4. an answer

3K 400 14
                                    

Setelah beberapa kali mengingat bayangan samar apa yang pernah terjadi padanya, Renjun sadar kalau yang muncul adalah semua yang berhubungan dengan Jaemin. Ia jadi mulai bertanya-tanya apa mungkin ia dan Jaemin adalah sepasang kekasih? Karena jika ditarik lagi ke belakang, dari mulai yang hadir begitu ia membuka mata, lalu menemaninya sampai Jaemin rela tidur di sofa rumah sakit. Kemudian orangtuanya yang memintanya memanggil panggilan yang sama seperti ia anak mereka, juga ia yang diperbolehkan tinggal disini dengan Jaemim yang tadi mengatakan juga kalau ia boleh masuk kamarnya jika ingin.

Semua itu begitu janggal jika ia dan Jaemin hanya seorang teman dan kenalan, semua yang ia terima terlalu berlebihan untuknya jika dirinya hanya orang asing di hidup Jaemin.

Matanya sekarang memperhatikan Jaemin yang baru keluar kamar setelah mengganti pakaiannya karena hoodienya terkena cipratan hujan. "Apa kita sepasang kekasih, Jaemin?"

Jaemin terlihat terkejut atas pertanyaan Renjun.

"Aku tadi mengingat lagi kalau aku pernah pergi di hari berhujan dengan kau yang membawakan payung untukku." Walau samar Renjun dapat menangkap dari sekelebat bayangan di ingatannya itu kalau perhatian yang ia terima saat itu lebih dari seorang teman.

"Kau mengingat apa lagi?" Tanya Jaemin.

Renjun menggelengkan kepalanya. "Hanya itu."

"Lusa kau mulai terapinya, mungkin itu akan membantu memulihkan ingatanmu lebih cepat. Dan kau bisa menemukan detail ingatanmu itu." Kata Jaemin dengan mata yang menatap Renjun sendu.

Apa Jaemin sedih karena ia hanya mengingat sebagian kecil dari cerita mereka? Karena disini hanya Jaemin yang mengingat tentang mereka?

"Jaemin, kau tak mau menjawab pertanyaanku tadi?" Maksud Renjun adalah tentang hubungan mereka yang sebenarnya itu apa.

"Kau bisa menemukan jawabannya sendiri dari ingatanmu nantinya." Ujar Jaemin.

Renjun pikir mungkin Jaemin ingin dirinya berusaha lebih keras mengingat tentang mereka, juga bisa dibilang seolah mendorong Renjun semakin cepat pulih dari hilangnya ingatan miliknya. Jaemin ingin Renjun cepat mengingat semuanya, seperti apa yang lelaki itu katakan tadi pagi.

"Kau tidak mau menceritakan beberapa hal tentang kesukaanmu atau apapun itu?" Renjun kali ini ingin mendengarkan soal hal yang berhubungan tentang Jaemin, siapa tau ingatannya bisa terpancing lagi.

Jaemin duduk di sofa panjang, Renjun ikut pindah kesana dan duduk tepat di sebelah Jaemin. "Ayo Jaemin, cerita apapun. Aku dengarkan."

"Aku menyukai..." Jaemin seolah bingung juga saat Renjun memintanya menceritakan soal dirinya sendiri, entah mungkin karena memang Jaemin tak terbiasa bercerita banyak jadi ia sedikit tak nyaman.

Lalu Renjun menaikan halisnya saat Jaemin justru menatapnya lama.

"Kalau sulit mengatakan kesukaanmu, apa saja terserah." Akhirnya Renjun mengalihkan topik pembicaraan begitu sadar kalau Jaemin kesulitan disana.

Jaemin mendengus sambil menunduk, menyembunyikan senyumnya? Entah, tapi itu yang dapat Renjun lihat.

"Kau bosan? Menonton televisi saja." Jaemin pun menyalakan televisi, dan tak menjawab apapun dari pertanyaan Renjun tadi. Juga tak menceritakan apapun soal dirinya.

"Aku akan tidur saja." Lirih Renjun, ia memilih pergi ke kamarnya setelah tak mendapat apapun dari Jaemin.

Tadinya ia pikir dengan mendengar cerita Jaemin ia bisa sedikit menemukan lagi kemiripan yang menarik ingatannya, karena sudah beberapa ingatannya mulai berdatangan saat ia bersama Jaemin. Siapa tau dengan mendengarkan Jaemin ia kembali mendapat beberapa potong ingatana lagi, tapi ternyata Jaemin tak mau berbagi cerita padanya. Jadi Renjun akan lebih baik tidur, berharap nanti ia memimpikan ingatannya sebelum kecelakaan itu terjadi.

Forgetting You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang