Ara Tengah duduk seorang diri dibalkon kamarnya,ia baru saja keluar dari rumah sakit siang tadi dan sedang menjalani masa pemulihan. Tubuhnya sudah tidak begitu sakit,luka dibagian perutnya sudah mulai mengering namun masih harus diperban dan dibersihkan tiap sore hari.
Langit hari ini tampak cerah,warnanya biru terang dihiasi dengan gumpalan awan cantik yang indah. Ara menatap layar ponselnya,tak ada satupun notif dari kekasihnya. Bahkan Ara sudah pulang ke rumah pun Chika tak mengantarnya,entah alasan apa dibalik menjauhnya Chika.
Ara mulai teringat saat perdebatan mamanya mengenai Chika yang tidak boleh menemuinya lagi,apakah itu alasan Chika tak menghubunginya lagi?
Ara semakin berpikir bahwa melody telah mengancam chika untuk tidak berhubungan lagi dengannya,ia harus segera menemui Chika.
Ara mengenakan jaket kulit hitam kesukaanya,hanya dengan celana pants pendek dan rambut dibiarkan terurai ia akan menuju rumah Chika.
Sesampainya ditujuan,Ara segera memasuki kediaman rumah itu.
"Permisi.."
"Eh neng Ara,sini masuk" sapa asisten rumah Chika
"Mbo,Chika ada dirumah gak?"
"Ada neng,barusan banget pulang dari rumah sakit"
"Kalau om Arga belum pulang ke rumah ya?"
"Belum neng,masih harus menunggu masa pulih tapi tuan Arga sudah siuman"
"Kalau begitu saya boleh menemui Chika ke kamarnya?"
"Silahkan neng,mbo tinggal dulu ke dapur ya"
Ara segera menuju lantai atas ia mengetok pintu kamar Chika.
Tokk tokk
Sipemilik kamar membuka pintunya,ia terkejut dengan keberadaan seseorang diluar pintu kamarnya.
"Kak Chikaaa" araa ingin memeluk Chika namun gadis didepannya mencoba menghindar dengan menutup kembali pintu kamarnya.
"Aku sibuk Ra,lebih baik kamu pulang" teriaknya dari dalam kamar
"Sibuk apa kak,kenapa aku gak boleh masuk kamar kamu"
"Aku akan menemui pacar baru ku"
Degg
"Maksud kak Chika apa?"
"Sorry raa,aku udah gak sayang kamu"
"Kita gak bisa kayak gini,kamu harus jelasin semua kenapa kamu tiba-tiba menjauh kak chikaa" Ara masih berusaha mengetok pintu kamar Chika namun tak lagi terdengar suara sipemilik kamar
Sedangkan seorang gadis berambut pirang itu duduk meringkuk didalam kamar mandi,ia terpaksa bersikap kasar pada kekasihnya.
"Hiks..maapin aku Araa"
"Aku gak bisa sama kamu,kamu terlalu baik buat aku yang pembawa sial ini raa"
Chika terus menangis didalam kamar mandi,sedangkan Ara menunggu diluar rumah Chika berharap Chika akan menemuinya segera.
Telpon Ara terus berbunyi,panggilan itu berasal dari melody. Rupanya ibunya mengkhawatirkan keadaan anaknya yang tiba-tiba pergi itu.
Tak satupun pesan atau panggilan yang dibalas olehnya,ia mencoba menghubungi Chika untuk saat ini.
Malam sudah tiba,Chika harus segera kembali ke rumah sakit untuk menjaga papanya,menggantikan posisi mamanya supaya bisa istirahat sejenak. Ia berharap jika Ara sudah pergi dari rumahnya,karena ini juga sudah malam jadi menurut Chika tidak mungkin Ara akan berdiam lama menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Of Buara
Roman pour AdolescentsNO DESCRIPTION, langsung tap aja baca OK! no real life YA!! sekedar cerita fiksi untuk memperkuat asa halusinasi semoga lekas sembuh dari patah hati✨ #GxG or F2F #dilarang move-on #chikara