•🦋• 05

1.2K 181 86
                                    

•🎼• Blue Butterfly

•🎼• Blue Butterfly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••oOo••

Sepanjang perjalanan pulang Renza terlibat perbincangan kecil-kecilan dengan Dimas.

Dimas menceritakan alasan ia berada di pasar. Dimas tengah jalan-jalan dengan temannya karena ingin membeli buah salak.

Lalu tiba-tiba Dimas menepuk jidatnya sendiri, karena teringat meninggalkan sang teman di pasar tanpa mengabari.

"Duh, lupa! Si El masih di pasar."

"Siapa?"

"Temen aku. Kakak maksa dia buat bantuin nyari buah salak, eh malah lupa dia masih di pasar."

Renza hanya bisa menggeleng tak habis pikir. "Kok bisa lupa sih, kak?" Sambil terkekeh geli.

"Ya namanya juga lupa, haha."

Saat tiba di pekarangan rumah, Renza langsung turun dan Dimas pamit untuk tanggung jawab menjemput sang teman yang tertinggal.

Jadi Renza melangkah masuk kedalam rumah seorang diri, dan langsung di sambut teriakan ceria Wilona yang memanggilnya, kemudian menerjang tubuh Renza dengan pelukan hangat.

"Kakak!"

Mereka hampir terjungkal kebelakang, jika Renza tak menahan. Untungnya hal itu tidak terjadi.

"Wilona, jangan kayak gitu, bahaya. kalau kita jatuh, gimana?" Tegur Renza pada Wilona yang sedang mengusak wajahnya pada sang kakak, mirip anak kucing.

"Hehe... Aku yakin kakak bakal nangkap aku kalau jatuh. Kakak bakal selalu jaga aku apapun yang terjadi, kan? Karena itu tugas seorang kakak."

"..."

'Aku bukan bodyguard...'

Wilona memiringkan kepalanya, menatap bingung sang kakak yang hanya diam dengan mata yang meredup. "Kakak?"

"Eh, iya? Iya. Kakak bakal ada saat kamu jatuh." Renza menyunggingkan senyum, lalu mengusap puncak kepala sang adik.

"Ini titipan kamu." Sang submisive menyodorkan kantong plastik berisi kue cubit yang masih lumayan hangat pada Wilona. Menepati janji pada sang adik.

Wilona langsung menyambut kantong plastik itu dengan wajah bahagia. "Wah!! Makasih kakak!"

Melihat senyum bahagia di wajah Wilona membuat hati Renza menghangatkan. "Kakak ke atas dulu, ya? Mau mandi." Renza pamit menuju kamarnya, karena merasa sangat lelah dan lemas.

Di lantai dua, hampir semua kamar di lantai ini kosong karena rata-rata kamar anggota keluarga dan pelayan berada di lantai bawah. Lorong gelap di lantai dua sepi, dan hanya Renza anggota keluarga Pramana yang kamarnya berada di lantai dua.

 Lorong gelap di lantai dua sepi, dan hanya Renza anggota keluarga Pramana yang kamarnya berada di lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
At The End Of My Time | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang