Bab 5

768 87 9
                                    

Mark tertawa melihat tingkah Haechan yang menggemaskan. Lelaki itu membantu Mark membersihkan kamarnya yang berantakanㅡingat insiden sayap itu? Mereka belum membereskannya. Haechan berusaha menggunakan sapunya dengan benar, tetapi lelaki itu terus menerus bersin karena mencium debunya.

Tangannya yang kotor habis menyentuh beberapa barang ia usapkan pada hidungnya yang gatal sehingga membuatnya memiliki noda hitam yang lucu. Mark dengan lembut membersihkan noda hitam itu dari hidung Haechan menggunakan tangannya dengan memberi sedikit gosokan. Haechan tertawa karena wajah mereka begitu dekat dan ia bisa melihat hidung Mark yang kembang kempis.

"Kenapa dadamu berisik sekali, Mark?" Ia tanpa memikirkan perasaan pria itu menekan telapak tangannya didada Mark hingga membuat pria itu terkejut. "Kedengarannya sangat berbeda denganku." Haechan kemudian menyentuh dadanya sendiri.

Mark berdeham, menjauhkan dirinya dari Haechan. "Aku habis berolahraga. Mengangkat dan membersihkan barang-barang ini membuat jantungku bekerja dua kali lebih cepat sehingga debarannya bisa kau dengar." Kilah Mark dengan wajah memerah.

"Dan wajahmu memerah." Haechan mencoba melakukan hal yang sama seperti Mark, mengusap wajah pria itu karena ia pikir wajah Mark memiliki noda sama seperti dirinya. "Susah hilangnya, Mark." Haechan merasa putus asa. Membuat Mark semakin salah tingkah.

"Baiklah, biar aku saja yang urus sisanya. Kau bisa tunggu di bawah, aku khawatir kau alergi terhadap debunya." Ujar Mark sambil menggiring lelaki itu keluar kamar.

"Tapi Mark, aku ingin membantu. Kau akan kelelahan jika melakukannya sendiri." Mark khawatir Haechan akan mematahkan lehernya karena lelaki itu menengokkan kepalanya ke belakang secara maksimal untuk menatap Mark yang berada di belakangnya dan tengah mendorong tubuh lelaki itu. "Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak selemah itu. Lagipula aku ini pria sejati yang kuat dan penuh bertanggung jawab." Kicau pria itu sambil memamerkan bisepnya.

"Aku tidak mengerti. Tapi sepertinya itu adalah hal yang bagus." Haechan menanggapi dengan nada polosnya.

Mark menyuruh Haechan untuk memakan camilannya sambil menonton televisi dan beristirahat, sejujurnya ia masih khawatir karena lelaki itu masih sakit. Mark masih mengingat bagaimana sayap Haechan yang memiliki luka dan terbakar sehingga luka itu sedikit demi sedikit semakin membesar.

"Itu memang hal bagus." Lalu Mark memberi sedikit instruksi pada si lelaki malaikat bagaimana menggunakan televisinya sebelum ia meninggalkan Haechan sendirian.

Mark membersihkan sisanya dengan perasaan gundah. Haechan membuat dirinya tidak fokus. Lelaki polos itu benar-benar tahu bagaimana caranya untuk membuat Mark kesulitan bernapas, atau mungkin paling buruk adalah terkena serangan jantung.

Tetapi setidaknya lelaki itu telah beradaptasi cukup baik beberapa hari ini, ia bisa makan dengan mandiriㅡmenggunakan sumpitnya, dan melakukan beberapa pekerjaan rumah sederhana. Selera Haechan mengenai makanan kini berubah, ia lebih menyukai makanan asin dibanding makanan manis.

Mark telah menyelesaikan beberapa tugasnya. Mengangkat dan memindahkan barang rusak serta membuangnya karena tidak diperlukan lagi. Kini yang ia perlu lakukan adalah mengepel lantainya. Mark awalnya berpikir untuk menyuruh seseorang melakukannya, membereskan vila sebesar ini cukup melelahkan, tetapi ia kembali memikirkan Haechan, ia takut jika lelaki malaikat itu merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang lain di sekitarnya.

Jadi Mark bersusah payah untuk mengangkat alat pel dan embernya menuruni tangga setelah ia melakukan tugasnya. Tangan dan kakinya mulai terasa kebas dan ia merasa pegal. Gagang pel yang panjang itu hampir mengurangi jarak pandangnya. Ia susah payah dan berhati-hati menuruni anak tangga satu persatu.

Mark merasa hidupnya hampir saja berakhir, atau ia merasakan nyawanya sedikit demi sedikit terbang ketika pijakannya tidak lagi di tangga dan kakinya terpeleset dan ia jatuh dari anak tangga itu.

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang