□■□■□■□■□
Lilith tidak memahami bagaimana orang-orang dari keluarga Uchiha membuat pesta di pulau pribadi, yang akses untuk pergi ke sana tidak bisa dilakukan sembarangan—dalam arti atau lingkup yang dapat dimengerti, setiap orang yang datang haruslah kaya, tentu saja, mereka setidaknya punya satu yacht pribadi untuk dikendarai kapan pun mereka mau agar bisa bepergian di tengah lautan, termasuk datang ke pesta ini. Lilith sendiri tidak merasa beruntung dia bisa datang kemari. Ini jelas mengerikan. Tidak ada apa pun selain kediaman di tengah pulau yang tak berpenghuni, hanya satu-satunya yang tinggal di sana adalah keluarga tersebut.
"Apa ada yang ingin kamu tanyakan padaku?" pria itu kembali ke hadapannya setelah berbincang sebentar bersama seseorang yang sempat memanggilnya tadi. Wanita cantik dengan tubuh berisi, dan wajahnya sangat cantik seperti artis papan atas, dan Lilith kira begitu. "Wajahmu menggambarkan segalanya. Apa kamu penasaran siapa wanita tadi? Apa kamu cemburu?"
"Dalam mimpimu!"
"Baik, di dalam mimpiku tidak pernah baik, aku tidak berharap semua yang ada di sana menjadi kenyataan," Naruto kemudian berbisik. "Karena aku berharap meledakkan pulau ini jika itu bisa," Lilith segera mendorong pria itu dengan keras menjauhinya.
"Jadi, siapa wanita itu?"
"Tidak ada yang menarik darinya, aku yakin kamu akan bosan begitu aku menceritakan kesehariannya."
Tidak penting juga bagi Lilith untuk mengetahuinya. Maka akhirnya dia pergi ke salah satu meja, lalu menyapa bibinya yang terlalu dekat dengan si Gaara Sabaku. Selain Naruto Uzumaki yang terlalu kaya, ada pria dengan rambut merah menonjol berserta kekayaan milik keluarganya. Kakak perempuannya bernama Temari, baru-baru ini muncul di berita, wanita itu menikahi kekasihnya, Shikamaru dari keluarga Nara—dalam sejarah panjang keluarga Nara, mereka terkenal akan kekuatan militer, sementara Temari jelas bukan wanita biasa. Dia seorang balerina, menekuni hampir 25 tahun dalam perjalanan kariernya, dan masuk sebagai balerina internasional. Bagi sebagian orang beranggapan bahwa seorang gadis miskin tidak punya apa-apa akan mendapatkan pria kaya raya, tentu semua itu ada di buku dongeng saja.
Dunia selalu menulis sejarah dalam sebuah catatan yang disebut sebagai kenyataan, dan benar adanya bahwa kita akan berada di golongan orang-orang yang tidak jauh dari apa yang kita punya, sementara Lilith sendiri tidak pernah berhasil berada di dunia yang berbeda. Sejauh apa pun dia bersikap seperti orang yang tidak punya apa-apa, pada akhirnya dia tetaplah Putri Hyuuga dengan darah biru yang tidak mungkin disingkirkan. Berada di pesta seperti ini membuatnya tercekik. Tapi dia tidak bisa membebankan semua kesalahannya pada sang bibi dengan menolak tawaran pria itu untuk ke sini.
Di balkon yang bebas oleh suara para penyanyi sopran—jauh lebih menenangkan suara dari lautan di malam hari. Betapa sunyi dan menyenangkan berada di sini, walaupun awalnya Lilith merasa aneh dengan seluruh yang ada di sekitarnya. Pesta kelas atas tidak pernah membuatnya suka karena terdiri dari percakapan membosankan mengenai bisnis, dan apa yang sudah dilakukan bagi anak-anak mereka, kontribusi nyata untuk membubuhkan nama keluarga mereka dengan tinta emas. Paling tidak beruntungnya, mereka harus disama-samakan atau dibeda-bedakan oleh sesama saudara. Tidak terelakkan bagi mereka untuk sedikit tidak mau kalah agar mendapatkan pujian semu dari orangtua.
Di tempat sesunyi dan semenenangkan itu, Lilith mendengar langkah kaki mendekati. Dia menoleh ke belakang, mendapati bahwa pria itu membawa segelas sampanye lagi untuknya.
"Apa kamu menaruh sesuatu di dalamnya?" Naruto menelengkan kepala saat pertanyaan itu dilayangkan kepadanya, kecurigaan tersebut jelas membuatnya ingin tertawa, tapi dia hanya menunjukkan senyum simpul untuk gadis itu. "Tidak masalah, toh akhirnya aku tidak bisa keluar dari sini."
"Apa aku benar-benar terlihat punya rencana?" Lilith meraih gelas sampanye itu, dia mencium aromanya sebentar, sebelum mencicipinya. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu."
"Memastikan bahwa aku dapat memuaskanmu?"
"Sembari menikmati minuman mau aku ceritakan sedikti mengapa aku seperti ini?"
"Itu tidak penting bagiku. Jikalau kamu berbohong, tidak ada ruginya bagiku."
Naruto tidak pernah nyaman jika dia harus diabaikan, dan akan sangat marah bila tidak ada yang merespons kegelisahannya. Namun, dia membiarkan atau tidak tahu bagaimana harus marah pada teman kencannya malam ini. Pada akhirnya, dia hanya mengamati gadis itu diam-diam sambil menikmati sampanye, yang tidak pernah dilakukannya pada gadis mana pun di dunia ini. Betapa istimewa gadis itu, memusatkan seluruh keindahannya, serta menguasai hampir jalan pikirannya.
Tidak lama kemudian, gelas sampanye gadis itu terjatuh, pecah, terbelah, semua beling yang berserakan itu memantulkan cahaya dari dalam. Tidak seorang pun mendengar pecahan gelas kecil di antara musik-musik orkestra yang masih diputar di dalam. Orang-orang sibuk tertawa, saling menyapa, dan membicarakan kehidupan bergelimang harta mereka setelah acara utama, sementara Lilith menahan tubuhnya sendiri agar tidak terjatuh di antara pagar beton balkon. Ia melirik ke samping dengan keringat dingin di hampir di seluruh wajahnya. Dia melihat pria di sampingnya tenang memandang ke depan seraya menyesap minumannya.
Lilith kemudian menggerutu. "Dasar bajingan!" lalu dia terjatuh dalam pelukan pria itu. "Kamu benar-benar—" sebelum menyelesaikan ucapannya, Lilith sudah tidak sadarkan diri.
"Betapa membosankannya di sini, seharusnya kita mencari tempat yang layak daripada pesta tidak ada akhirnya."
Naruto membopong Lilith, seolah-olah dia gadis pemabuk gila.
Hirumi segera mendekat. "Dia mabuk berat?" dia tampak khawatir, tetapi Gaara mendekatinya. "Aku percayakan dia padamu."
"Tentu, aku akan membawanya pergi ke kamar. Sepanjang di balkon dia mengomel tidak jelas," Naruto berbisik setelahnya. "Sangat menyakitkan kalau melihatnya mengulum penis pria lain karena dia mabuk," Hirumi terbahak-bahak. "Aku pastikan dia baik-baik saja. Jangan khawatir."
□■□■□■□■□
BERSAMBUNG

KAMU SEDANG MEMBACA
OVER MISTAKES ✔
FanfictionNaruto tidak dikenal sebagai orang kaya pada awalnya. Dia anak jalanan yang kehilangan ingatan karena trauma semasa kecil, sebelum akhirnya dia diadopsi oleh keluarga Uzumaki. Masa lalu penuh trauma itu menciptakan pribadi yang tidak percaya pada si...