07. Girlfriend?

1K 63 10
                                    

Sampai di sebuah apartemen yang di beri tahu oleh Sandra, Hazel membantu Sandra yang sedikit sempoyongan karena kepalanya mulai merasakan sakit. Hazel kini khawatir melihat Sandra yang begitu kesakitan, dengan pelan-pelan mereka memasuki lift.

“Kenapa ga bilang dari tadi kalo lo sakit kepala?“ Tanya Hazel menatap Sandra.

“Gue gatau.“

Hazel berdecak, berat juga menumpu Sandra agar tidak terjatuh. Setelah lift terbuka Sandra memberi tahu nomor berapa apartemennya. Dan langsung memasukkan sandinya kesana oleh Sandra.

Lampu apartemen langsung menyala saat pintu tertutup kembali, Hazel membawa Sandra ke sofa yang dekat dengan Televisi ia sudah tidak kuat lagi. Badan Sandra terlalu berat untuk ukuran dirinya yang kecil itu.

Mata Hazel menelusuri setiap tempat mencari dimana dapur, ia berjalan dan mengambil gelas berisi air putih guna untuk menenangkan Sandra.

Ia begitu telaten mengurusi Sandra yang seperti sudah sakit saat ini, bahkan sampai lupa jika Hazel belum memberitahu kepada ibunya jika ia pulang terlebih dahulu.

“Sakit banget ya?“ Hazel menatap Sandra yang mengerutkan keningnya.

“Hmm.“

Jika sudah begini Hazel bingung harus ngapain, lagipula dia belum pernah mengurus orang sakit dan jikapun Jules yang sakit ia akan langsung membawanya kerumah sakit. Tangan Hazel mengulur ke arah kening Sandra dan dengan pelan ia memijitnya penuh kelembutan entah menurutnya benar atau salah yang terpenting ia sudah berusaha semaksimal mungkin.

“Lo mau kerumah sakit?“ Tanya Hazel.

“Gausah, terusin pijitannya.“

Hazel terdiam sambil meneruskan pijitan di keningnya, ia sesekali mengelus kepala Sandra merasa kasihan. Hingga berlangsung selama 10 menit akhirnya Sandra membuka matanya dan menatap Hazel yang kini benar-benar terdiam kaget dengan tatapan yang diberikan oleh Sandra.

“Zel.“ Panggil Sandra pelan.

“Kenapa?“ Hazel benar-benar gugup, mata tajam itu begitu intens sekali menatapnya. Hembusan nafasnya terdengar berat dan bibirnya sedikit terbuka.

“I like you, no no, i love you.“ Ucap Sandra masih dengan suara pelan namun berat.

“I want you to be mine.“ Lanjutnya.

Wajah Sandra mendekat hingga hidung mereka bersentuhan, hembusan nafasnya begitu terasa dan tercium. Hingga Sandra memiringkan kepalanya dan bibir mereka saling menempel tidak ada gerakan sama sekali karena Hazel yang terkejut akan serangan dari Sandra

First kiss nya telah di ambil oleh Sandra, selama ini belum pernah ada yang berani untuk mengambil ciuman pertamanya karena memang Hazel belum pernah berpacaran sama sekali.

Bibir itu bergerak melumat bibir bawah Hazel lalu menggigitnya sehingga Hazel meringis dan membuka sedikit mulutnya. Saat itu juga Sandra benar-benar menyerangnya, melumat, menghisap dan menggigit setiap bibir Hazel.

Lidahnya menerobos masuk mengabsen setiap rongga mulut dan sesekali memainkan lidah Hazel yang menganggur, tangannya menganggat Hazel untuk duduk di pangkuannya dan sukses, Hazel kini duduk di atas paha Sandra dengan tangan yang melingkar di leher Sandra.

Matanya terpejam menikmati permainan Sandra, decapan demi decapan terdengar nyaring di apartemen itu. Tangan Sandra bergelayar mengelus punggung Hazel yang masih tertutupi jas, lalu ciumannya terlepas dan beralih ke leher Hazel yang terekspos dan begitu menggoda.

Disana Sandra meninggalkan beberapa jejak karena hisapan yang begitu kuat sehingga Hazel tidak tahan lagi.

“Aleh mmhhh.“ Desahnya meremas rambut panjang Sandra yang dibiarkan terurai.

A RELATIONSHIP (G×G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang