langkah menuju kegelapan

1.3K 117 8
                                    

Jimin duduk ditepi ranjang, memperhatikan sosok yang sedang tertidur lelap. Melihatnya ketika sedang tidur seperti ini terlihat begitu damai. Seperti malaikat kecil yang tengah tertidur, namun saat mata kecil seperti kucing itu terbuka muka datarnya menghilangkan sosok malaikat kecil yang tadi sempat terbayang oleh Park Jimin.

"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" Jimin menatap netra sehitam malam itu lembut.

"Terimakasih, aku sudah baik-baik saja. Kenapa kau menolongku? Kenapa tidak membiarkan aku mati saja?" Min yoongi bertanya dengan suara berat terkesan serak karena habis bangun tidur.

"Ternyata kau bisa banyak bicara juga ya, ku pikir kau akan bicara satu atau dua kata saja" Jimin terkekeh pelan. Membuat namja yang menatapnya terpaku pada senyum manis dan gigi rapi yang terlihat di antara bilah bibir plum yang merona.

"Aku tidak bisu, jawab pertanyaan ku" min yoongi mencoba menghentikan detak jantung abnormal nya dengan sedikit dengusan.

"Hm, kenapa ya? Kenapa aku membantumu? Aku juga tidak tau. Waktu itu hujan deras dan aku kebetulan lewat disana. Kebetulan juga aku melihat seseorang tergelatak dijalanan. Karena kebetulan aku sedang baik hati dan tidak sombong aku menyuruh supirku berhenti dan mengecek keadaanmu. Kebetulan kau terluka, kurus kering, dan terlihat mengenaskan aku kebetulan berniat membawamu pulang kerumahku. Karena kebetulan hatiku yang bagai malaikat ini tidak bisa melihat orang sekarat aku jadi tidak tega. Itulah ceritanya kenapa kau sampai ada disini" Jimin menatap sosok didepannya dengan senyum main-main. Jelas sekali dia sedang menggoda min yoongi dengan menambahkan begitu banyak kebetulan dalam setiap kalimatnya.

"Kau meledekku?" Min yoongi memicingkan matanya melihat Park Jimin yang sudah tertawa sekarang. Lagi-lagi tawanya menghentikan segala protesan yang sudah berada di ujung lidah min yoongi. Tawa yang terdengar lembut dan menenangkan. Kalau bisa min yoongi ingin menjadikan tawanya sebagai lagu pengantar tidur.

"Hehehhe...habisnya kau itu terlihat dingin sekali, irit bicara, tidak tersenyum sedikit pun. Apalagi tertawa" Park Jimin mempoutkan bibirnya lucu.

"Sekarang apa aku boleh pulang?" Sudah cukup rasanya min yoongi merepotkan sosok imut ini. Meski ada sedikit tidak rela tidak akan melihat senyum bulan sabit itu lagi, apalagi tawa indahnya. Tapi semuanya tidak tergambar sama sekali di wajah datarnya.

"Belum, appa ingin bertemu denganmu Hyung. Sebentar lagi dia akan datang" tak lama kemudian terdengar bunyi ketukan pintu. "Nah itu pasti appa" Jimin berdiri dengan riang.

"Appa aku rindu sekali, kenapa appa tidak menemuiku setelah pulang dari Norwegia?" Jimin bergelayut manja di pelukan appa park. Merajuk seperti tidak diberikan permen kesukaannya. Min yoongi diam-diam hanya menggigit pipi dalam nya gemas.

"Maaf, pekerjaan appa banyak sekali. Kau kan juga tau seberapa sibuknya appa" appa park mengusap lembut pipi anaknya lalu memeluknya erat. "Jadi dimana mainan kecilmu mochi?" Appa park menatap kearah tempat tidur.

"Ayo, yoongi Hyung sudah baikan" Jimin menarik tangan appanya tak sabaran. Percayalah hanya park Jimin seorang yang bisa semena-mena pada Park Chanyeol, ketua mafia dark side yang tak kenal belas kasihan kalau sudah pada mode mafia nya. Mendengar namanya saja orang-orang akan bertekuk lutut gemetaran karenanya.

"kau yang diselamatkan mochiku?" Ucapnya dingin, berbanding terbalik dengan raut dan nada bicaranya ketika bicara dengan park Jimin.

"Appa, jangan menakutinya" Jimin menghentakkan kakinya kesal melihat tingkah appanya yang hanya menarik nafas pelan.

"Baiklah, siapa namamu? Dimana keluargamu? Kenapa aku tidak menemukan jejak apapun tentangmu?" Appa park melihat curiga min yoongi yang sekarang kebingungan.

Tikus Penakluk Beruang (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang