Plot

159 29 2
                                        

Aktivitas hari ini adalah bersihkan diri saat pagi buta, bersihkan kasur, siapkan sarapan, ketika aku sudah masak banyak chef asli baru bangun dan kaget, ia bahkan mencicipi semua hidanganku.

Para petugas di sarankan untuk segera makan, dan sarapan khusus Nicholas akan segera di buatkan.

Nicholas akhirnya turun dari kamarnya dibantu oleh Soma. Aku membawakan menu makanan pagi yang tidak biasanya Nicholas makan.

Nicholas sedikit kaget, tapi ia tetap menyukainya, dia bahkan bertanya, "Sejak kapan kamu bisa masak seenak ini?"

Hei! Kalau saja kamu tau, aku itu sangat hobi melakukan sesuatu. Berdiam diri atau rebahan yang tidak jelas bisa membuatku bosan. Walaupun saat ini aku adalah Maria, tapi kebiasaanku mana mungkin sama dengan Maria. Resikonya sih pasti akan mengherankan. Aku akan tetap bermain cantik

"Ya, aku mencoba belajar menjadi rumah tangga yang baik, apa kamu keberatan?"

"Itu bagus, jadi aku bisa ngeluarin semua petugas dapur"

Ah! Nicholas ternyata ceplas-ceplos juga orangnya. Mana petugas dapur dengar lagi

"Ja.. Jangan dong, terkadang kita butuh mereka"

"Mereka tidak menjawab apapun, itu artinya baik baik saja kan?"

Astaga, seenaknya bicara juga ternyata. Anak Miliarder apakah seperti ini? Kenapa dia begitu santai sekali

Aku membalasnya dengan senyuman manja kepada para petugas dapur.

Tiba tiba Nicholas ingin sekali ke Toko perhiasan, dan ia mengajakku. Dan aku curiga bahwa Nicholas pasti ingin memesan sesuatu.

Pergilah kami berdua ke toko perhiasan dengan ditemanin oleh Yan.

Ketika sampai, Nicholas mengambil tanganku, "Untuk ukuran tangan ini, tolong ya"

Tanganku di ukur, dan aku disuruh untuk memilih design cincin yang bagus. Aku sudah mengirim pesan kepada Maria untuk menjawab ukuran cincin dia.

Tiba tiba dengan perilaku Yan secara diam diam, memberikan kode yang menunjukkan ukuran jari milik Maria. Aku lagi lagi tertolong darinya. Setelah itu, Nicholas meminta pada pengerajin untuk menyelesaikan cincinnya ketika Nicholas mendapatkan matanya, karena pria ini menginginkan kembali ke tempat ini dan membelinya bersama lagi.

Ketika semua sudah terkonfirmasi, kami berencana pulang ke rumah. Menuju pintu keluar, Nicholas mendengar suara anak kecil perempuan tertawa riang bersama ibunya yang lagi mencari perhiasan. Dengan kebaikannya Nicholas, ia ingin membelikannya. Sang ibu tidak menyangka akan bertemu dengan Miliarder, Wang Nicholas.

Anak kecil itu menyukai Nicholas, "Abang, suatu saat nanti aku akan menikahimu" Candanya

"Kamu bisa menikahi seperti ku nanti"

Aku juga ikut tersenyum melihat anak kecil tersebut.

Justru ketika duduk di dalam mobil, Nicholas terlihat murung, dan aku tidak berani memulai percakapan. Tiba tiba Yan bercerita tentang masa lalu Nicholas.

"Dua tahun yang lalu, bukan hanya kehilangan pengelihatan, tapi Tuan Muda kehilangan perempuan yang ia sayangi"

What?! Perempuan? Ku pikir tidak ada selain Maria. Apa perempuan itu cinta pertamanya?

"Cinta pertama Tuan Muda, Nyonya"

"Nyo.. Nyonya?"

Ah~ibunya ternyata.

Tanganku bergerak dengan sendirinya mencuri kedua pipinya Nicholas, dan menepuk pelan sebanyak dua kali, "Kamu kangen ya? Ayo ke makam ibu!"

"Hah? Aku sudah bilang berkali kali, aku tidak akan ke tempat itu"

A Blind Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang