4. Kayzo Vs Dion

25 12 3
                                    

Jangan lupa tekan bintang⭐
Sebelum membaca

Happy Reading ❣️

Kayzo menyeka peluh keringat yang membasahi dahinya, dia segera pergi dari lapangan tersebut karena malas berlama-lama menjadi tontonan siswi-siswi di sekolah itu. Dirinya benar-benar harus menyelesaikan hukuman itu karena Bu Tamara terus mengawasinya sampai dia menyelesaikan hukumannya.

Saat dirinya berjalan di koridor gedung kelas IPS, tiba-tiba terdengar suara yang benar-benar mengganggunya.

"Cih, gak malu Lo dihukum lari keliling lapangan?" Kayzo menghentikan langkahnya dan menatap tajam laki-laki di samping kirinya.

"Bukan urusan Lo" tekan Kayzo, dirinya mulai melangkahkan kakinya lagi. Dirinya benar-benar lagi tidak ingin berdebat apalagi sampai berkelahi hari ini. Namun sebelum bisa melangkahkan kakinya...

"Udah gak punya orang tua sih jadi gak ke urus hidupnya. Kakaknya juga pasti malas ngurusin dia" laki-laki itu berucap.

Dion Alexandre, laki-laki yang selalu mencari masalah dengan Kayzo. Untungnya mereka berbeda jurusan kalau satu jurusan mah tiap hari mungkin sekolah ini bakalan heboh terus karena perkelahian mereka.

"Bangsat!" Kayzo membalikkan badannya dan langsung melayangkan satu kepalan tangannya ke arah Dion. Serangan yang tiba-tiba itu membuat sudut bibir Dion berdarah.

Dion terkekeh. "Kenapa? Lo marah? Kenyataan kan?".

"Jangan coba-coba bawa orang tua gue apalagi kakak gue" Tekan Kayzo.

"Kasihan banget gue sama Lo, kabar ayah Lo gimana setelah cerai sama nyokap Lo? Pasti bahagia sih sama keluarga barunya". Kayzo yang sudah tidak bisa menahan emosinya langsung memukuli Dion berkali-kali.

Kini mereka sudah terlibat perkelahian saling memukuli satu sama lain. Sudut bibir Kayzo juga sudah berdarah karena mendapat pukulan dari Dion. Tidak ada yang berani melerai mereka karena takutnya mereka juga ikut dipukul oleh Kayzo.

"Ck, itu kenapa pada rame-rame? Ada pembagian sembako kah?" Qila memutar bola matanya malas karena kekonyolan Vreya. Mereka datang dari kelas XII IPA 2 yang merupakan kelas Kayzo. Mereka membantu guru yang mengajar dikelas itu membawa buku-buku yang lumayan banyak.

"Sembako pala lo"

"Hehe, kayaknya ada yang berantem deh" kata Vreya setelah mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

"Ck, ngalangin aja" kesal Qila.

"Kenapa sih nih manusia-manusia sekarang suka banget berantem" katanya lagi.

Mereka melanjutkan langkah mereka. Saat sampai di dekat Kayzo dan Dion, Aqila menghentikan langkahnya.

"Permisi kak, kalau mau berantem jangan disini cari tempat lain aja sana!" Perkataan itu membuat seluruh mata menatapnya seolah berkata jangan cari masalah dengan Kayzo.

"Qila, Lo mau ngapain?" Tanya Vreya.

Saat ini posisi Kayzo diatas Dion hendak melayangkan kepalan tangannya lagi. Aksinya itu terhenti karena perkataan dari Aqila. Kayzo menatap tajam ke arah Aqila, dirinya perlahan-lahan berdiri dan melangkahkan kakinya menuju gadis itu.

Aqila merasa kaget karena makin lama jarak antara dia dan Kayzo semakin dekat. Dirinya sedikit memundurkan wajahnya saat wajah Kayzo tepat didepannya.

"Jangan ikut campur urusan orang!" Kayzo menekan kata-kata terakhirnya.

"Kalau ada masalah diselesaikan baik-baik bukan pakai kekerasan gini" Kayzo terkekeh sinis.

Dirinya terus menipiskan jarak hingga kini wajah Kayzo tepat di depan Aqila. Perasaan Qila bagaimana? Tentu dirinya terkejut, dia sedikit memundurkan wajahnya agar tidak terlalu dekat dengan Kayzo.

Memang Aqila akui cowok didepannya ini sangat tampan, auranya yang tegas menambah kesan ketampanannya. Sedikit mirip dengan tipenya mungkin. Ingat hanya sedikit! Namun saat ini aura yang di keluarkan oleh Kayzo membuat nyalinya ciut.

"Aishh, kok gue jadi takut gini sih" batin Aqila.

"Ck, pengecut lo! Beraninya sama cewek."

"Diam Lo!" Kayzo menatap tajam Dion. Sedangkan Aqila masih tetap setia berdiri dibelakang Kayzo.

"Kelakuan Bokap Lo kayaknya nurun ke Lo dehh. Oh iya, kabar Bokap Lo gimana sekarang? Hidupnya bahagia kan?".

"Bukan urusan Lo" wajah Kayzo memerah akibat menahan amarah.

"Nyokap Lo pasti kecewa banget punya anak yang sifatnya buruk"

"Bangsat!" Kayzo mendorong Dion lalu memukulnya lagi. Dirinya benar-benar membenci kenyataan bahwa ada orang yang mengetahui tentang betapa hancurnya keluarganya. Yaps, mereka berkelahi lagi membuat mereka jadi tontonan lagi. Bahkan ada yang sampai merekamnya lagi. Memang agak lain siswa-siswi disini.

"STOP! Kayzo, Dion ikut Ibu ke ruang BK sekarang!" Lagi-lagi perkelahian mereka terhenti.

"Kalian semua balik ke kelas masing-masing!" Seketika semua siswa-siswi berhamburan kembali ke kelas mereka begitu juga dengan Aqila dan Vreya.

🍁🍁🍁

Bu Tamara memijat pelipisnya. Dirinya benar-benar sudah lelah menghadapi dua manusia ini yang sering sekali berkelahi dan masuk BK.

"Kamu Kayzo, kenapa buat masalah lagi sih? Kamu baru saja selesai ibu berikan hukuman tapi sekarang kamu sudah buat masalah lagi?" Bu Tamara menghela nafas kesal.

"Kali ini masalah apa lagi?"

"Dia yang mulai duluan" kata Kayzo membela diri.

"Gak Bu, si Kayzo yang duluan" protes Dion.

Kayzo menatap tajam Dion "gila Lo? Jelas-jelas Lo yang duluan bangsat".

"Tapi Lo duluan mukul gue kan?".

"Itu karena Lo cari masalah sama gue".

Brakk...

Bu Tamara menggebrak meja karena kesal dengan perang mulut ini.

"Sudah, pokoknya kalian berdua ibu hukum membersihkan toilet cowok setiap pulang sekolah selama seminggu" final Bu Tamara.

"Hah? Seminggu? Lama banget Bu" keluh Dion.

"Kurangin ya Bu" mohon Dion.

"Gak" Bu Tamara tetap teguh dengan keputusannya.

"Ayolah Bu" Kayzo memutar bola matanya malas melihat kelakuan Dion.

"Kalau gitu hukuman Kayzo harus lebih berat dari saya Bu, kan dia yang mulai" Kayzo menatap tajam Dion.

"Lo duluan Yon".

"Udah, pokoknya itu hukuman buat kalian. Atau kalian mau ibu tambahin hukuman kalian?"

"Jangan Bu" kata mereka berdua.

"Yaudah jangan banyak protes".

"Iya Bu".

***

TBC...


ALKAYZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang