Nasehat

417 22 0
                                    

Laura harusnya hari ini mendaftar di tempat bimbel untuk persiapan menjelang kelas dua belas nanti. Tapi sayangnya, rencananya hari ini urung karena Lingga yang tak bisa menemaninya.

Sebenarnya cewek itu bisa saja langsung ke tempat bimbel tersebut, tapi Lingga juga katanya ingin bimbel di tempat yang sama dan meminta Laura untuk mendaftar bersama. Hari ini Lingga tak bisa, karena harus menemani sepupunya yang baru datang dua hari yang lalu untuk jalan-jalan.

Laura tadi sempat mendengar Lingga yang tengah ditelepon oleh sepupunya, cewek itu dapat mendengar dengan jelas suara manja sepupu Lingga yang merajuk karena sudah dua hari di Jakarta tetapi sama sekali tak diajak jalan-jalan.

Entah kenapa, mendengar suara sepupu Lingga, membuat Laura kesal. Baru juga dua hari tiba di Jakarta, tapi sudah merajuk karena tak diajak jalan-jalan.

Karena mereka yang batal pergi, alhasil Laura memilih ikut Anggi dan Karina untuk jalan-jalan bersama di mall. Sekadar untuk makan jajanan yang ada di sana, hal itu sudah cukup menghilangkan rasa sumpek di hatinya.

Tiga cewek berseragam putih abu-abu itu, memasuki toko demi toko, melihat apapun yang mau mereka lihat. Kadang mereka juga membeli apa yang mereka butuhkan dan yang paling banyak berbelanja adalah Karina. Maklum saja, Karina memiliki banyak uang, ayahnya merupakan bos papi Laura.

"Makan dulu kali, ya," ajak Anggi diangguki oleh Laura dan Karina.

Anggi mengajak kedua cewek itu makan di restoran seafood. Saat telah sampai di restoran seafood, ketiga cewek tersebut, mengambil tempat duduk tepat di tengah-tengah ruangan, sengaja saja karena mereka bisa lebih mudah memanggil pelayan apabila mereka butuh sesuatu.

Setelah menyerahkan kertas berisi pesanan mereka pada pelayan restoran, Laura  langsung mengambial ponselnya, melihat barangkali ada pesan masuk dari Lingga. Saat diperjalanan tadi menuju mall, Lauda mengirimkan Lingga pesan, bahwa dia akan ke mall bersama Anggi dan Karina. Cewek itu meletakkan ponsel dengan kasar di meja. Memang, niatnya hanya mengatakan pada Lingga kalau dia akan pergi jalan-jalan, tapi Lingga sama sekali tak membalas pesannya, hanya dibaca saja. Biasanya langsung dibalas begitu Lingga melihat pesan Laura.

Cewek itu sampai mendengkus kesal lantaran pesannya hanya dibaca saja.

"Kenapa lagi lo?" tanya Anggi. Kalau Laura terlihat gusar, kesal, atau apapun itu, semuanya pasti berhubungan dengan Lingga.

"Lingga ada balas chat gue, cuma diread doang. Biasanya langsung dibalas pas gue chat."

Mendengar itu, Anggi memutar bola matanya malas mendengar perkataan Laura.

"Bosan kali Lingga sama lo," balas Anggi membuat Laura melotot tak suka mendengarnya.

Tangan cewek itu bahkan mendarat dengan mulus di lengan Anggi, membuat Karina yang tadinya sibuk memainkan ponselnya tertawa.

"Habisin aja, Ra," kata Karina mengompori Laura.

"Anying lo, Na. Gitu banget sama sahabat," protes Anggi.

"Lagian, omongan lo bikin Laura over thinking. Gimana kalau seandainya itu benaran terjadi?"

Anggi kesal mendengarnya, dia pun menoyor kepala Karina, sehingga membuat si empunya kepala tertawa keras dan menimbulkan banyak pasang mata melihat mereka.

"Yeee ... itu sama aja. Bilang aja lo suka, biar bisa rebut Lingga dari Laura."

"Dih, gue udah move on."

Laura menggeram kesal mendengar perdebatan mereka. Keduanya memang kalau sudah bertemu seperti ini, sering sekali berdebat, bersyukur Laura siap jadi penengah keduanya apabila perdebatan makin panas terdengar.

"Udah, deh, diam! Gue pusing dengernya."

Alhasil, Laura kembali melerai keduanya.

"Lo pusing denger kita berdua atau pusing karena Lingga gak balas-balas chat lo," ejek Anggi membuat Laura malah kembali menggeram kesal.

Apa yang dikatakan Anggi benar, dia pusing juga dengan Lingga yang tak membalas pesannya. Mungkin saja terdengar berlebihan, tapi memang ini pertama kalinya Lingga tak membalas pesannya dan hanya dibaca saja. Biasanya, sekalipun Lingga sibuk ada di luar, dia akan tetap menjawab pesannya walau itu singkat.

"Gue rasa, Ra, lo itu udah lama banget bingung sama perasaan lo buat Lingga. Jadinya berujung hubungan lo dan Lingga digantung, hubungan lo sama Lingga juga gak jelas," tutur Anggi.

Cewek yang baru saja memberikan Laura kalimat mutiara itu, tak habis pikir sama Laura yang sudah lama bingung dengan perasaannya.

"Sahabatan enggak, pacaran enggak. Hubungan kalian berdua hanya jalan di tempat. Kalau kayak gini terus, Lingga bisa-bisa berpaling dari lo," imbuh Anggi membuat Laura terdiam seribu bahasa.

Masih banyak sebenarnya yang membuat Laura bingung dengan perasaannya sendiri, dia bingung harus bagaimana nantinya pada Lingga apa bila mereka menjalin hubungan. Dia nyaman seperti ini pada Lingga dan takut nantinya semua berubah kala mereka menjalin hubungan.

"Sama seperti cewek, cowok itu kalau terlalu lama digantung, nanti bisa bosan. Hubungan lo sama dia harus jelas. Pas lo ditinggal, nantinya malah nyalahin cowok di seluruh dunia, padahal jelas-jelas lo yang duluan nyakitin cowok."

Laura masih tak bisa mengeluarkan suara kala mendengar perkataan Anggi. Anggi memang benar, tapi Laura benar-benar tak bisa mengatasi kebingungannya.

"Kasihan Lingga, Ra. Jangan sampai dia ninggalin lo karena dia udah gak mampu."

***

Jangan lupa tinggalkan jejak yah

Bye bye

Ayo Pacaran! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang