Jangan lupa tekan bintang⭐
Sebelum membacaHappy Reading ❣️
"Qila, ayo sarapan sayang!" Teriak bundanya.
"Iya bun, bentar lagi Qila turun"
Gadis itu segera bergegas turun untuk sarapan sebelum bundanya menceramahinya lebih lanjut. Saat sampai di ruang makan dirinya mendapati ayahnya serta bundanya sudah duduk manis menunggu kedatangannya. Disamping kiri bundanya duduk seorang bocah laki-laki berumur empat tahun. Sedangkan disamping kanan, duduk seorang gadis berseragam SMP.
"Selamat pagi Yah, Bun, dan adik-adikku sayang" dirinya ikut bergabung untuk duduk
"Kak Ila lama banget, Aga udah lapar tau" kata adik bungsunya yang bernama lengkap Agranio Artama Dheandra yang kerap dipanggil Aga.
"Kak Ila kalau dandan waktunya bisa seabad" kata adiknya yang ke dua. Ayla Frysillia Dheandra, adik kedua dari Aqila. Sekarang Ayla sudah duduk dibangku SMP kelas dua.
Aqila terkekeh mendengar penuturan dari adik-adiknya.
"Hehe, maafin kak Ila ya"
"Ya udah ayo makan Aga udah lapar"
"Okeyyy sayang" kata Annaya Syafira bunda Qila, Ayla, dan Aga. Dia mulai mengambilkan nasi goreng spesial buatannya untuk Aga.
"Bunda, Ayah juga mau dong" pinta Artama Dheandra, ayah dari Qila, Ayla, dan Aga. Jiwa manjanya keluar jika bersama istrinya.
"Untung Qila mandiri bisa ngambil makanan sendiri" sindir Qila.
"Sirik aja kamu sama ayah" Qila tertawa mendengar itu.
"Sudah-sudah jangan perang mulut" lerai bunda Naya. Dia sudah paham betul kelakuan ayah dan anaknya yang satu ini.
Aqila Frista Dheandra, gadis berusia 16 tahun yang sekarang duduk dibangku SMA kelas XI. Dirinya sering dipanggil Ila oleh adik-adiknya. Dirinya memang bukanlah anak kandung dikeluarga ini, dirinya ditemukan di pekarangan rumah mereka. Dimana suatu hari Arta dan Naya dikejutkan dengan keranjang bayi yang didalamnya ada seorang bayi perempuan, kalung, dan kertas bertuliskan angka yang diduga adalah tanggal lahir bayi itu. Mereka sempat mencari orang tua dari bayi itu namun tak kunjung ditemukan. Dan akhirnya mereka memutuskan merawat bayi tersebut.
Untungnya tindakan mereka berdua untuk merawat bayi tersebut diterima baik oleh seluruh keluarga ayah dan bundanya, bahkan dirinya sangatlah disayangi oleh kedua belah pihak keluarga. Apalagi waktu itu Arta dan Naya belum mempunyai anak.
Aqila sudah mengetahui tentang dirinya yang bukan anak kandung dari Arta dan Naya saat dirinya berusia 12 tahun. Dirinya sempat merasa kecewa, namun dia berpikir harus bisa menerima kenyataan. Dirinya harus bersyukur karena keluarga ini sangat menyayangi dia.
Mereka pun makan tanpa bicara karena itu adalah peraturan mereka tidak boleh bicara saat makan. Setelah selesai makan Qila membantu bundanya membereskan piring kotor dan mencuci tangannya.
"Mau bawa motor?" Tanya Arta saat Qila kembali ke ruang makan.
"Iya ayah" Qila menyalami kedua orangtuanya.
"Ya udah hati-hati! Jangan lupa kalau punya pacar kabarin ayah ya" goda Ayahnya.
"Ayahhh" Arta terkekeh melihat raut muka kesal anaknya itu.
🍁🍁🍁
"Qila!, tungguin gue!" Teriak seorang gadis cantik yang berlari kecil untuk menyusul Aqila.
"Tumben sendiri, cowok Lo mana?" Tanya Qila heran. Bagaimana tidak? Biasanya Sahabatnya itu selalu bersama dengan pacarnya.
"Masih diparkiran".
"Kok Lo tinggalin dia sih?" Tanya Qila.
"Habisnya dia lama sih".
"Vreya!" Mereka menengok ke belakang. Disana terlihat dua laki-laki yang sedang berjalan menuju Aqila dan Vreya.
"Kok kamu tinggalin aku?" Tanya salah satu dari cowok itu.
"Kamu lama sih".
"Maaf Vreya, aku nungguin Varel dulu tadi" Vreya memutar bola matanya malas.
"Yang pacaran disini siapa sih? Kita berdua atau kamu sama Varel?" Aqila tertawa mendengar perkataan Vreya.
Vreya Anastasia, nama sahabat cewek Aqila dari jaman SMP sampai sekarang di bangku SMA. Aqila juga punya sahabat cowok yang pertama namanya Risky Althanio yang merupakan pacar dari Vreya. Sahabat cowoknya yang kedua bernama Varel Rhiando. Mereka semua berada dikelas yang sama yaitu XI IPA 3
"Ayo ke kelas udah mau bel masuk nih" ajak Varel.
"Okeyy, let's go" kata Vreya.
🍁🍁🍁
Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi kurang 15 menit, waktu dimana yang seharusnya semua Siwa sudah harus ada disekolah. Namun manusia yang satu ini sangat beda, dirinya masih saja asik tiduran dikamarnya.
Ceklek...
"Kayzo! Jam berapa ini kamu belum bangun?" Teriak Keyla saat masuk ke dalam kamar Kayzo.
"5 menit lagi kak" pinta Kayzo. Dirinya masih belum berniat membuka matanya.
"Gak ada 5 menit, kamu udah telat Kay. Ayo cepat bangun!" Keyla berdiri sambil berkacak pinggang.
Kayzo mendengus kesal, dirinya terpaksa harus bangun sebelum kakaknya mengamuk. "Okey ini Kayzo bangun".
"Cepat siap-siap ke sekolah!"
"Iya kak"
🍁🍁🍁
Terlambat datang sekolah? Tenang itu bukan masalah besar untuk Kayzo. Dengan santainya Ia memanjat tembok belakang pembatas sekolah. Dirinya berjalan santai niatnya ingin sekalian bolos saja, namun keberuntungan sepertinya tak berpihak pada Kayzo.
"Hmm" suara itu mengalihkan atensi Kayzo. Kayzo mencari asal suara tersebut dan ternyata itu adalah suara seorang guru yang piket hari itu.
"Bangsat! Gue ketahuan" umpat Kayzo dalam hati.
"Kenapa kamu terlambat Kayzo?" Tanya Bu Tamara.
Kayzo menghela nafas. "Jalan macet bu". Bu Tamara mendengus kesal mendengar alasan Kayzo.
"Lalu kenapa kamu lewat belakang?".
Kayzo sangat kesal karena dirinya diajak berbicara terus. "Dihukum kalau lewat depan".
"Lewat belakang juga dapat hukuman kan?".
"Gak ketahua, gak ada hukuman" Bu Tamara menghela nafas kesal dengan anak muridnya yang satu ini.
"Tapi sekarang kamu ketahuan, jadi kamu dapat hukuman. Silahkan kamu lari keliling lapangan 10 kali".
Hukuman macam apa itu? Sebenarnya tidak susah sih apalagi dia seorang cowok pasti sangat gampang menyelesaikan hukuman tersebut. Namun masalahnya ini ditengah lapangan pasti banyak yang melihat dirinya dihukum. Tapi masa bodoh lah dirinya tidak mau memusingkan hal itu.
"Iya Bu".
***
TBC...
![](https://img.wattpad.com/cover/338643784-288-k627281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAYZO
Teen Fictionini kisah tentang seorang remaja laki-laki bernama Alkayzo Rega Avergio. Hidup berkelimpahan harta tak menjamin adanya kebahagiaan. Hidup ditengah keluarga yang hancur karena perceraian dan akhirnya ditinggalkan oleh bundanya untuk selama-lamanya me...