LIMA

1.7K 196 7
                                    

"Para pendengar. Anda semua pasti masih ingat Ms. Sarocha yg menulis surat ke acara kita dua hari yg lalu, bukan?"



Becca baru akan mematikan radio kecil yg ada di meja kerjanya dan pulang ketika mendengar kata-kata Krystal.



Ms. Sarocha?



Suara Krystal terdengar lagi.



"Saat itu Ms. Sarocha bercerita tentang gadis yg dia temui di bandara. Hari ini kami kembali mendapat surat dari Ms. Sarocha. Mungkinkah mengenai kelanjutan cerita itu? Akan saya bacakan suratnya."



Freen menulis surat ke radionya lagi? Becca mengangkat alis. Rasa penasarannya langsung terbit. Dia duduk kembali dan memperbesar volume radio.



"Aku bertemu dengan seorang gadis kemarin. Oh, sepertinya ini cerita yg lain."



Becca semakin tertarik dengan apa yg ditulis Freen kali ini. Sepertinya dia takkan pernah bisa berhenti merasa penasaran dengan Freen.



"Becca, ayo!" seru salah seorang rekan kerjanya yg sudah berjalan ke pintu, mengikuti beberapa orang lainnya.



"Kamu bilang mau ikut minum bersama."



Becca cepat-cepat menempelkan jari telunjuk di bibir dan melambai.



"Kalian duluan saja. Aku akan menyusul," katanya cepat, setengah mengusir.



Setelah rekan-rekannya keluar dan menutup pintu, Becca kembali memusatkan perhatian kepada radio kecilnya. Dia sudah tertinggal sepenggal kecil surat dari Freen.



"...berterima kasih pada kepada gadis yg kutemui kemarin. Dia sudah berbaik hati menemaniku ke museum, tapi aku malah membuatnya bosam setengah mati."



Alis Becca terangkat dan dia tidak bisa menahan diri untuk tersenyum. Apakah Freen sedang bercerita tentang dirinya?



"Walaupun dia tidak berkata apa-apa, tapi tanpa sadar aku menghitung berapa kali dia menguap selama di museum. Sebelas kali dalam dua jam."



Benarkah dia menguap sebelas kali? Becca mengerutkan kening dan berusaha mengingat-ingat. Sepertinya dia tidak menguap sesering itu. Dan Freen menghitung berapa kali dia menguap? Yg benar saja!



Sebenarnya saat itu Becca tidak benar-benar bosan. Dia hanya mengantuk karna kemarin dia terpaksa bangun pukul 09.30. Dalam kamusnya, matahari baru mulai terbit jam 10.00 di hari Minggu.



"Aku sudah mencatat dalam hati lain kali aku takkan mengajaknya ke museum lagi. Jadi sekarang aku ingin menghadiahkan sebuah lagu untuknya sebagai ucapan terimakasih karna sudah begitu sabar dan karna sudah menjadi teman mengobrol yg menyenangkan. Bisakah anda putarkan lagu yg bagus untuknya?"



"P.S sayang sekali aku tidak punya nomer teleponnya. Karna itu aku hanya bertanya-tanya sendiri kapan aku akan bertemu dengannya lagi. Hari ini? Besok?"



Becca mendengar Krystal tertawa kecil.



"Ms. Sarocha, kedengarannya itu seperti ajakan kencan. Demi anda, kami berharap gadis itu mendengarkan acara ini."



Senyum Becca melebar. Freen benar-benar sosok yg lucu dan penuh kejutan.



*****



"Mau makan di mana?" tanya Lisa.



Becca memindahkan ponsel dari telinga kiri ke telinga kanan dengan kening berkerut.



IN PARIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang