Curi pandang

28 3 0
                                    

Hari sudah mulai siang, namun mereka belum juga kembali ke asrama, mereka terlalu asik, melihat momen yang tak semua santri bisa melihatnya, dan mereka termasuk santri beruntung, karna seharusnya yang boleh menyambut, hanya sebagian santri yang berpengaruh saja, dan sebagian besar pun berasal dari keluarga pondok.
"oh ya rey, aku ada latihan rebana nih, digedung sekolah"sarah
"kok mendadak sih bilangnya"reyna.
"ya...Aku baru inget"sarah.
"ya udah ayo"reyna.
akhirnya mereka memutuskan untuk segera menuju gedung sekolah, tapi untuk perjalanan kesana tidak semulus yang mereka bayangkan, mereka kembali dibuat pusing karna keluasan denah lokasi, ingin bertanya juga mereka terlalu gengsi, karna tidak ada yang mereka kenal diblok ini.
"rey, aku capek"sarah
"sabar"reyna
"tapi, aku juga gak boleh telat, nanti aku dimarahin lagi sama kak reno"sarah
"ayo, aku gendong, biar cepet"reyna
"beneran nih..."sarah
"ayo, katanya gak mau telat"reyna
tidak ada pilihan lagi selain menuruti kata reyna, karna sarah juga memang sudah terlihat lemas.
Kali ini reyna benar-benar menggunakan feelingnya, agar cepat sampai, beban pun seperti tidak terasa lagi bagi reyna, itulah arti persahabatan bagi reyna, dia takkan membiarkan sarah bersedih, sampai dia rela melakukan apa pun demi sahabatnya.
"sar, tidur ya??"reyna
Mungkin itu menjadi salah satu kebiasaan buruk sarah yang sulit dihilangkan, dalam keadaan apa pun dan dimana pun dia bisa tidur.
"sar, bangun kita udah didepan gedung sekolah"reyna
"hem..."sarah
"bangun...Sebelum aku jatuhin"reyna
"iya iya, aku turun"sarah
Karna masih mengantuk sarah berjalan seperti orang yang mau pingsan, dan meninggalkan reyna begitu saja.
"hey, mau sekolah apa mau latihan??"reyna
"pake nanya, mau latihanlah rey"sarah
"dilihat coba arahnya"reyna
"hehe...efek masih ngantuk rey, maklumin ya??"sarah
"ya ya,,,aku selalu maklumin" reyna
"aku males lewat tangga, lewat jalur lif aja yuk, lumayan capek tuh lewat tangga kelantai 5"sarah
"ya udah terserah"reyna
Begitu mereka sudah berada didepan pintu, reyna atau pun sarah, tidak ada yang berani mengucapkan salam, mereka hanya saling bertatapan penuh kebingungan.
"masuk"kak reno
Ternyata kak reno sudah menyadari lebih dulu kehadiran sarah dan reyna.
"maaf kak, terlambat"sarah.
"Ya, kamu bisa duduk disebelah sana"kak reno.
Seperti ada yang aneh, kenapa kak reno jadi berubah semanis itu, padahalkan kalo telat biasanya dimarahin.
Karna sarah dan reyna datang paling akhir, jadi mereka menempati tempat paling ujung, Setelah itu latihan kembali dilanjutkan.
"bosen, kenapa aku harus ikut kamu"reyna.
"udahlah rey, gak setiap harikan"sarah
"tapi ini bukan bidangku"reyna
"apa salahnya sih, mencoba sesuatu yang baru rey"sarah
Mendengar ucapan sahabatnya, reyna ingin mencoba, dia terus memperhatikan tangan kak reno lalu menirunya,namun tangan reyna terlalu kaku untuk memainkannya, sampai sarah terus menertawainya.
Keputusan terakhir reyna, dia menyerah dan tidak ingin mencobanya, karna dia sadar ini bukan keahliannya ia kembali menaruh alat musik yang ia pegang.
Ditengah-tengah latihan,
Lampu mendadak padam, ruang yang kedap udara tanpa fentilasi pun, menjadi gelap, namun tidak sepenuhnya, karna masih ada jendela kaca yang tembus cahaya, suasana pun menjadi kacau, kak reno mencoba menenangkan mereka agar tidak beranjak dari tempat.
Namun reyna merasa aneh dengan sarah, kenapa pandangannya terus bergantian, memandangnya lalu memandang kak reno, apa yang sebenarnya ia perhatikan, bahkan bukan hanya kak reno dan reyna saja yang ia pandang, ia juga memandangi orang-orang yang ada disekeliling, dan kembali memandang reyna sekali lagi dengan memberikan segaris senyum pada nya.
"mungkin kamu adalah wanita yang beruntung rey"sarah
Reyna semakin bingung mendengar perkataan sarah.
"memangnya kenapa??"reyna
"nanti aku jelasin ketika pulang"sarah
"kenapa gak sekarang??"reyna
"bukan saatnya rey"sarah.
Mungkin ini adalah kali pertamanya, reyna melihat keseriusan diwajah sarah, entah apa yang ingin dikatakan, reyna semakin penasaran, karna bagi reyna, sarah memang memiliki tabiat yang cerewet dan ceria namun dia bukan orang yang terbuka.
7 Mnit berlalu cepat, lampu belum juga menyala, hingga reyna sudah tidak tahan dengan ruangan yang panas tanpa AC.
"kak saya izin"reyna
"kemana??"kak reno
"keluar"reyna
"lebih baik disini dulu, karna bahaya melewati tangga, Tanpa lampu"kak reno.
reyna belum sempat menjawab, suasana menjadi ramai, karna pernyataan kak reno tadi, akhirnya reyna memutuskan untuk kembali ketempatnya.
"cie kak reno,,,perhatian banget, jadi pengen deh, diperhatiin juga"cletuk rere , ia sebenarnya heran melihat guru rebananya yang cuek tiba-tiba perhatian.






Cinta terhalang nasib dan nasabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang