanya.

"Aelah, botak aja dipermasalahin. Aneh." Ucap Chimon.

Mix memutar kedua bola matanya dengan malas, lalu pikirannya melayang mengingatkannya pada suatu gambaran wajah sembari mengunyah sarapannya.

Entah mengapa, sejak pertama kali bertemu dengan orang yang kini tengah terbayangkan wajahnya, dia merasa ingin memiliki orang itu tanpa kurang suatu apapun.

Di mata dan hatinya orang itu sudah menyentuh perasaan yang tidak pernah Mix rasakan kehadirannya. Ya, itu semua sebelum Mix bertemu dengan orang itu.

Semuanya bermula ketika Mix ditantang oleh seorang ketua perploncoannya yang sedang memberikan perintah untuk mencari tau siapa pemilik biodata yang ia berikan pada Mix di kala ia masih berstatus mahasiswa baru.

Mix menerima selembar kertas berisikan biodata seseorang yang harus ia temukan dan mengkonfirmasikan kebenaran dan ketepatan pemilik biodata tersebut kepada ketua perploncoannya.

Dia membaca secara teliti biodata tersebut. Ciri-ciri orang yang harus ia temukan itu dihafalnya dengan sangat baik. Tak ada foto yang tersemat di kertas itu. Tentu saja tidak ada, karena kalau fotonya tertera dengan jelas di sana maka itu bukanlah sebuah tantangan.

Mix di beri waktu selama 3 hari untuk menemukan si pemilik biodata tersebut. Sedangkan teman-temannya yang lain diberikan waktu 5 hari. Betapa tidak adilnya si ketua itu. Memangnya Mix punya salah apa dengannya hingga memberikan waktu sesingkat itu untuk menemukan seseorang yang tak dikenalnya?

Tapi pada akhirnya Mix tidak bisa protes karena tak ingin mendapatkan hukuman. Dia berusaha semaksimal mungkin dan membagi waktunya untuk mencari si pemilik biodata itu.

▪️ BLOOM <3▫️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang