Pria berpipi cubby

2.6K 135 5
                                    

"mati kau bajingan" pukulan demi pukulan dilayang kan lima orang pemuda pada seorang lelaki berkulit pucat dengan rambut hitam legam. Tubuhnya ringkih dengan banyak luka lebam disekujur tubuhnya. Baju yang kotor oleh debu dan kotoran, terlihat begitu mengenaskan.

"Sudah mari kita tinggal gelandangan ini. Ah, sial sekali kita hari ini tidak dapat mangsa malah ketemu gelandangan. Bikin kesal saja" salah satu dari mereka beranjak pergi setelah memberikan satu tendang diperut membuat pria malang tersebut muntah darah dengan ringisan yang dalam.

"Ayo pergi" salah satu mereka mulai melanjutkan perjalanan diikuti oleh ke empat temannya. Mungkin dia adalah ketua geng anak berandalan tersebut. Ya, mereka adalah para preman yang sering menjambret para pejalan kaki yang kebetulan sedang sendirian. Dan pria malang itu sial sekali bertemu mereka.

Suara gelak tawa dan gerutuan sumpah serapah mereka kian menghilang seiring langkah mereka yang kian jauh. Hujan turun dengan begitu deras seolah tak cukup luka ditubuh sang korban sebelum diguyur air yang terasa seperti jarum jatuh diatas luka yang tertinggal.

Mata namja pucat itu kian memburam, luka ditubuhnya dan dehidrasi menyebabkan tubuhnya kian melemah. Dengan tubuh kurus kering bentuk nyata kurangnya mendapatkan makanan.

"Apa aku akan mati dengan keadaan seperti ini" bisiknya pelan diantara suara hujan. Matanya kian berat, samar dia melihat cahaya sebelum matanya benar-benar lelah untuk terus terjaga.

.
.
.
.
"Bagaimana kalau dia tidak bangun" samar suara orang berbicara terdengar oleh rungunya.

"Tenanglah Jimin, dia pasti akan bangun. Bukan kah dokter pribadimu sendiri yang mengobatinya?" Kim taehyung mencoba meyakinkan sahabatnya.

"aku dimana?" Namja itu sepenuhnya tersadar dari kematian yang hampir menjemputnya. Hal yang pertama kali di tangkap oleh matanya adalah wajah manis beriring cantik, dengan mata yang indah bagai telaga yang jernih. Bibir plum yang menggoda dan pipi cubby yang terlihat begitu kenyal. Heol, apa dia baru saja melihat malaikat? Apa kematian benar-benar mengunjungi nya.

"Ahh...untunglah kau sudah sadar. Ku pikir kau akan mati mengingat begitu banyak luka ditubuhmu" namja berpipi cubby itu mendesah lega.

Namun namja pucat itu hanya menatap datar wajah bulat yang sedang mengoceh itu. Dalam benaknya siapa dia? Kenapa aku disini? Ruangan putih bergradiasi biru lembut yang indah. Kalau ini kamar ini adalah kamar terluas yang pernah dia lihat. Ya, memang dia yang biasa hidup dijalan bagaimana mungkin menemukan kamar seindah ini, dengan lampu kristal besar ditengah ruangan. Lengkap dengan sofa berwarna grey dan tv besar didepannya. Kasur yang empuk dan besar, dengan bedcover tebal menghiasinya.

"Ah, bajumu terpaksa kami buang. Itu sudah sobek dan kotor. Jadi, kami menggantikannya dengan yang lebih nyaman. Ah, tenang saja tadi maidku yang menggantikannya. Jangan cemas maid ku namja yang menggantikannya" pria berpipi cubby itu terus mengoceh ketika dilihat namja dengan tatapan datar itu seolah bertanya dimana bajunya.

"Kenapa kau diam saja" namja cubby itu mencebikkan bibirnya lucu. Si pucat Hanya tertegun menatapnya. Dalam hati dia bertanya kenapa di lucu sekali?

"Ah, kau pasti lapar. Aku akan menanyaimu lagi setelah kau makan. Kondisimu sangat buruk kemarin, ku bahkan menghabiskan tiga kantong infus untuk bisa sadar. " Dia menoleh untuk mengambil bubur yang baru saja dibawakan. Lelaki itu menatap pria disebelah namja berpipi cubby itu.

"Hm, ini temanku. Namanya Kim taehyung" si cerewet itu melihat arah mata pasiennya.

"Sekarang buka mulutmu, kau harus makan". Laki-laki itu menatap sekilas bubur yang disodorkan ke mulutnya. Dia lapar, tapi bubur adalah sesuatu yang tidak di sukai nya. Apalagi dia tidak bisa percaya begitu saja pada sembarang orang. Bagaimana kalau di bubur itu ada racunnya? Tidak ada yang gratis di dunia ini.

"Kau tidak mau? Ini enak Lo, ayo makan" suara halus tersebut membuyarkan lamunannya. Mata sehitam arangnya bertemu dengan mata membius pemiliknya. Namja pucat itu seolah merasa bahwa dia harus mengikuti apapun yang dikatakan oleh namja manis itu. Perlahan seperti terhipnotis dia membuka mulutnya.

"Bagus, kau memang harus jadi anak yang baik" namja manis itu berujar lagi sambil terus menyuapinya.

Namja pucat itu mendengus geli mendengar nya. Anak baik? Yang benar saja, tapi kenapa juga dia jadi seperti tawanan disini? Yang mengikuti apapun perintahnya. Apa dia baru saja di hipnotis? Pikirannya terus menanyakan banyak hal, namun tak satupun yang keluar dari bilah bibir tipisnya.

"Cah, ini suapan terakhir. Ah, kau memang anak yang pintar. Padahal biasanya aku kalau sakit tidak mau memakan bubur ini. Tidak enak." Namja manis itu tersenyum dengan cantiknya. Seperti ada bulan sabit dimatanya. Tenggelam dalam pipi cubby nya. Ah, namja pucat itu serasa di hipnotis kembali. Untung saja wajah datarnya menyelamatkan nya dari segalanya. Sedangkan temannya yang bernama taehyung taehyung itu hanya menatap dua orang pria yang terlihat bicara satu arah tersebut.

"Karena kau sudah menghabiskan buburmu, dan sudah minum obat juga. Sekarang ayo berkenalan, nama ku Park Jimin. Sekarang kau ada dirumahku, lebih tepatnya di kamarku. Siapa namamu?"namja yang mengaku bernama Park Jimin itu mengulurkan tangan dengan jari-jari kecil nya.

"Min Yoongi" dua kata. Hanya itu yang terucap dari bilah bibirnya meski sebenarnya banyak kata yang ingin keluar dari mulutnya. Dengan ragu digapai nya tangan mungil yang terlihat sangat indah itu. Ah, dia terkejut sendiri dengan tangan sehalus bayi yang terasa pas digemgaman tangan besar dan kasarnya. Lagi-lagi wajah datar nya menyelamatkan nya dari banyak hal.

"Min Yoongi, hmm nama yang bagus. Berapa umurmu?" Park Jimin kembali menatap ingin tahu namja yang sekarang bersandar di kepala ranjangnya.

"25" dia mengalihkan pandangannya. Menatap lurus kedepan, tidak mau terhipnotis lagi oleh netra indah didepannya.

"Wahh...ternyata kau lebih tua dariku. Umurku baru 19 tahun, Baiklah aku akan memanggilmu Hyung mulai dari sekarang. Nah Tae Tae kenalkan namanya yoongi Hyung, berarti kau juga harus memanggilnya Hyung" park jimin terlihat seperti bertemu mainan baru. Begitu antusias.

"Taehyung" Kim taehyung mengulurkan tangannya sebentar untuk sekedar bersalaman. Dia sudah menyaksikan interaksi dua orang ini sedari tadi. Meski pada kenyataannya hanya Jimin yang bicara.

"Jimin, aku akan keluar sebentar. Appa park memanggilku. Akan ada yang menjagamu dari luar, kalau ada apa-apa teriak saja" taehyung mengusap kepala Jimin lembut sebelum meninggalkan ruangan itu.

"Aku kan bukan anak kecil lagi, kenapa dikamar ku sendiri aku harus dijaga. Huh, menyebalkan" Jimin mempoutkan bibirnya tanda kesal. Dan itu lagi-lagi membius min yoongi dalam diamnya. Melihat taehyung menyentuh Surai namja manis itu, membuatnya bertanya-tanya selembut apa rambut halusnya? Itu terlihat sangat lembut dan wangi. Bahkan seluruh ruangan ini seperti wangi dirinya. Manis dan memabukkan.

"Aku sudah sembuh, biarkan aku pergi" min yoongi tidak mau terlena dalam kesenangan yang semu. Lama bersama namja bersurai cotton candy ini bisa membuatnya jadi manusia yang serakah.

"Tidak bisa, kau belum sehat. Ayo kembali tidur. Aku akan datang lagi nanti untuk mengobrol denganmu. Sekarang istirahatlah. Aku akan keluar" sejenak tangan mungil nan halus itu lagi-lagi bersentuhan dengan lengan kasar min yoongi. Membuatnya seperti di hipnotis lagi, seolah apa yang dikatakan pria gulali ini adalah hal mutlak yang harus dia lakukan. Bibir nya kelu, tidak ada tenaga untuk protes.

"Orangku akan berjaga didepan pintu. Kalau ada apa-apa panggil saja" Jimin mulai melangkah pelan menuju pintu. Tersenyum sebentar lalu hilang dari penglihatan. Tak ada yang bisa di lakukan min yoongi, selain kembali terlelap sambil menghirup aroma memabukkan yang tertinggal diseluruh ruangan ini.

...,.....

*Akhirnya aku bikin ff ini, huhuhu....ampuni aku ya Rabby🤧

Tikus Penakluk Beruang (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang