Pulau yang hangat

657 77 4
                                    

Malam yang tenang, dan debur ombak yang memecah keheningan. Damai, dengan nyiur yang melambai di tiup angin malam. Sebuah pulau yang terlihat menghitam dari kejauhan. Berdiri di tengah lautan luas tak bertepi. Gagah, perkasa, tak terusik. Nyaman dengan kesendiriannya. Damai? Malam ini tidak begitu. Hanya di penuhi oleh gerutuan park Jimin akan bodohnya min yoongi menurutnya.

"Yakkk....kau tidak pernah liat orang bertahan hidup atau bagaimana Hyung? Kita bisa mati kedinginan kalau begini..!!" Omelan Jimin untuk yang kesekian kalinya.

"Memangnya kau bisa, coba lakukan sendiri sini..!!" Yoongi mulai ikutan jengkel. Hoel dari tadi dia di omeli terus oleh mochi kesayangannya ini. Untung sayang, untung cinta.

"Hehehe...maaf Hyung, habisnya kau sok-sok an dulu bilang mau mengajakku ke pulau terpencil. Tapi pas udah kesampaian kau begini? Tidak bisa apa-apa bahkan untuk menghidupkan api unggun saja kau tidak bisa". Jimin total cemberut. Merasa di tipu oleh rayuan manusia pucat ini.

"Hey, yang aku maksud ke pulau terpencil berdua denganmu bukan dalam keadaan begini. Ini mah namanya bertahan hidup di pulau antah berantah. Mana aku tau caranya sayang". Yoongi menarik nafas pelan. Ok, mereka sama-sama lelah, dingin dan butuh perapian. Tapi tidak memiliki apa-apa untuk menyalakan api. Apalagi kalau muncul binatang buas dari dalam hutan. Mereka bisa langsung mati kalau begini.

"Maaf, ayo lakukan bersama. Jangan bertengkar. Aku mencintaimu" Jimin dengan berani mengecup mesra bibir yoongi. Heol, bukankah Jimin curang? Padahal dari tadi dia yang selalu mengomel? Diberi kecupan lagi, bagaimana bisa dia marah balik pada Jimin kalau jiminnya begitu? Ada kata aku mencintaimu juga. Wajah yoongi total memerah sampai ketelinga.

"Berhenti tertawa sayang...!" Yoongi berdesis malu. Apalagi Jimin tidak berhenti tertawa melihat wajahnya yang merah. Terlihat di bawah cahaya bulan. Yoongi itu putih sekali, bahkan lebih putih dari Jimin. Jadi perubahan warna wajahnya akan terlihat dengan jelas bahkan di bawah cahaya temaram.

"Hahahaha....kau lucu sekali. Aigooo, kucingku" Jimin memeluk yoongi erat. Gemes sendiri.

Malam semakin larut, sedangkan angin dingin kian berhembus menyapa kulit mereka. Bahkan baju mereka yang sempat basah sudah hampir kering sekarang.

"Aku akan mengambil batu yang lebih besar, lalu kita takbrakkan kuat-kuat Hyung. Tolong Carikan aku daun kering disekitar sini ya" Jimin melepas pelukan mereka yang terasa hangat. Namun mereka butuh api, setidaknya berjaga-jaga dari penghuni pulau yang buas. Bisa jadi ada harimau dan binatang lainnya di pulau ini. Mereka berdua bisa celaka. Belum lagi mereka tidak makan apalagi minum saat ini.

Yoongi hanya mengangguk patuh, mengecup bibir Jimin pelan lalu beranjak dari pelukan hangat yang sebenarnya enggan dia lepas. Tapi dia juga tau, mereka butuh api.

Yoongi kebetulan menemukan daun kelapa yang jatuh dan kering kerontang. Mereka kemudian meletakkannya di tengah dan mulai memercikkan batu yang mereka pegang. Tangan Jimin sedikit kebas, tapi dia tidak berhenti sampai tangan dengan jari-jari panjang nan berurat itu mengambil alih batu dari tangannya.

"Tolong andalkan aku saja calon pengantinku" yoongi mengedip pelan pada Jimin. Jimin total tersipu malu saat kata pengantin muncul di bilah bibir yoongi.

"Aishh...Hyung bisakah kau serius?" Jimin memukul main-main tangan yoongi.

"Kau malu jiminie?" Yoongi malah makin menggoda Jimin. Menaik turunkan alisnya. Dan Jimin total salah tingkah.

Yoongi terbahak cukup keras, wajah Jimin yang malu bercampur kesal adalah wajah salah satu yang paling imut dari banyaknya ekspresi Jimin. Makanya dia suka Sekali membuat Jimin jengkel. Menggemaskan.

"Ok, ok, Hyung akan serius kali ini. Ah, terdampar dengan mu walau bagaimanapun keadaannya asal itu denganmu aku akan mensyukuri nya jiminie. Terimakasih sudah hadir di hidupku yang kelam" yoongi menatap Jimin tepat di mata. Menyalurkan betapa tulus dan besarnya cinta yang dia punya.

"Aku juga sangat berterimakasih karena yang terdampar denganku adalah Hyung. Bukan Jungkook atau taehyung. Karena kalau salah satu dari mereka itu pasti bencana "Jimin tertawa renyah. Memikirkan kemungkinan dia terdampar bukan dengan yoongi. Ah, padahal mereka sedang berada dalam masalah. Nyawa yang bisa kapan saja hilang, tapi bersama mereka tetap bisa menikmati segala keadaannya.

"Jangan sampai, kau hanya boleh melakukan apapun itu denganku..!!" Yoongi berucap tegas. Takut Sekali kalau yang terdampar dengan Jimin bukan dirinya.

"Posesif sekali tuan min". Jimin menjulurkan lidahnya main-main. Mencibir yoongi, lalu hanya gelak tawa mereka lah yang terdengar di tengah heningnya pesisir pantai pulau tersebut.

.....
"Kau sudah menemukannya hobi?" Namjoon memecah keheningan di antara mereka. Sekarang Mereke sedang berusaha mencari titik koordinat dimana kira-kira Jimin dan yoongi berada. Anak buah Namjoon sudah menyusuri lautan tapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaan mereka.

"Belum Joon, anting yang di pakai Jimin sebenarnya adalah GPS. Tapi sekarang anting itu Bahkan sudah di temukan anak buahmu di dasar Laut." Hoseok menarik nafas panjang. Dia sangat kawatir dengan jiminnya. Setelah Jungkook, dia adalah orang paling dekat dengan Jimin. Bahkan masalah keluarga nya dia orang kedua yang di beritahu Jimin. Adik tersayangnya yang tumbuh dengan kemalangan.

"Tenang Hyung, Jimin Hyung itu kuat. Dia tidak mungkin menyerah begini saja setelah sekian lama". Jungkook memeluk hoseok lembut. Seokjin mengusap air mata nya diam-diam. Bohong kalau dia tidak cemas, nyatanya dia harus meremat jantungnya setiap mengingat Jimin dalam bahaya. Atau membayangkan Jimin yang tidak akan kembali lagi pada mereka.

"Jungkook benar, yoongi Hyung pasti akan menjaganya" taehyung ikut menambahkan. Dia ingin percaya kali ini, percaya pada yoongi. Jiminnya akan selamat.

"Selagi kita mencari Jimin, ayo kita selesaikan yang bisa kita selesaikan" Namjoon menatap semua teman-temannya mantap. Mereka serantak mengepalkan tangan dengan wajah yang mengeras. Perang ini, baru saja di mulai.

......
"Yeyy.....yoongi Hyung hebat. Kalau begini ayo kita bersenang-senang disini. Kalau kita tidak bisa kembali, ayo bikin rumah dan masuk kedalam pulau untuk mencari makanan. Ah, seperti kehidupan di zaman batu. Ini fantastik hyunggg....!!!" Jimin berteriak riang sambil memeluk yoongi. Mengajak nya berputar-putar saat api pertama mereka akhirnya menyala. Butuh tenaga ekstra memang, apalagi mempertahankan percikan api sebelum menyala. Tapi sekarang mereka akan baik-baik saja.

"Hahaha....bukankah Hyung bilang kau akan aman bersamaku jiminie" yoongi balas memeluk erat tubuh Jimin. Membawanya berputar-putar di udara. Ah, bahkan di malam selarut ini sepasang manusia yang di mabuk asmara itupun tetap bisa tertawa selepas itu.

Perapian mereka sudah menyala terang. Wajah mereka membayang oleh api Unggun yang gemeletuk. Mereka duduk bersandar satu sama lain. Dengan Jimin berada di antara kami yoongi. Bersandar nyaman di dada bidangnya.

"Hyung ayo tidur, aku mengantuk sekali" Jimin berhisik lirih. Tapi yoongi masih bisa mendengarnya dengan baik. Bahkan getaran Suara Jimin bisa di rasakannya di telapak tangannya yang menggantung di leher Jimin.

"Ayo, tapi kita akan kedinginan meski tidur berpelukan" yoongi akhirnya bersuara setelah lama hening. Dia terlalu larut dengan kenyamanan pelukan dan tarian api unggun.

"Lepas saja bajunya Hyung, aku melihat hal itu di drama. Saat mereka kedinginan, tapi tidak ada apapun mereka tinggal berpelukan" Jimin berucap ragu. Dalam hati mati-matian menahan malu. Meski mereka pernah melakukannya tetap saja dia malu.

"Heyy, kau coba menggodaku jiminie? Kurasa melakukanya di alam terbuka dan di tepi pantai bukan lah ide yang buruk" yoongi makin mengeratkan pelukannya. Membenamkan kepalanya di ceruk leher Jimin dengan rakus. Hangat dan wangi.

"Isshh....Hyung, bukan itu maksudku" Jimin makin cemberut. Bibirnya semakin maju kedepan.

"Hahahaha....iya anak itikku. Aku juga sedang lelah. Bersyukurlah. Capek juga tadi siang kejar-kejaran." Yoongi membawa tubuh mereka rebah lebih dekat dengan api unggun. Membuka kemejanya dan membuatnya sebagai alas. Sedangkan Jimin lebih memilih mengeringkan bajunya di dekat perapian.

Malam ini, biarkan mereka tidur dengan nyenyak setelah hari yang panjang. Setelah nyawamu di buru seperti hewan ternak. Jimin makin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher yoongi. Menyamankan posisi, memeluk dengan sama eratnya. Tubuh mereka sekarang cukup hangat untuk tidur, entah karena hangatnya perapian atau karena kehangatan tubuh polos mereka masing-masing yang saling berhimpitan.

......
21 Agustus 2023

Tikus Penakluk Beruang (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang