Saat ini Hazel berada di sebuah apartemen pemberian dari kakek neneknya saat ia berulang tahun ke 17, semuanya diberikan secara diam-diam karena jika Jules mengetahui sudah pasti akan dimarahi dan menyuruhnya untuk mengembalikan kunci apartemen itu.
Ia duduk di atas kasur lalu menatap langsung yang terdapat jendela bersar dengan gorden, bibirnya menghela nafas mungkin saat ini ia sedang ingin egois saja karena selama ini ia belum pernah mendapatkan full kasih sayang seorang ibu apalagi ayah karena sudah meninggal.
Tangannya meraih prestasi ponselnya lalu sudah banyak puluhan telpon dan chat dari Sandra menanyakan kabarnya. Ia lupa dengan Sandra karena masalahnya, langsung saja Hazel membalas pesan satu persatu dan memberikan alamat kepada Sandra jika dia sedang berada di apartemen miliknya, mungkin saja Sandra akan kesini dan menemaninya.
Dan selang 30 menit suara bel berbunyi dan Sandra sudah mengirimi pesan jika sudah berada di depan apartemen. Langsung saja Hazel membukakan pintunya lalu menatap Sandra dengan pandangan berkaca-kaca.
“Kenapa hmm?“ Tanya Sandra mengelus pipi Hazel yang sudah mengeluarkan air mata, Sandra menariknya kedalam pelukan dan mengelus punggung Hazel dengan sayang.
Hazel terus saja menangis hingga sesegukan wajahnya sudah memerah dan hidungnya pun sama. Sandra sungguh kasihan melihatnya, ia langsung menangkup kedua pipi Hazel.
“Kenapa sayang, aku khawatir saat kamu ga angkat telpon aku bahkan pesan aku pun kamu nggak membalasnya.“ Ucap Sandra.
Sambil memeluknya mereka berjalan menuju ruang tengah lalu Hazel sudah berada di pangkuannya dengan kepala yang di senderkan ke pundak Sandra.
Setelah tenang Sandra menatap wajah sendu milik Hazel, tangannya tidak berhenti untuk mengelus pipi chubby Hazel. Diam menunggu penjelasan Hazel yang tidak keluar dari mulutnya, dengan sabar Sandra menunggunya.
“Mommy aku kecelakaan, pagi-pagi ada orang yang nelpon aku terus pas sampe disana ternyata mommy cuman mau ngenalin pacar nya itu, mommy kecelakaan tapi cuman luka kecil doang. Selama ini mommy selalu ninggalin aku sendirian di rumah sama bibi Maryam, aku di asuh dari kecil sama bibi Maryam, mommy aku bahkan tidak pernah ada untuk aku dia pulang paling lama 2 hari lalu berangkat lagi, dan aku tau di keluar kota ataupun keluar negeri bukan hanya sekedar pekerjaan tetapi mau menghabiskan waktunya bersama pacarnya itu, sedangkan anaknya di rumah nunggu dia pulang tapi mommy aku malah kayak gitu.“ Air matanya kembali jatuh sambil menatap Sandra yang tidak mengeluarkan satu kata pun karena mendengar cerita Hazel.
Jari-jari panjangnya mengusap air mata yang jatuh, Sandra ingin bertanya lebih tetapi takut menyinggung privasi Hazel. Ia akan menunggu sampai Hazel sendiri yang menceritakan semuanya, ia akan selalu ada untuk Hazel menemaninya saat kesepian.
“Aku enggak berada di kubu kalian, cuman aku mau bilang mungkin mommy kamu kesepian setelah sekian lama hidup sendirian, aku bukan membela mommy kamu karena aku tau dia juga salah karena telah mengabaikan anaknya begitu saja. Kamu hanya bisa membuka diri kamu, menerimanya dengan pelan jika tidak mau kamu bicara baik-baik sama mommy kamu, kasih alasan yang jelas.“ Jelas Sandra, sejujurnya ia juga bingung karena masih belum mengerti masalah dari Hazel.
Mereka hanya diam saling tatap satu sama lain menyelami mata teduhnya, dengan pelan Sandra mengecup sekilas bibir Hazel hanya untuk menenangkan saja, lalu Hazel tersenyum dengan pipi yang tersipu. Sandra tersenyum juga saat melihat Hazel kembali ceria.
“Kamu cantik kalo senyum.“ Sandra menyelipkan rambut Hazel kebelakang telinga karena menghalangi wajah cantik milik Hazel.
“Aku belum makan, aku mau menghabiskan waktu kita seharian.“ Ucap Hazel tangannya mengalung di leher Sandra, matanya mengedip beberapa kali sehingga Sandra gemas sendiri melihatnya.
“Ayok kita makan di luar.“ Sandra menggendong seperti koala menuju kamar mandi.
“Kita salah jalan, kamar mandi di sebelah sana.“ Ucap Hazel menunjuk pojok kiri sebelah dapur lalu tertawa melihat wajah konyol Sandra yang sok tahu itu, mengerti jika ia akan di bawa ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.
Di sebuah cafe lebih tepatnya tempat tongkrongan para remaja, mereka berdua duduk di pojok ruangan dengan hidangan yang sudah tersajikan. Keduanya makan dan sesekali Sandra menyuapi Hazel.
Dengan sebuah alunan musik my universe dari Coldplay namun dengan versi acoustic yang masuk ke telinganya, sesekali kepalanya mengangguk angguk mengikuti irama. Hazel menyeruput minumannya karena tenggorokannya merasa seret, makanannya sudah habis ia menatap Sandra yang masih ada sedikit lagi.
Hazel bangkit dari kursinya, tanpa mengeluarkan sepatah kata ia mendekati ke arah sekumpulan band yang baru saja menyelesaikan nyanyiannya. Hazel berbisik dan tersenyum kecil saat mereka menggodanya, lalu duduk di atas bangku dengan mic di depannya. Matanya menatap Sandra yang melotot dengan mata tajam nya itu, terlihat ada cemburu namun Hazel mengedikkan bahunya dan tersenyum manis ke arah Sandra.
“Uhum halo selamat siang, gue mau mempersembahkan lagu berjudul read my mind dari the killers yang menceritakan tentang seseorang yang tinggal di kota kecil ingin mencoba yang lebih dari sebelumnya.“ Hazel menatap ke arah belakang dan mengangguk.
Alunan musik sudah berseru, Hazel gugup seketika namun ia ingin terlihat percaya diri. Pandangannya tidak pernah terputus ke arah Sandra, lihatlah Sandra begitu lucu saat sedang cemburu dia memang posesif Hazel tau itu.
On the corner of Main Street
Just trying to keep it in line
You say you wanna move on and
You say I'm falling behind
Can you read my mind?
I never really gave up on
Breaking out of this two-star town
I got the green light, I got a little fight
I'm gonna turn this thing around
Can you read my mind?Hazel berbanyi begitu merdu mengeluarkan suaranya yang selama ini terpendam, masuk ke dalam telinga dengan sopannya.
The teenage queen, the loaded gun
The drop-dead dream, the Chosen One
A southern drawl, a world unseen
A city wall and a trampoline
Oh, well, I don't mind, if you don't mind
'Cause I don't shine if you don't shine
Before you go, can you read my mind?Bibirnya melengkung tersenyum, kini matanya menatap seisi cafe yang sedang menikmati nyanyiannya. Ini baru pertama kalinya lagi setelah sekian lama Hazel tidak bernyanyi, biasanya ia akan live di ruang studio di rumahnya tetapi sayangnya saat itu Jules sang ibu tidak mengijinkan Hazel untuk turun kedunia musik dan lebih mendorong untuk fokus ke sekolah lalu menjadi seorang Jaksa.
Slipping in my faith until I fall
He never returned that call
Woman, open the door
Don't let it sting, I wanna breathe that fire again
She said, "I don't mind if you don't mind
'Cause I don't shine if you don't
Before you go, can you read my mind?Can you read my mind?
Hazel menyudahi nyanyiannya, seisi cafe bertepuk tangan ia jadi malu sendiri. Ia berdiri dengan mic yang masih di pegang nya, lalu menghela nafas kecil.
“Thank you all for listening to my song, mungkin singkat dan ada yang gue rubah sedikit. But, hope you guys enjoy it. Sekali lagi, thank you so much.“
Kemudian ia kembali menuju tempat duduknya ia menatap Sandra yang terdiam menatap Hazel tidak percaya. Tangannya mengelus kepala Hazel, ada rasa bangga walaupun sedikit tidak rela suara Hazel dinikmati banyak orang.
Bersambung...
Guys ini cerita apa gue hapus aja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
A RELATIONSHIP (G×G)
Fiksi RemajaCerita G×G Awal yang begitu percaya namun terkadang kita tidak boleh percaya lebih kepada orang atau bahkan mengharapkan yang belum tentu akan sesuai ekspektasi kita. Start : May 11, 2023