13. Keluarga

614 41 1
                                    

Dengan keadaan setengah ngantuk Hazel bangun meraih ponselnya yang terus berbunyi dan mengganggu tidur siangnya, Hazel benar-benar kesal tanpa melihat siapa yang menelpon langsung saja ia mengangkatnya dengan setengah terpejam.

“Halo dengan Hazel disini.“

“Mohon maaf apakah benar ini dengan anaknya dari nyonya Jules?“

Hazel mengernyitkan dahinya lalu menatap ponselnya ternyata dari nomor Jules tapi kenapa suaranya sangat berbeda lebih keberat namun Hazel tau dia adalah seorang wanita.

“Ini siapa ya? Kenapa anda memegang ponsel mommy saya.“

“Bisa tidak kamu kesini?“

“Kesini kemana anjeng, daritadi gajelas banget sih.“ Ucapnya dengan kasar, bahkan matanya yang tadinya mengantuk kini sudah terbuka dengan wajah segar.

“Anaknya terlalu bar-bar ya, ini mommy kamu kecelakaan tolong datang ke RS, nanti saya shareloc.“

Hazel teduduk dengan jantung yang berdegup kencang, pikirannya blank bahkan dia belum menjawab apa-apa tetapi telponnya sudah mati di ganti dengan masuknya sebuah pesan dimana rumah sakit berada.

Langsung saja Hazel memakai baju kaos karena saat ini ia hanya memakai tanktop dengan balutan hotpants sebagai celana, ia tidak berniat untuk menggantinya. Rasa takut itu muncul ia tidak bisa memikirkan bagaimana bisa Jules tidak ada di sisi nya. Dengan cepat menyambar kuncil mobil, dompet dan ponsel.

Rambutnya yang acak-acakan itu langsung ia sisir dengan jari tangannya, setelah sudah siap Hazel menyalakan mobilnya langsung saja menginjak pedal gas dengan keras sehingga mobil jalan dengan cepat.

Sesampainya di rumah sakit, Hazel turun dan langsung berlari karena sudah tau dimana ruangannya Hazel tergesa-gesa, matanya berkaca-kaca. Ia sangat takut jika Jules kenapa-kenapa, tetapi saat pintu terbuka Hazel terdiam menatap nyalang kepada Jules yang tengah berciuman dengan seorang wanita.

“Asu, babi mata gue ternodai.“ Hazel masuk kedalam dengan tangan mengepal, terlihat Jules menatapnya dengan malu tetapi wanita di sampingnya itu menunjukkan wajah kagetnya.

“Mom are you kidding me?“ Hazel terduduk di sebuah sofa panjang, tangannya bersedekap dada menatap tidak percaya dengan tindakan Jules.

“Lo juga siapa sih? Ciuman di rumah sakit ga epik banget, kalo mau deketin mommy gue sini langkahin dulu mayat gue.“ Ucap Hazel kepada wanita di depannya, ia tidak suka jika Jules dekat dengan orang lain.

Bahkan pernah dulu Jules di dekati oleh seorang pria, katanya ia adalah pacarnya tetapi Hazel sungguh menolaknya dengan mentah-mentah karena tidak ingin perhatiannya akan terbagi, sudah Jules jarang di rumah di tambah akan mendapatkan suami baru otomatis perhatiannya akan berkurang. Walaupun mereka akrab tetapi Hazel sangat merasakan kurangnya kasih sayang dari Jules, mungkin selama ini ia tidak menunjukkan tetapi dibalik semua itu Hazel tidak baik-baik saja.

Yang kedua Jules juga pernah di dekati oleh wanita, dan jujur semenjak saat itu Jules memang sudah tidak menyukai pria dan sangat nyaman dengan wanita itu, lagi-lagi Hazel tidak menyetujuinya karena rasa takutnya itu di tambah tampang wanita itu sangat mengincar harta keluarganya. Hazel benar-benar menolak dengan mentah, bahkan ia tidak makan beberapa hari otomatis maag nya langsung kambuh dan di larikan ke rumah sakit.

“Jangan kayak gitu Hazel, dia pacar mommy.“ Jules berucap dengan nada lemahnya membuat Hazel terkekeh tidak percaya.

“Seriously? Mommy tidak bertanya pendapatku kayak gimana? Aku ini anak mommy bukan sih? Mommy selalu pergi tanpa pamit dengan alasan bekerja, pernah ga mommy luangin waktu buat aku? Ga pernah kan? Aku tau mommy bukan hanya sekedar bekerja tetapi jalan-jalan bahkan berpacaran dengan orang-orang luar sana tanpa memikirkan anaknya di rumah.“ Ucap Hazel dengan suara bergetar, lehernya tercekat merasakan sakit karena menahan tangisannya.

Jules terdiam mendengar ucapan Hazel yang langsung mengena ke hatinya, ia tidak pernah memikirkan kebahagiaan Hazel karena selama ini Hazel tidak mengeluh maka dari itu Jules selalu mengirimnya banyak uang agar Hazel bisa membeli banyak kebutuhan dan membuatnya bahagia, tetapi tidak semua orang bahagia hanya karena uang.

“Aku kaget saat tau mommy kecelakaan, tapi pas nyampe sini kayaknya ga ada yang serius hanya ada beberapa memar aja. Atau mungkin mommy cuman mau nunjukin dia aja. Huhhh, kayaknya aku udah nggak di butuhin di kehidupan mommy, jadi tante sebagai pacarnya silahkan deh layani dia.“ Hazel bangun melihat Jules yang terdiam saja tanpa membalas ucapannya sudah sangat yakin bahkan perkataannya itu memang benar.

“Beberapa hari lagi gue mau ke bali, lo ga usah ngirim uang lagi ke rekening gue cukup sampe hari kemarin. Lo urusin aja tuh pacar lo itu.“ Mungkin terdengar kasar tetapi Hazel sudah benar-benar kecewa dengan Jules.

Dengan langkah cepat langsung saja Hazel keluar dari ruang inap itu, air matanya langsung meluncur tetapi masih menahan isak tangisnya sampai di dalam mobil Hazel langsung menangis sejadi-jadinya. Memukul kepalanya dengan kuat, rasanya ia tidak becus sebagai anak.

Mungkin memang Jules merasa kesepian karena tidak ada yang mendampingi nya tetapi Hazel berpikir kenapa tidak mengeluarkan keluh kesahnya kepada dirinya, selama ini Hazel selalu menunggu kepulangan Jules karena Jules paling lama di rumah hanya dua hari dan langsung kembali berangkat keluar kota ataupun keluar negeri. Tapi Hazel pernah melihat beberapa postingan di Instagram Jules bahwa dia sedang liburan bukan untuk bekerja dan itu membuat Hazel merasa ia tidak di butuhkan tetapi karena Hazel tidak ingin berdosa ia melupakan kejadian itu.

Hazel pulang ke rumahnya dengan wajah sembab bahkan sedari tadi Sandra menelponnya, tetapi Hazel lagi tidak ingin di ganggu oleh siapa-siapa. Saat berjalan menaiki anak tangga, sudah ada Maryam di atas menatap Hazel khawatir.

“Hazel kenapa?“ Tanya Maryam mengikuti langkah Hazel yang menuju kamarnya.

Melihat Hazel yang mengambil koper dan mengeluarkan banyak pakaian membuat Maryam panik dan langsung mencegahnya.

“Hazel ngapain ngeluarin banyak baju kayak gini? Ada apa?“ Maryam benar-benar khawatir sekarang terlihat anak majikannya kelihatan tidak baik-baik saja.

“Aku mau nenangin diri dulu, bibi jaga diri baik-baik ya nanti aku balik lagi kok.“ Menatap Maryam dengan tangan bergetar memasukkan pakaian kedalam koper. Hazel juga mengambil buku tulisnya dan memasukkan kedalam koper.

“Mau kemana? Jangan kemana-mana.“ Maryam memegang tangan Hazel, tetapi langsung di lepaskan.

“Mommy lagi di rumah sakit, nanti kalo udah pulang bibi urus mommy dulu ya. Aku baik-baik aja kok jangan khawatir cuman lagi pengen sendiri dulu, oh ya nanti aku bawain oleh-oleh buat bibi soalnya nanti aku mau ke Bali.“ Ucap Hazel sembari tersenyum namun di matanya sangat terlihat sedang terluka, air matanya sudah berhenti tetapi menyebabkan matanya bengkak.

Hazel membawa kopernya dan memasukkan kedalam bagasi mobil, matanya menatap Maryam yang terdiam kaku di teras rumah. Hazel sangat menyayangi Maryam selama ini hanya Maryam yang mengurusnya sedari kecil hingga sekarang, tetapi untuk saat ini Hazel benar-benar tidak ingin berada di rumah itu hanya sementara sampai semuanya membaik.












Bersambung....

Gue ngerasa ini cerita makin aneh dehh, hmmm..

Don't forget to vote and comment!

Don't forget to vote and comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A RELATIONSHIP (G×G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang