Setelah menyelesaikan pekerjaan kantornya adel pulang dalam keadaan lega, karena dia bisa menginggalkan perkerjaannya untuk sementara.
Begitu juga dengan ashel, dia bisa cuti untuk beberapa waktu menenangkan pikiran dan mencoba melupakan kesakitan di masa lalu.
"Lahh gak ngapelin ashel?" Tanya papi gravio yang melihat adel melamun didepan ruang keluarga
"Emang harus yah pi?" Maksud adel kemarin dia kan baru bertemu ashel masa hari ini harus bertemu lagi
"Ga juga terserah kamu. Tapi menurut papi pendekatan itu penting. Apalagi kalian baru saling kenal, nanti setelah nikah kalian akan hidup berdua, jadi untuk membiasakan diri aja" kata gracio sambil membeli saham melalui laptopnya
"Yaudah deh adel kerumah ashel dulu yah" Adel menyadari bahwa omongan papinya ada benarnya juga
"Jangan lupa bellin martabak untuk camer, biar nambah lengket" senyum gravio yang sudah berpengalaman menakhlukan shani yang seperti es batu
Adel bergegas ganti pakaian, dan meluncur kerumah ashel, membelikan martabak seperti saran papinya.
Dia bahkan tak mengabari ashel bahwa dia akan kerumah, anggap saja ini kejutan.
Benar saja kedua orang tua ashel kaget saat melihat adel datang dan membawa martabak kacang kesukaan anin katanya.
"Ashel ada dikamar, panggil sendiri ya" kata anin yang mulutnya sudah penuh dengan sogokan adel
Sedangkan dheo hanya menggunakan bahasa isyarat karena mulutnya pun sudah penuh dengan martabak.
Saat didepan kamar ashel, adel mendengar suara tangisan yang samar samar. Diketuknya perlahan pintu kamar itu.
Ashel yang mengira ketukan itu berasal dari anin bergegas membuka pintu dan betapa kagetnya ashel melihat malah adel yang berdiri didepannya.
"Kenapa nangis?" Adel tersenyum agar ashel nyaman bersamanya
"Gapapa, masuk" jawab ashel mempersilahkan calonnya masuk kekamarnya
"Masa nangis ga ada sebab" kata adel yang sudah duduk di pinggiran kasur ashel
Pintu kamar ashel dibiarkan terbuka lebar agar mereka sama sama merasa nyaman.
"Gara gara ini ya?" Tanya adel yang melihat foto ashel bersama zee berada dikasur ashel
Ashel sedikit merasa bersalah bagimana bisa dia menangisi lelaki lain didepan calon suaminya. Padahal mereka akan menikah tinggal menghitung hari saja.
"Gapapa kok kalau kamu nangis karena dia, melupakan emang gak semudah itu. Tapi jangan sampai buat kamu lupa bahagiain diri kamu sendiri" ucap adel sambil menghapus air mata ashel
Awalnya hanya mengusap pipi gadis itu, tapi pandangannya malah berakhir kebibir ashel yang merah merekah seperti habis digigit sesuatu.
Adel tau jika dia mencium ashel sekarang itu bisa menjadi masalah karena mereka belum terikat apapun. Ashel bisa saja membenci adel selamanya.
Tapi bibir iti benar benar membuat adel berdiam memandanginya, saat perlahan bibir mereka hampir menyatu. Semuanya gagal saat papa dheo triak.
"Golllllll" triak dheo yang sedang nonton bola ditemani anin
Alhasil ashel dan adel menjadi salah tingkah karena ciuman yang gagal tadi, adel benar benar malu. Jangan jangan ashel berpikir bahwa dia pria tak beradab dan ashel akan membencinya.
Padahal dalam hatinya ashel juga menyayangkan ciuman yang gagal itu.
*Asik udah ada benih benih cupang nih ehe benih cinta ogeb
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Delshel)
FanfictionCinta adalah bentuk kumpulan perasaan yang tidak bisa kau duga. Jangan patok dirimu dalam rasa sakit yang berlebihan, maknai cinta untuk diri sendiri sampai itu cukup untuk kau bagi ke orang lain. Bagaimana mungkin mereka menikah padahal kurang dar...