Terdampar

633 76 6
                                    

Burung camar terbang di atas laut yang berkilauan. Awan-awan yang indah dengan dominasi langit biru. Angin menerpa cukup kuat menerbangkan helai demi helai rambut halus nan harum. Debur ombak dan kicauan bangau yang mencoba menangkap ikan. Tidak jauh dari Sana terdengar bunyi kawanan Lumba-lumba. Ah, hari yang indah kalau seandainya Jimin dan yoongi tidak sedang dalam pelarian.

Markas Jimin sudah rata dengan tanah. Memang Jimin sudah memasang bom setelah serangan pertama. Dia memang berniat mengubur para pengejarnya disana hidup-hidup. Meski dugaannya sedikit melenceng, lebih cepat dari perkiraan nya.

Motor boat itu melaju kencang dengan jimin yang memeluk erat pinggang yoongi dari belakang. Setelah susah payah keluar gedung Jimin berhasil melarikan diri bersama yoongi. Meski sempat hampir bertabrakan ketika kejar-kejaran di jalanan. Tapi berkat yoonji yang memiliki pengaruh terbesar mereka sekarang berada disini. Di tengah laut dengan beberapa orang yang mengejar mereka di belakang. Terlihat cukup banyak, setidaknya tiga puluh orang. Cukup bisa membuat mereka kalah telak kalau berurusan langsung. Sedangkan mereka hanya berdua, pengejar juga terlihat membawa revolver.

Dan ada juga yang membawa senjata api pistol buatan Israel bernama Desert Eagle ini memiliki kemampuan daya tembak yang luar biasa. Dimana jika pistol pada umumnya hanya bisa menembus sasaran, namun berbeda dengan pistol ini.

Desert Eagle mampu menembus target sekaligus membuat target hancur seketika. Sekalinya kena bisa di pastikan  akan mati atau sekarat.

Bunyi tembakan terdengar cukup nyaring di tengah laut yang bergelora. Jimin dan yoongi semakin menambah kecepatan, mereka harus segera mendapat bantuan. Tapi mereka sudah terlalu jauh ketengah laut, sudah tidak tercapai lagi oleh sinyal dan dia tidak memiliki alat komunikasi dengan anggotanya.

Seokjin dan yang lain sempat melarikan diri bersamaan dengan Jimin, namun mereka terpisah. Dan sekarang Jimin Benar-benar tidak tau keadaaan teman-teman nya. Tapi ini jepang, appanya tidak bisa seenaknya disini. Dia bersyukur ada yoonji yang bisa di andalkan. Yang akan menutup semua media dan akses agar tidak terpublik.

"Jiminnnn....."itu seokjin yang berteriak dari sebuah kapal pesiar yang sangat mewah dan elegan. Dengan warna putih gradiasi warna biru dan sedikit sentuhan pink. Khusus warna itu Jimin yakin itu kerjaannya seokjin.

"Jin hyuuunggg" Jimin melambai kuat sambil terus satu tangannya memeluk pinggang yoongi kuat.

"Jimin, hati-hati" ucap yoongi saat dirasa Jimin terlalu excited. Padahal nyawa mereka baru saja di ujung tanduk. Tapi sekarang dia bisa tenang. Anak buah Namjoon sekarang sudah saling tembak dengan tim pengejar.

"Jimin, yoongi pergilah dari sini. Biar kami yang mengurus mereka" Jimin sekarang sudah berada di dekat kapal. Namun mereka tidak turun hingga bicara dengan nada agak keras. Namjoon mengangguk mengiyakan ucapan seokjin. Apalagi saat dilihat musuh telah bertambah dua kali lipat.

"Tapi Hyung, kenapa aku harus kabur? Aku bis melawan mereka bersama kalian" Jimin protes, dia seperti pengecut rasanya.

"Jimin, seokjin Hyung benar. Bukan karena kita pengecut. Tapi kamu harus pulang ke Korea dengan selamat. Semuanya ada di Korea Jimin. Kalau kamu mati di sini semua pengorbanan mu selama ini akan sia-sia. Dan saat kamu mati, aku juga akan ikut mati. Apa kamu mau kita mati di laut dan jadi makanan ikan?" Yoongi mengoceh, entah ingin menenangkan atau mengejek. Membuat Jimin jengkel rasanya. Tapi ada benarnya, dia tidak boleh mati disini.

"Baiklah, kami pergi dulu Hyung" Jimin dan yoongi pun berlalu. Meninggalkan hiruk pikuk dan jerit kematian di belakang sana. Sekitar 2 km mereka pergi, dari arah timur terlihat gerombolan pengejar yang lain. Jadilah mereka kejar-kejaran lagi di laut yang justru menawarkan keindahan.

"Pegangan lebih erat Jim...!!" Yoongi berteriak cukup keras. Membawa boat mereka lebih kencang lagi. Sedangkan Jimin sesekali menembaki para pengejar.

Kejar-kejaran terus terjadi hingga Jimin dan yoongi bahkan sudah tidak tau berada dimana. Hanya lautan luas yang terlihat, sedangkan para pengejar hanya tinggal sekitar 10 orang lagi. Dan peluru jimin hanya sisa dua. Ini gawat. Sedangkan tembakan mereka harus di hindari sedemikian rupa. Disaat yang genting itulah bantuan dari yoonji datang.

Jimin dan yoongi kian melaju kencang, meninggalkan segala keributan yang ada di belakangnya. Mengejar matahari yang kian memerah di ufuk barat. Kali ini bahkan mereka melaju tanpa tujuan. Kalau begini apa mereka bisa kembali? Hanya ada lautan yang tak bertepi di sekitar mereka. Sedangkan langit kian memerah lalu berganti dengan hitam yang membayang.

Mereka terus berlayar, hingga tak terduga motor boat mereka menabrak benjolan kadang. Mereka sudah terlalu jauh masuk keluasnya lautan. Bintang sudah terlihat di langit sana. Indah. Tapi mereka terjebak dan hampir tenggelam. Ternyata mereka terdampar di sebuah pulau kecil yang tidak tercantum di peta manapun.

"Huk...huk..."Jimin batuk-batuk. Tidak ada bedanya dengan yoongi.

"Hah..hah...apa kita akan mati disini Hyung? Di pulau tak berpenghuni ini?" Jimin menatap naass pada pada motor boat mereka yang hancur. Bolong besar di bagian depannya. Karena hari sudah gelap mereka jadi tidak menyadari ada Pulau tak jauh dari mereka.

"Jimin, ayo bulan madu di sini saja" yoongi malah terkekeh dengan idenya.

"Yakk...kenapa malah berpikir kesana? Aku tau Hyung ingin mengajak ku kepulau tak berpenghuni tapi tidak dengan keadaan begini. Tanpa makanan, tanpa pakaian. Kita bisa mati disini Hyung. Apalagi kalau tidak ada yang menemukan kita" Jimin memukul main-main bahu yoongi. Pemikiran bodoh apa yang sedang di rencanakan kekasihnya itu? Huh, Jimin menarik nafas pelan.

"Bintangnya indah Jim, dulu aku tidak pernah membayangkan hal-hal seperti itu ada di dunia. Bintang, bulan, matahari, senja, dan kamu. Ya, Karena hadirmu di hidupku aku jadi sadar bahwa bumi ini ternyata seindah itu. Semesta seindah itu, aku bahkan sampai pernah mengagumi pelangi. Hal yang tak pernah jadi perhatianku selama ini sebelum mengenalmu. Setelah bertemu denganmu, entah kenapa semuanya jadi indah begini."yoongi terus menatap indah bintang gumintang di langit sana. Dengan hiasan bulan sabit yang cantik.

"Ah, bulan sabit ternyata memang seindah itu. Seperti matamu saat tersenyum" yoongi menoleh pada Jimin. Mereka masih betah berdiam diri sambil berbaring di atas pasir.

"Hyung, kau tidak di rasuki hantu pulau kan? Kenapa kau jadi romantis di saat begini....???" Jimin menatap balik netra yoongi. Meski diam-diam dia tersentuh dan Malu, tapi dia harus menghentikan yoongi agar pipi nya tidak bertambah merah. Dasar tidak tau tempat dan lihat situasi.

"Jiminie, kau mengejekku?" Yoongi menaikkan satu alisnya. Jimin hanya melongo, tidak tau apa yang akan di lakukan di pucat ini, hingga" rasakan iniiii.....!!!" Yoongi menggelitik Jimin dengan semangat.

"Ampun hahhahaha...hahaha...Hyung ampun...hahahhaha...yakkk...!!!!"Jimin berusah menghindar, tapi tangan jahil yoongi selalu mendapatkan nya.

"Hahhhh....ampun Hyung" Jimin menarik nafas terengah, air matanya sampai keluar karena tertawa. Yoongi sudah berhenti, tapi tidak dengan melihat Jimin yang sedang menenangkan diri.

"Kau memang lebih indah dari bulan Jimin" yoongi sekarang tepat mengunkung Jimin. Tanpa mereka sadari akibat dari acara gelitikan tadi.

Jimin terdiam, setelah sadar yoongi yang menatapnya Lamat. Mereka seakan tau apa yang di inginkan masing-masing. Bibir itu bertemu, menyalurkan rasa syukur dan cinta yang teramat dalam.

"Dingin Hyung, baju kita basah semua" Jimin memecah keheningan saat bibir keduanya terlepas. Setelah menyesuaikan pernafasan yang terengah Jimin mencoba duduk dengan bantuan yoongi. Jimin benar mereka basah kuyup. Kalau begini mereka bisa masuk angin.

.....
"BRAKKKK.....!!!BRENGSEKKK...!!! CARI MEREKA SAMPAI DAPAT...!!! DASAR TIDAK BERGUNA. MEMBUNUH TIKUS KECIL ITU SAJA KALIAN TIDAK BISA....!!! KELUARRR...!!!" bentakan itu terdengar nyaring. Tuan park benar-benar marah kali ini. Tangannya mengepal kuat. Bisa-bisanya Jimin hilang dan tidak tau keberadaannya.

Tuan park menatap hamparan kota yang sibuk dari kaca ruangannya. Ruangan yang sekarang sudah seperti kapal pecah. Dengan kertas-kertas yang beterbangan dan beberapa furnitur yang hancur berkeping-keping.

....
20 Agustus 2023

Tikus Penakluk Beruang (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang