•> 0.25 [Tunangan]

53 4 0
                                    


▪️🍁▪️



"Win.."

Si pemilik nama menoleh ke arah pintu.

"Pulang lah ini sudah malam, bukannya besok kau ada kelas pagi?"

Win terdiam melihat ke arah Earth yang memasuki kamar inap Mix dan meletakan bingkisan buah di atas nakas.

"Kalo aku tidur di sini.. tidak apa kan phi?" Win bertanya sedikit ragu.

Dan benar saja dugaannya. Earth menggeleng dengan tampang galak. "Mai dai nong. Malam ini phi akan menjaga Mix dan kau harus pulang!" Tegasnya.

Mau tidak mau Win mengangguk. Dia beranjak dari tempat duduk, mengambil tasnya di atas sofa lalu berpamitan pada Earth sebelum keluar dari kamar.

Langkah gongtai Win mengarahkan raganya untuk duduk di kursi taman rumah sakit. Dia sangat enggan untuk pulang. Matanya sembab dan bisa di pastikan Earth menyuruhnya untuk pulang karena melihatnya menangis di samping Mix beberapa menit sebelum pria tan itu memanggil namanya.

Jujur saja dalam lubuk hati Win yang paling dalam dia merindukan lelaki yang dia cintai. Siapa lagi kalau bukan Bright?

Iya, pria yang selalu mengikutinya kemanapun dan mengintainya seperti intel selama beberapa minggu belakangan ini.

Dia ingin berbaikan dengan Bright. Dia sudah memaafkan lelaki tampan itu karena akhirnya dia tau apa yang dia saksikan pada ruangan loker tersebut hanyalah kesalahpahaman.

Perempuan bernama Cherry itu menemuinya beberapa hari yang lalu ketika tidak sengaja melakukan kontak mata saat sedang memesan makanan pada sebuah rumah makan cepat saji.

Dia menjelaskan segalanya secara terperinci. Win menyesal telah marah pada Bright, namun di sisi lain juga dia kesal karena perempuan itu memaksa Bright menjadi kekasihnya walau hanya pura-pura.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Win kepalang gengsi untuk berbicara pada Bright mengingat dia mengatai pria tampan tersebut dengan sebutan pria brengsek. Dia terlalu malu sampai membuang banyak waktu.

Niat hati kemarin hari ingin menghampiri Bright di fakultas lelaki itu, Win malah menyaksikan secara diam diam bahwa Bright sedang mendengar penuturan kata seorang mahasiswi fakultas kedokteran semester tiga yang menyatakan perasaannya.

Awalnya Win tidak mengalami gejala patah hati, namun saat gadis itu mengucapkan kalimat...

"Kalau phi terima cintaku, phi ambil bunga mawar ini. Kalau phi menolakku, maka tolak lah."

Dan setelah kalimat itu Bright dengan tampang polos menerima bunga tersebut membuat si gadis memekik senang.

Semenjak saat itulah dari kemarin Win selalu menghabiskan seluruh waktunya untuk menemani Mix. Sebenarnya bukan menemani, tapi membuka sesi curhatan hati walau kakaknya tidak bisa memberikan solusi seperti dahulu.

Kemarin dia ingin menginap di rumah sakit karena terlalu malas untuk pulang. Dia sudah mencoba mengusir Earth seperti beberapakali ia coba, namun lelaki kekar itu sudah kebal ternyata. Seperti tadi contohnya, dia melarang Win untuk menginap lagi seperti kemarin-kemarin.

Win menundukkan kepalanya menatap ujung sepatunya. Pikirannya berputar putar tentang keadaan Bright.

"Apa dia bahagia sekarang?"

"Pacarnya cantik, ridak mungkin dia sedih." Sekali lagi air matanya luruh begitu saja membasahi pipi, menambah kesan merah sembab pada matanya

"Maafkan aku na P'Bai. Semoga phi bahagia."

▪️ BLOOM <3▫️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang