•> 0.28 [Dari silsilah yang sama]

39 4 0
                                    

▪️🍁▪️

"Pa, ayo makan dulu entar sakit lagi." Mix menyodorkan semangkuk bubur ayam untuk papanya yang berdiam diri dengan wajah pucatnya.

Terhitung lima hari dari hari pertengkaran kedua orangtua mereka itu. Off terlihat santai dan menjalani kehidupan sehari-harinya dengan tidak ada beban. Sedangkan Gun? Pria kecil itu nampak tidak baik-baik saja.

Dari empat hari yang lalu Gun berangkat ke kantor di antarkan Win atau Mix. Off tidak pernah menyapanya, Off bahkan seperti hidup sendirian di rumah besar ini. Anak-anaknya pun sampai tidak ia tanggapi.

Jujur saja anak-anak mereka penasaran setengah mati, ada apa dengan keduanya? Apalagi ditambah sifat mengesalkan dari papi mereka, mereka sampai tidak senang jika berhadapan langsung dengan Off.

Gun benar-benar seperti mayat hidup. Dia tidak tidur di kamarnya bersama Off. Namun dia tidur bersama anak perempuannya. Ketiga saudara laki-laki itu sepakat agar Gun tidur bersama Mesa, setidaknya gadis itu tau cara menenangkan papa mereka dan berharap juga jika dia bisa membujuk Gun untuk bicara tentang segala hal yang terjadi.

Hari ini masih sama, Gun tetap diam walaupun sudah mau disuapi untuk makan. Kantung matanya juga sedikit demi sedikit sudah mulai memudar karena Mesa akhirnya bisa menenangkan pikiran Gun lalu membuat papanya itu tidur dengan tenang tanpa kerisauan.

"Nong kamu cuci piring ya?" Mesa mengangguk dengan pertanyaan Win.

"Papa udah selesai? Istirahat dulu aja ya jangan ke kantor, pa." Ucap Mix khawatir. Gun menggeleng tanda menolak. Dia mengambil tas jinjing kantorannya lalu pergi ke garasi untuk masuk ke dalam mobil Mix.

Keempat anaknya tidak setuju dengan Gun menyetir mobilnya sendiri. Lihat, hanya di rumah saja sudah seperti orang kehilangan jiwa, bagaimana jika nanti berada di jalan raya? Anak-anaknya tidak bisa membayangkan hal itu. Terlalu menyeramkan.

Mix akhirnya pamit mengantarkan papanya ke kantor sekaligus pergi kondo Prem untuk mengambil kertas penelitiannya yang tertinggal.

Hari ini Win hanya ada kelas siang jadi dia bisa lebih santai walaupun bisa dipastikan sebentar lagi Bright akan muncul di ruang tamu untuk membucin bersama sang kekasih.

Seusai membereskan meja makan dan membersihkan ruang tamu dan ruang keluarga, akhirnya Mesa pergi ke wastafel untuk mengerjakan tugas akhir nya yaitu mencuci piring.

Chimon membawa gelas kotornya ke wastafel. Mesa menerimanya dengan senyuman lalu lanjut mencuci piring. Gadis itu pikir kakaknya akan pergi namun sepertinya tidak.

Chimon kini duduk di atas pantry di sebelah kiri Mesa. Dia menatap adiknya dalam.

"Kamu sakit ya?" Celetuknya. Mesa mengerutkan dahinya bingung.

"Nggak, bukannya phi yang sakit ya?" Tanyanya balik melihat wajah Chimon yang sudah lebih baik dari kemarin-kemarin saat demam.

"Habisnya lo aneh sih.."

Mesa menaikan sebelah alisnya. "Aneh? Aneh gimana?" Tanyanya balik.

"Gak tau, tapi setelah phi ingat-ingat, lo emang aneh akhir-akhir ini." Ucapnya.

"Gak tuh, nong gak kenapa-napa. Aneh gimana sih?"

Chimon kini menatap lekat adiknya. Entah mengapa Mesa merasa sedikit tertekan dengan tatapan Chimon itu.

"Tidur di kamar lain, sering ngilang, jadi lebih pendiam, sebelum libur kamu ke sekolah lebih awal, makan pun kamu sering misah, pas papa tidur sekamar sama kamu, kamu lebih sering ke labnya P'Mix di basement, baliknya pas mau makan malam sama tidur aja, nong. Gimana kita bertiga gak ngerasa aneh sama kamu?" Itu bukan Chimon yang menjawab, tapi Win.

▪️ BLOOM <3▫️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang