FULL AUTHOR POV
TIDAK ADA DIALOG DI DALAM BAB INI.
BAB KHUSUS FREEN.Seharusnya aku tidak melakukannya.
Freen menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil dan memejamkan mata.
Flashback on
Tadi dia baru saja menjalani tes DNA bersama Daniel di rumah sakit. Semuanya berjalan seperti mimpi. Setelah selesai menjalani tes, Freen langsung pergi tanpa berbicara dengan pria itu. Freen sedang tidak ingin bicara. Dia terlalu tegang untuk bicara. Karna ingin menjernihkan pikiran, dia memutuskan duduk sebentar di bangku taman rumah sakit.
Dia sedang memikirkan tentang hasil tes yg akan diterimanya tiga hari lagi. Apa hasilnya? Bagaimana selanjutnya? Apa yg harus dilakukannya? Banyak sekali pertanyaan yg berkelebat dalam benaknya, tapi sayangnya tidak ada jawaban yg memuaskan. Dia sibuk bergumul dengan pikirannya sendiri sampai gadis itu tiba-tiba muncul dihadapannya.
Seperti mimpi yg menjadi kenyataan. Baru saja dia memikirkan tentang Becca dan sekarang gadis itu langsung ada dihadapannya dengan wajah berseri-seri dan senyum ceria tersungging di bibirnya. Begitu melihat Becca, entah bagaimana Freen merasa beban pikirannya berkurang dan hatinya terasa hangat.
Aneh sekali...Kenapa hanya melihat gadis itu saja dia bisa merasa bahagia?
Seharusnya aku tidak melakukannya. Seharusnya aku tidak memeluknya.
Tetapi pada kenyataannya dia memang ingin memeluk Becca. Saat itu dia tidak berpikir sama sekali. Dia hanya melakukan apa yg menurutnya hal yg wajar. Rasanya wajar sekali memeluk Becca. Rasanya menyenangkan. Untuk sesaat sepertinya dia bisa melupakan masalahnya, melepaskan ketegangan di pundaknya dam bernapas dengan lega. Hanya saja, memeluk Becca juga menimbulkan kesadaran baru. Dan masalah baru.
Flashback off
Freen membuka matanya kembali dan menatap kosong ke langit-langit mobil. Entah sejak kapan perasaan ini timbul dalam dirinya, tapi setelah apa yg dilakukannya tadi, dia sadar dia tidak sanggup menjauhi Becca. Dia sudah jatuh terlalu dalam dan tidak bisa keluar lagi.
Tidak bisa keluar...atau tidak ingin keluar?
Entahlah. Yg pasti ini artinya masalah.
======================
Amplop tipis ditangannya ini terasa berat. Rasanya begitu berat sampai Freen harus memegangnya dengan kedua tangan. Apakah dia sudah siap membuka amplop ini?
Freen berjalan ke taman di samping rumah sakit, duduk di bangku kayu yg pernah didudukinya pada hari dia menjalani tes DNA.
Mungkin seharusnya dia menelepon Daniel. Pria itu juga pasti khawatir.
Tidak...Freen ingin memastikan sendiri terlebih dahulu.
Dengan tangan yg sedikit gemetar, dia merobek amplop putih itu dan mengeluarkan secarik kertas yg terlipat rapi. Matanya mulai membaca tulisan di kertas itu. Semakin dia membaca, pelipisnya semakin berdenyut-denyut.
Tidak...Tidak...
Begitu selesai membaca, kedua tangannya terkulai lemas dan dia memejamkan mata erat-erat. Napasnya berat dan terputus-putus. Dunianya mendadak gelap dan runtuh di depan matanya.
Harapan terakhirnya...Satu-satunya harapan yg dimilikinya hilang sudah.
Dia, Freen Sarocha, memang anak kandung Daniel Armstrong.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN PARIS (END)
RomanceRebecca Armstrong menyukai Paris dan musim gugur. Dia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup...sampai dia bertemu Freen yg sulit ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal. Freen Sarocha benci Paris dan musim gugur. Dia data...