Sudah satu bulan lamanya Hazel tinggal di sebuah apartemen, hidup sendirian walaupun terkadang Sandra datang untuk menemaninya. Bahkan saya liburan di Bali pun Hazel tidak menikmati masa liburannya ia selalu memikirkan masalahnya itu, terkadang hal yang paling sulit adalah bertengkar dengan orang tua.
Sudah beberapa kali juga Jules menghubunginya untuk segera pulang ke rumah, karena akan menjelaskan tentang hubungannya itu. Tetapi Hazel belum siap, ia lebih baik tinggal di sebuah apartemen daripada rumah karena akan sama saja sama-sama merasa kesepian juga, saat ini di hari libur ia sedang berkutat dengan peralatan dapur.
Sudah di pastikan Hazel akan memasak lebih tepatnya membuat kue, dengan banyaknya peralatan dan ponsel yang menyala menayangkan sebuah video menunjukkan langkah-langkahnya.
Namun tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi dari arah depan pintu, dengan terburu-buru tanpa melepaskan celemek dari tubuhnya Hazel membuka pintu dengan senyuman di bibirnya tetapi saat melihat siapa yang datang senyuman itu luntur seketika.
“Hazel mari kita bicara.“ Ternyata yang datang adalah Jules bersama sang pacar tercinta, Hazel menatapnya datar bahkan tanpa adanya ekspresi yang dikeluarkan.
“Tau darimana aku tinggal disini?“ Tanya Hazel, selama ini tidak ada yang tahu kecuali Sandra. Apa memang dia yang memberitahu ibunya ini, jika iya Hazel akan memberikan hukuman kepadanya itu yang sudah seenaknya memberitahu kepada Jules.
“Suruhan mommy yang ngasih tahu, tadinya Minggu kemarin kita akan kesini tetapi karena pekerjaan mommy yang menumpuk jadi kita urungkan.“ Ternyata bukan Sandra, Hazel menghela nafas panjang ia menyuruh kedunya masuk untuk duduk.
“Masuk, aku mau matiin kompor dulu.“ Hazel menutup kembali pintunya dan segera berjalan ke arah dapur untuk mematikan kompor sekalian dengan melepaskan celemek dari tubuhnya.
Saat kembali ia memberikan sebuah gelas berisi jus jeruk, Hazel duduk sambil melipat tangannya di depan dada.
“So? Aku nggak punya banyak waktu jadi silahkan.“
“Hazel mommy minta maaf untuk semua kesalahan mommy, selama ini yang tidak pernah memerhatikan anaknya bahkan hanya sibuk bekerja. Tapi yang mommy lakukan semuanya untuk kamu, mommy tidak ingin kamu kekurangan apapun.“ Mata Jules sudah terlihat berkaca-kaca saat menjelaskannya berbeda dengan wanita di sampingnya hanya diam menyimak.
“Dan untuk pacar mommy, dia Xie mommy sudah berpacaran selama lima bulan ini. Mommy juga merasakan kesepian dan untungnya ada Xie yang menemani mommy selama ini, jadi tolong restui hubungan kami.“
Hazel terkekeh saat mendengarnya, tidak percaya ini yang akan di bicarakan oleh Jules “Mommy aja masih bisa-bisanya membela diri, mommy merasa kesepian gimana dengan aku? Yang mommy tinggalin dengan teganya tanpa adanya kasih sayang seorang ibu, jika aku bisa memilih aku lebih baik menjadi anaknya bibi Maryam yang selalu ngertiin keadaan aku tanpa aku bilang. Pernah ga sih mommy bertanya tentang keseharian aku? Keadaan aku? Oke kita kalau ketemu memang biasa-biasa aja seperti keluarga pada umumnya yang suka bercanda haha hihi, tapi yang sangat di sayangkan mommy tidak pernah menanyakan keadaan aku selama ini.“ Hazel tidak habis fikir dengan ucapan Jules, apa Jules tidak memikirkan jika yang lebih kesepian adalah Hazel.
Hazel bangkit lalu berjalan menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu, Jules dan Xie hayang mengerutkan keningnya menunggu Hazel. Saat Hazel kembali ternyata membawa micellar water, tanpa berkata apapun Hazel menteskan ke arah kapas dan membersihkan tangannya yang terdapat foundation. Kedua orang dewasa itu kaget saat melihat bekas luka barcode di tangan Hazel.
“Hazel.“ Gumam Jules tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh matanya sendiri, anaknya melakukan hal seperti ini sangat membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Air matanya lolos jatuh ke pipinya itu, ia mendekati anaknya dan berjongkok dihadapan Hazel dengan memegang kedua tangan Hazel.
“Maaf, maafin mommy.“ Jules menggenggam jemari Hazel dan meminta ampun sambil menangis, kepalanya ia jatuhkan ke atas paha Hazel merasa bersalah karena telah meninggalkan Hazel tanpa mengetahui keadaan anaknya.
Hazel tidak kuat lagi ia juga menangis tanpa suara dan ekspresi, hatinya juga merasakan sakit disaat orang lain mendapatkan kasih sayang dari keluarganya sedangkan Hazel sendiri tidak pernah mendapatkan, pernah satu kali catatan diary Hazel di baca oleh sang nenek dari keluarga ibu dan tidak menyangka jika Jules seperti itu, saat itu juga neneknya menawarkan Hazel untuk tinggal bersama mereka namun karena Hazel masih memikirkan Jules ia menolak dan lebih baik tinggal di Indonesia.
“Hazel ada siapa?“ Dari arah pintu Sandra dengan menenteng sebuah kresek putih itu terdiam saat mengetahui adanya ibu dari sang kekasih, Sandra menyimpan kresek itu di meja makan lalu mendekati mereka.
Mengetahui apa permasalahan Sandra memegang pundak Jules lalu berkata “Anda seorang ibu tidak sepatutnya seperti ini, lebih baik introspeksi diri daripada terus menerus meminta maaf tetapi kelakuan anda masih tetap sama.“ Ucap Sandra membantu Jules agar duduk di atas sofa tepat di samping Hazel.
Mereka diam dengan pikirannya masing-masing, malam ini memang Sandra menginap di apartemennya dan pagi sekali ia keluar untuk membeli sarapan sedangkan Hazel memang sudah ada rencana membuat kue tetapi tidak ada pikiran jika Jules akan datang kesini. Sandra yang melihat mereka terdiam langsung menghela nafas, ibu sama anak sama saja sama-sama memiliki ego yang tinggi.
“Tan Hazel tidak pernah merasa marah sama anda tetapi dia kecewa, namun hari-hari kemarin saya sudah mengetahui jika Hazel sudah bisa menerima tante kembali karena sering sekali ia membicarakan tante dan bilang jika merindukan adu cekcok sama tante.“ Sandra tersenyum tipis saat mata Hazel menatapnya dengan tajam, ujung bibirnya terangkat kesal dengan ucapan Sandra.
“Sekali lagi maafin mommy, mommy bakalan rubah semua mommy bakalan lebih perhatian lagi sama kamu.“ Jules memandang Hazel, anaknya sudah besar melihat begitu cantiknya dengan rambut pirang panjang. Pipi chubby nya terlihat sedikit menirus padahal Hazel tetap memakan banyak makanan tetapi karena stres menghadapi masalahnya membuat berat badannya tidak naik malah menurun.
“Udah lah lupain.“ Hazel mengusap pipinya kasar dan tersenyum ke arah Jules, ia memeluk tubuh ibunya namun langsung melepaskan karena merasa geli sendiri.
“Merinding aku peluk mommy kayak gitu.“ Hazel tertawa renyah melihat wajah kocak Jules yang terbengong karena perkataannya.
“Aku restui mommy sama dia, cuman dia ga gentle banget ya walaupun aku tau mommy lebih dominan tapi tetep aja kan tante Xie tidak membantu mommy untuk menjelaskan semuanya.“ Ucap Hazel menyandarkan punggungnya ke arah sofa dengan kepala menyender sedikit di bahu Sandra, bisa-bisanya Hazel seperti itu di depan ibunya.
“Maaf.“ Xie berucap dengan pelan tidak berani untuk berisi tatap dengan mata Hazel.
“Hazel.“ Sahut Sandra penuh peringatan.
“Sorry sorry dehh, nanti aku traktir deh ya tan sebagai permintaan maaf nya. Aku banyak duit kok tenang aja.“ Sombongnya.
Sandra dan Jules menggelengkan kepalanya tidak percaya yang dilakukan oleh Hazel, gadis ini benar-benar keterlaluan sekali padahal uang yang dia simpan adalah kiriman dari Jules dan kakek neneknya.
Bersambung...
Vote ya guys jangan lupa okayyy, see you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A RELATIONSHIP (G×G)
Roman pour AdolescentsCerita G×G Awal yang begitu percaya namun terkadang kita tidak boleh percaya lebih kepada orang atau bahkan mengharapkan yang belum tentu akan sesuai ekspektasi kita. Start : May 11, 2023