06. Pesta

819 51 1
                                    

Malam ini akan di selenggarakan pesta, Jules sedari tadi terus berteriak memanggil Hazel yang tak datang turun bahkan Maryam sudah beberapa kali ke kamarnya untuk menyuruhnya cepat tetapi ia sangat santai sekali dan kini dengan gampangnya Hazel menyuruh Jules pergi duluan dan ia akan menyusul nanti.

Dengan kesal Jules meninggalkan Hazel begitu saja dengan supirnya, membiarkan dia memakai mobil sendiri saat akan pergi.

Sedangkan di dalam kamar Hazel menatap penampilannya, memakai celana pendek untuk dalaman dengan dress yang menerawang namun masih tertutup memiliki tali kecil dibagian pundaknya, rambutnya di ikat dengan pita hitam sedikit ada yang tidak terbawa namun sengaja dan tidak lupa perhiasan yang selalu ia gunakan untuk pertemuan formal atau pesta. Ia juga memakai sepatu boot yang di baluti stoking kakinya.

“Bibi liat gimana penampilan aku?“ Tanya Hazel memutarkan badannya.

“Perfect, udah gih berangkat pasti Jules misuh-misuh terus disana.“

Hazel mengangguk ia mengambil tas selempang dan ponselnya tidak lupa kunci mobil yang jarang sekali ia gunakan.

Setelah siap semua Hazel berkendara dengan santai sambil membuka jendela menikmati angin malam yang menusuk ke area kulitnya, wajahnya tersenyum cerah dan terkadang mengklakson jika ada orang yang lewat. Aneh memang, tetapi saat ini Hazel ingin menjalankan misinya yaitu mencicipi segelas wine.

Sampai di sebuah hotel mewah, sudah banyak mobil yang berjejer di basement dan ada juga gelar karpet merah saat di lobby hotel. Mereka sebenarnya sedang mengadakan pesta apa Hazel sangat bingung jadinya.

Ia bersiap-siap membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan dan langsung masuk begitu saja, banyak awak media yang memotret dirinya bukan hanya dirinya karena semua tamu pun mereka memotretnya pasti untuk berita yang tidak penting.

“Mommy.“ Sahut Hazel tersenyum manis melihat Jules sedang menatapnya sinis.

“Lo pake baju kenapa yang nerawang dodol.“ Kan keluar sudah gaul nya itu, Hazel menatap sekitar lalu sedikit mendorong badan Jules.

“Apasih mom ini bagus.“ Ucap Hazel lalu tangannya akan mengambil sebuah gelas tetapi langsung di cegah oleh Jules.

“Hehhh enak aja kamu.“ Jules menjauhkan gelas itu karena itu memang adalah wine.

“Ini anaknya jeng? Cantik banget ya.“ Ucap salah satu teman Jules, Hazel tersenyum lalu bersalaman dengan mereka satu persatu.

“Iya tan aku anaknya ibu Jules ini.“ Mereka tertawa dengan ucapan Hazel.

“Enak ya punya anak yang se frekuensi gini, anak saya boro-boro mau ngomong nongol aja nggak.“ Ucapnya.

“Kalo pengen sefrekuensi tante harus sering-sering ajak ngobrol dong, dia gamau ngomong karena nggak terbiasa aja.“ Ucap Hazel.

“Nanti kamu main ke rumah ya.“

“Siap tante. Kalo gitu aku mau keliling dulu ya tan.“

Hazel melambaikan tangannya ke arah Jules yang sedang menatapnya nyalang, sungguh enak sekali jika mengerjai Jules seperti itu rasanya ada kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

Matanya melihat sekitar banyak sekali makanan yang terpajang dang Hazel sangat ingin mencicipinya satu persatu. Kakinya menuju meja yang terdapat gelas-gelas berisi air, bibirnya menyeringai dan mengambil satu gelas.

“Ini nih yang gue cari, edan menggiurkan banget sih.“ Ucap Hazel mencium aroma wine masuk kedalam hidungnya.

Satu tegukan langsung habis tidak tersisa, Hazel mengernyit rasanya sangat aneh apa mungkin karena ia belum terbiasa berarti memang harus sering-sering minum kan agar tidak kaget lagi saat meminumnya.

A RELATIONSHIP (G×G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang