TUJUH BELAS

1.5K 214 22
                                    

Becca tidak kembali ke kamar rawat Freen. Dia langsung berjalan keluar dari rumah sakit. Kepalanya sakit dan jantungnya berdebar cepat sekali. Terlalu cepat. Dia perlu berpikir. Sendirian. Dia tidak ingat bagaimana dia bisa sampai di apartemennya. Keheningan yg menyelimuti apartemennya tiba-tiba dipecahkan dering ponsel. Becca tersentak dan sesaat kesadarannya kembali. Dia menyadari langit diluar jendela sudah gelap dan kamar tidurnya juga gelap gulita. Pasti sudah lama dia duduk seperti itu. Dia tidak menghitung waktu. Dia juga tidak peduli.


"Hallo?" kata Becca begitu ponsel sudah menempel di telinga. Semuanya terdengar kering.


"Kamu ada di mana?" tanya Lisa langsung. Becca bisa membayangkan Lisa pasti kebingungan.


Becca tidak menjawab.


"Freen sudah sadar,"


Kening Becca berkerut dan dia menelan ludah. Kenapa begitu mendengar nama itu saja hatinya terasa perih?


"Hallo? Becca, kamu dengar? Freen sudah sadar," ulang Lisa.



"Mm," gumam Becca dengan napas tercekat.



"Aku akan mengantarnya pulang nanti. Kamu akan datang?"



Becca berusaha mengatur napasnya.



"Tidak... Aku tidak bisa ke sana sekarang."



"Kenapa?"



"Ada... sedikit urusan. Aku akan menjenguknya besok," elak Becca.



"Oh?" Lisa terdengar heran.



"Dia baik-baik saja?" tanya Becca.



"Ya, dia sehat sekali. Dia bahkan sudah tidak sabar ingin keluar dari rumah sakit."



"Baguslah." Becca menghembuskan napas lega.



"Ada apa, Becca?"



Becca sedikit terkejut mendengar pertanyaan Lisa, lalu dia ingat Lisa adalah orang yg paling memahami dirinya di dunia ini. Tentu saja Lisa bisa merasakan kegugupan Becca, keengganan Becca pergi ke rumah sakit, kebisuan Becca.



"Tidak apa-apa," Becca berbohong lagi.



"Aku sedang sibuk sekarang. Nanti akan ku telepon lagi, Lisa."



Becca langsung menutup ponsel dan mematikannya. Dia tidak ingin di ganggu. Oleh siapa pun. Dia butuh sendirian.



*****



Becca tidak tidur semalaman. Anehnya dia tidak mengantuk, hanya saja dia merasa tidak bertenaga, tidak bisa dan tidak ingin melakukan apapun. Tapi tentu saja itu tidak mungkin. Dia masih harus siaran, kalau tidak Charles akan mengamuk. Dan dia harus ceria. Jangan lupa itu.



Sepanjang hari dia menghindari telepon dari Lisa dan Ayahnya. Juga Freen. Freen meneleponnya, tapi dia tidak sanggup menjawab telepon siapa pun. Dia takut dirinya tidak akan kuat menghadapi kenyataan. Akhirnya dia mematikan ponsel dan menjejalkannya ke dalam laci meja kerja.



Sepanjang hari itu Becca bekerja seperti orang linglung. Saat siaran dia memaksakan diri tersenyum dan pura-pura ceria, tetapi begitu selesai siaran, dia kembali seperti mayat hidup.



"Becca, ada apa denganmu hari ini?" tanya Krystal ketika Becca kembali ke meja kerjanya.



"Kamu sakit?"



IN PARIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang