Turnamen

515 22 0
                                    

Walaupun Laura mengatakan tak mau datang ke turnamen basket sore ini, dia tetap datang untuk menonton Lingga. Tanpa paksaan dari Anggi ataupun Karina. Oh, atau mungkin karena cewek itu memikirkan perkataan Anggi dan mengingat perkataan Lingga yang butuh semangat. Jadinya Laura datang ke turnamen sore ini untuk melihat Lingga bertanding.

Sejak dia baru datang padahal tim Lingga masih belum mulai bertanding, Laura sudah mendengar suara sorak-sorai dari para penonton yang mendukung masing-masing sekolah. Beberapa berteriak mendukung sekolah yang Laura dan Lingga tempati untuk menuntut ilmu, ada pula yang berteriak memanggil nama Lingga, terutama pada adik kelas di belakang Laura.

Huh, Lingga memang populer di sekolah karena cowok itu anak basket, tak heran banyak yang mengaguminya.

Laura menghembusnya napasnya, lelah. Saat ini dia hanya seorang diri, tak ada Karina dan Anggi. Katanya kedua sahabatnya itu sedang dalam perjalanan dan terjebak macet. Laura sedikit menyesal karena datang lebih awal, harusnya dia datang saat pertandingan mulai saja.

Dari tribun penonton, Laura dapat melihat tim basket sekolahnya tengah pemanasan, kecuali Lingga yang hanya diam melihat teman-temannya pemanasan. Kalau dilihat dari tribun penonton, Lingga memang butuh penyemangat. Tapi apakah dia masih menjadi penyemangat Lingga?

"Duh, untuk aja belum mulai."

Mendengar suara Karina yang sangat dia kenal itu, Laura pun menoleh, mendapati kedua sahabatnya yang dia tunggu sejak tadi baru saja tiba. Karina langsung mengambil tempat duduk di samping Laura, sementara Anggi di samping Karina.

"Udah lama, Ra?" tanya Karina memulai percakapan.

"Lumayan," jawab Laura singkat dengan mata yang terus menatap pada lapangan.

"Jujur, gue kaget baca chat lo. Padahal tadi jam istirahat lo bilang gak bisa nonton Lingga tanding," ungkap Karina.

Sementara Angga hanya diam saja, dia lebih memfokuskan matanya pada Vigo yang tengah sibuk pemanasan.

"Gue juga hak nyangka, kenapa gue bisa sampai di sini?" balas Laura membuat Karina terkekeh geli. Karina yakin, Laura datang karena ingin menyemangati Lingga.

Ah, cewek di sampingnya ini memang begitu gengsi.

"Btw, Gi," panggil Laura pada Anggi, membuat Anggi menoleh pada Laura.

"Kenapa?" tanya Anggi dengan kening mengernyit heran.

"Gue titip ini, ya? Kasih ke Lingga." Laura tiba-tiba saja mengeluarkan sebotol mineral juga handuk kecil dari tasnya, lalu menyodorkan pada Anggi.

"Kok gue? Lo sendiri aja," tolak Anggi terang-terangan. Bisa-bisa orang berpikir kalau dia menyukai Lingga. Toh, Anggi juga akan memberikan air mineral dan handuk untuk Vigo apabila Vigo tak menerima air mineral dan handuk dari orang lain.

"Tolong gue, please. Sekali ini aja," mohon Laura.

"Karina 'kan ada. Kok gue sih," balas Anggi lagi.

"Boleh, nih, kalau gue yang kasih. Hitung-hitung mau modus sama Lingga," timpal Karina.

"Ini yang bikin gue minta tolong sama lo. Karina tukang modus."

Anggi mendengkus kesal, walau begitu dia tetap menerima air mineral dan handuk kecil untuk Lingga dari Laura.

***

Pertandingan dimenangkan oleh sekolah lawan, skornya hanya selisih satu. Seharusnya kalau tadi di detik-detik terakhir sekolah lawan tak mencetak skor, dapat dipastikan mereka seri dan akan ada penambahan waktu.

Lingga juga bersemangat saat tanding tadi karena melihat Laura di tribun penonton. Sekalipun Laura hanya diam menonton, dia tetap bersemangat. Hari ini juga bukan pertandingan terakhir, karena masih ada pertandingan selanjutnya.

Ketika beberapa penonton beranjak dari tempatnya, Laura hanya diam di tempat. Sedangkan Karina dan Anggi menghampiri tim basket sekolah mereka. Kala Karina dan Anggi sampai, Anggi langsung menyodorkan sebotol mineral tadi yang Laura titipkan, tetapi sama sekali tak diterima Lingga. Handuk kecilnya juga Lingga tolak, jelas saja hal tersebut membuat dada Laura ngilu. Harusnya tadi dia memberikan langsung pada Lingga.

"Kak Lingga!"

Suara teriakan memanggil nama Lingga membuat Laura seketika menoleh. Cewek itu melihat kedatangan Karin dan Hani, mamanya Lingga.

Dapat Laura lihat dari tribun penonton, Karin berlari dan memeluk Lingga, kemudian menyodorkan Lingga sebotol mineral dan handuk kecil dan diterima cowok itu. Seandainya Lingga tahu kalau mineral tadi dan handuk kecil yang Anggi berikan darinya, apakah Lingga akan terima?

Oke, Laura sudah tak sanggup melihatnya. Jelas hal tersebut membuatnya kesal. Laura pun memilih pergi dari sana, tanpa pamit pada Karina ataupun Anggi. Toh dari lapangan, Karina melihat Laura tadi.

Sementara itu, di lapangan saat ini, Lingga langsung menatap kepergian Laura dengan tatapan sendunya. Lingga pikir, Laura akan menghampiri mereka, tapi ternyata cewek itu malah pergi. Kapan hubungannya dan Laura membaik?

Anggi yang tahu kenapa Laura langsung pergi pun menghela napasnya. Ini salah Laura karena tak mau memberikan secara langsung pada Lingga, alhasil Lingga menolak pemberiannya.

Pada akhirnya, Anggi mendekati Lingga dan berbisik, "Air sama handuk yang gue kasih dari Laura."

Setelah itu, Lingga tanpa pamit langsung berlari, mengejar Laura sebelum dia kehilangan cewek yang dia cintai.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak yah

Bye bye

Ayo Pacaran! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang