8. Tawuran

9 2 0
                                    

Jangan lupa tekan bintang ⭐
Sebelum membaca

   
                      Happy Reading ❣️

Kayzo menghempaskan dirinya diatas kasur setelah berganti pakaian. Dirinya baru saja datang dari sekolah. Saat sedang asik-asik rebahan, pintu kamarnya terbuka memperlihatkan Keyla yang ada di depan pintu.

"Kay, kakak mau ke toko kue" kata Keyla.

"Hm" Kayzo hanya membalas dengan gumaman tanpa menatap Keyla.

"Kakak sudah siapin makanan buat kamu. Kalau lapar makan!"

"Hm".

"Hm-hm doang dengar gak nih Kakak bicara apa?" Keyla berkata kesal.

"Iya kakak sayang, kalau Kay lapar pasti Kay makan" Kayzo langsung bangun menatap Keyla.

"Ya sudah kakak pergi" kata Keyla.

"Kak" panggil Kayzo.

"Apa lagi?" Tanya Keyla menatap adiknya itu.

"Peluk" Kayzo merentangkan tangannya.

Keyla yang tadinya sedikit kesal sekarang tersenyum hangat melihat tingkah adiknya itu. Dirinya berjalan menghampiri Kayzo dan memeluk adiknya itu. Jarang-jarang Kayzo manja begini padanya.

"Tumben minta peluk?" Kata Keyla yang masih terus memeluk Kayzo.

"Kangen bunda" lirih Kayzo.

Keyla mengeratkan pelukannya, dirinya juga kangen pada bunda. Kadang Keyla merasa sedih melihat Kayzo yang sudah tidak seceria dulu saat bunda mereka masih ada. Kini Kayzo menjadi lebih jarang bicara dan sering berbuat ulah, namun Keyla paham kalau Kayzo masih belum terbiasa hidup tanpa bunda.

"Nanti kalau ada waktu kita ke makam Bunda okey?" Keyla berkata.

Kayzo mengangguk, Keyla melepaskan pelukannya dari Kayzo. "Kakak pergi dulu".

"Iya hati-hati kak".

Sepeninggalan Keyla, ponsel Kayzo berdering. Kayzo mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut yang ternyata adalah salah satu temannya yang memberi tahu kalau akan ada tawuran.

"Mereka nantangin? Okey nanti gue kesana" Setelah itu panggilan berakhir.

                                🍈🍈🍈

"Enak banget deh rasanya jalan-jalan sore kayak gini" kata Qila tersenyum.

Saat ini dirinya sedang berjalan-jalan cukup jauh dari rumahnya. Qila merasa bosan dirumah dan memutuskan untuk berjalan-jalan tanpa menggunakan motor. Dirinya saat ini sedang memakai topi dan Hoodie.

"Serang!" Qila terkejut mendengar teriakan itu.

Dua gerombolan dari berlawanan arah muncul ada yang membawa kayu dan entah apalagi yang mereka bawa. Qila panik karena terjebak diantara kerumunan itu.

Orang-orang itu sudah mulai saling memukul satu sama lain membuat Qila tambah panik. Dirinya berusaha keluar dari kerumunan itu.

"Awhs" Qila meringis karena tangannya kena kayu.

Sedangkan diantara banyaknya yang berkelahi, seorang laki-laki menatap kaget ke arah seorang gadis yang ada diantara mereka. Karena hal itu dia terkena pukulan di dahinya dengan kayu plus tinju di pipinya. Dia meringis sebelum akhirnya berusaha menghampiri gadis itu.

"Argh, woy siapa nih yang narik gue?" Qila berteriak panik.

"Kay?" Kata Qila tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Kayzo menarik Qila menjauh dari kerumunan tersebut. Mereka menuju di tempat motornya berada.

"Ngapain disana? Lo gak tahu itu bahaya?" Kayzo menatap Qila.

"Ya gue lagi jalan-jalan dan gue gak tahu kalau bakalan ada tawuran" kata Qila.

"Ada yang sakit?" Tanya Kayzo.

"Tangan kiri gue kena kayu tadi untungnya gak terlalu sakit" kata Qila.

"Eh bentar, Lo kok bisa ada disana? Lo ikut tawuran Kak?" Tanya Qila yang baru menyadari hal itu.

"Bukan urusan Lo".

"Dih, ngapain ikut tawuran sih? Itu bahaya Kak, tuh lihat dahi sama sudut bibir Lo luka Kak" omel Qila.

Kayzo memutar bola mata malas. "Gue udah biasa. Ayo gue antar pulang!" Kata Kayzo.

"Gak, kita obatin dulu tuh muka Lo". Kata Qila.

"Gak perlu".

"Gue gak mau balik kalau Lo belum obatin tuh luka" Qila tetap kekeuh.

"Mau gue tinggalin?" Tanya Kayzo.

"Dih tega" Kayzo mengacak rambutnya frustasi mendengar ucapan Qila.

"Okey kita obatin lukanya dulu" final Kayzo.

Entah kenapa dirinya juga heran karena bisa patuh pada gadis didepannya ini. Qila tersenyum dan akhirnya mereka pergi membeli obat. Saat sudah membeli obat serta plester Qila menyuruh Kayzo duduk dan dirinya mulai mengobati luka Kayzo.

"Gak sakit?" Tanya Qila saat sedang mengobati luka Kayzo.

"Udah biasa". Jawab Kayzo.

"Kenapa ikut tawuran sih? Tawuran tuh gak baik Kak, sekarang memang lukanya kecil tapi kalau lain kali lo kenapa-kenapa gimana?" Kayzo senantiasa menatap gadis itu yang terus mengomel sambil memasang plester didahinya.

"Doain gue kenapa-kenapa?" Tanya Kayzo.

"Bukan gitu maksudnya Kak, udah ah malas gue ngomong sama Lo. Nih udah selesai luka Lo gue obatin" Qila menjauhkan diri dari Kayzo.

"Dih, ngambek" ejek Kayzo.

"Karena Lo udah buat gue kesal nih, antarin gue beli kue yuk! Gue mau makan kue nih" Qila menatap memohon pada Kayzo.

"Gak, malas gue. Udah diam! Gue capek bicara terus" Kata Kayzo.

"Ck, kak Kayzo yang ganteng dan baik hati ayo dong antarin gue" Qila benar-benar ingin makan kue sekarang.

"Gue tahu gue ganteng" Kayzo berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Qila.

"Lah kok gue ditinggalin sih? Kak!" Qila menggerutu kesal.

"Jadi beli kue gak nih?" Tanya Kayzo tanpa menatap Qila.

Qila tersenyum senang mendengar hal itu, dirinya cepat-cepat menyusul Kayzo.

"Yes, makasih Kak".

                                    ****

TBC...

ALKAYZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang