BAB 9

88 13 1
                                    

□■□■□■□■□

"Oh, halo, Yanagi," Hirumi baru bisa menemui klien istimewanya sepulang dari pesta di pulau pribadi bersama Gaara Sabaku, yang tentu saja teman baik bagi Yanagi. "Maaf baru bisa menemuimu, aku menyesal karena datang terlambat."

"Tidak masalah, aku mengerti kepadatan jadwalmu, tapi aku sedikit ingin protes!" kata Yanagi, wajahnya terlihat kesal, entah karena apa. "Mengapa kamu lebih dekat dengan Gaara ketimbang aku?" Hirumi terdiam, dia terlalu kentara untuk pilih kasih. "Apa hanya karena aku sudah punya tunangan?"

"Aku senang-senang saja kamu mengajak makan bersama, tapi aku ingin berada dalam batas."

"Aku tidak mencintainya," Hirumi menarik napas, mencoba tenang di tengah keadaannya menghadapi klien seperti Yanagi. Sejauh apa pun Yanagi mengatakan bahwa dia tidak mencintai tunangannya, bukan berarti Hirumi harus maju demi menenangkan Yanagi—kalaupun pria itu tidak memiliki tunangan, Hirumi masih tidak memiliki perasaan kepadanya. Dia tidak tahu mengapa dia perlu tertarik kepada Yanagi, pria itu mungkin tidak kalah kaya dari Gaara atau sekelompok keluarga kaya raya yang bergabung dalam klub orang kaya dengan pulau pribadi sebagai tempat tinggal mereka. Tapi Yanagi agaknya berbeda, sikapnya memang kurang elegan.

Di ambang pintu Hirumi melihat sosok Gaara yang bersandar. "Yanagi, aku tidak berpikir menemukanmu siang-siang begini di sini," Yanagi langsung menoleh. "Butuh sesuatu? Atau sedang mencoba melunasi tagihan sendiri? Ke mana asisten kesayanganmu?"

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Yanagi berdiri seketika. "Bertemu Hirumi?"

"Senang mendapati kamu langsung tanggap soal ini."

Yanagi melirik Hirumi yang masih berdiri di tempatnya, tapi kemudian dia melihat Gaara yang mendekati Hirumi. "Tidak aku kira kalian dekat."

"Kami sudah dekat sejak lama," kata Hirumi kali ini. "Dia yang merekomendasikan dirimu untuk merayakan pesta di tempat ini. Tanpa Gaara, aku pikir kamu masih berada di daftar antrean."

"Ayolah, Hirumi," Yanagi hampir tidak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Yanagi merasa dia tidak punya kesempatan. Lawannya adalah Gaara Sabaku, pria itu bukan sekadar pria yang suka berbelanja dan pergi ke luar negeri mencari hiburan atau teman kencan. Pria seperti Gaara memiliki otak brilian, dalam perkumpulan sebuah klub orang kaya, Gaara termasuk ke dalam tiga besar pria-pria kaya seperti Uchiha dan Uzumaki, keluarganya bahkan sudah termasuk ke dalam penyebutan sebagai dinasti.

Yanagi menelan pil pahit. Dia keluar dari kelab malam milik Hirumi. Dia awalnya merasa percaya diri memasukinya, tapi sekarang dia sungguh tidak punya pengharapan terhadap perasaannya kepada wanita itu—wanita murahan yang dengan berani mempermainkannya.

Gaara mengambil duduk di depan meja Hirumi, sementara wanita itu segera duduk pada kursi bagiannya. Hirumi melihat laporan yang baru mendarat tadi pagi di mejanya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Gaara yang tersenyum memerhatikannya tak lepas sejak pria itu muncul di depan kantornya.

"Kamu menginap di hotel dekat sini?"

"Ketika kamu ingin bertanya sesuatu padaku, aku langsung kemari dan membatalkan penerbanganku. Percayalah, Hirumi, kamu membuatku tidak bisa tenang sepanjang perjalanan nanti, jika kita hanya melewatkan hari ini dengan hubungan jarak jauh," Hirumi tersenyum meremehkan, dia tidak suka dirayu, tapi Gaara pengecualian. "Mendapatkan informasi dariku tidak murah."

"Apa yang kamu inginkan sebagai bayaran?"

"Makan malam bareng tidak cukup!" Hirumi mengangkat alis. "Bagaimana kalau kita pergi berlibur bersama?"

"Kukira kemarin kita sudah pergi berlibur di pulau pribadi milik Uchiha."

"Itu tidak bisa disebut sebagai berlibur, Sayang."

"Gaara, aku jauh lebih tua 5 tahun darimu, apakah tidak masalah bagimu berkencan denganku?"

"Benarkah? Semua orang akan menganggap kamu jauh lebih muda 10 tahun dariku," Gaara berucap serius. Kenyataannya yang ada, Hirumi terlihat sangat muda. Wanita itu tak tampak sebagai wanita berusia 40 tahun. Hirumi cantik, mungil, dan tentu saja senyumannya seperti gadis tanpa dosa, begitu pun keponakannya, yang mungkin membuat hampir kepala Naruto ingin meledak—temannya adalah orang aneh, dan sudah pasti di balik itu, dia punya fetis mengerikan soal seks. "Aku tidak masalah kamu ingin bertanya apa pun padaku, Hirumi."

"Aku tidak yakin untuk mempertanyakannya, tetapi aku hanya ingin tahu apa yang sedang terjadi pada Hinata dan temanmu. Aku bibinya, sudah sepantasnya aku mengkhawatirkan keponakanku."

Gaara tahu bahwa Hirumi akan membicarakan soal mereka. Dia tidak terkejut saat Hirumi berada dalam poin yang ditunggunya sejak tadi. Pantas bagi Hirumi bertanya pada seorang seperti Gaara yang dekat dengan Naruto Uzumaki.

"Aku tidak dapat mengatakan keseluruhannya, tapi Naruto memang punya kelainan dalam seks."

"Sadomasokis? Aku kira itu hal wajar untuk dihadapi. Aku hanya mendengar sebuah perjanjian, hanya pria-pria pengidap itulah yang selalu tertutup dan penuh dengan perjanjian-perjanjian membingungkan," Gaara tidak bersuara setelahnya. "Benar?"

Gaara berdiri, mencoba mendekati Hirumi, dan menyapu rambut panjang Hirumi ke belakang. Dia memandang dengan cermat sembari bernafsu pada leher Hirumi yang jenjang, apalagi ketika wanita itu mengenakan kalung pemberiannya tadi malam.

"Apa kamu tidak ingin tahu mengapa kami dekat?" tanya Gaara selagi dia menaruh perhatian kepada leher Hirumi, sementara ketika tatapan mereka bertemu, Hirumi diam, merasakan sesuatu yang dingin merayap ke punggungnya. Dia bisa saja memanggil seseorang di luar, tapi Hirumi tidak melakukannya. "Kami dekat bukan karena perkumpulan kelas atas—bukan sekadar itu saja, Sayang."

"Gaara."

Gaara berhenti, dia kemudian mundur. Pandangan intimidasi itu mereda seiring dia mendengar suara Hirumi. "Maaf, aku tidak bisa memberitahumu banyak, biarkan masalah ini dihadapi atau diselesaikan oleh mereka." Gaara segera berpaling, tetapi tangan Hirumi tiba-tiba menyentuh lengannya.

"Bagaimana denganmu?"

Gaara terperosok ke dalam pandangan penuh makna dari Hirumi ketika dirinya kembali kepada wanita itu. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk menghindari tatapan menyesatkan itu. Gaara merasa dia bisa saja tenggelam ke dalamnya dan melakukan sesuatu yang tidak pernah dia harapkan terjadi kepada wanita itu.

"Hirumi, apa kamu ingat kapan persisnya kita bertemu?"

"Di kelab malamku, tentu saja."

"Tidak. Kita berdua bertemu jauh sebelum kamu mendirikan kelab malam ini."

Hirumi tidak pernah ingat tentang itu.

"Kita bertemu setelah aku memutuskan melarikan diri dari rumah. Setelah dari SMP, aku tidak pulang, ibu dan ayahku khawatir, tetapi aku kira mereka melakukan hal itu agar tidak dianggap sebagai orangtua yang lalai. Kamu membersihkan wajahku yang basah oleh hujan dengan ujung bibir yang memar serta berdarah."

Hirumi tak pernah ingat, tapi akhirnya dia menemukan sesuatu di hari itu ketika dia keluar dari rumahnya jauh di dalam ingatannya, sesosok anak kecil yang rapuh dan menangis di gang pertokoan. Tidak sekali anak itu mengatakan kalau sebenarnya dia adalah anak haram, hasil perselingkuhan ibunya dengan seorang pria di tengah prahara pernikahan yang semakin memanas karena banyaknya tuntutan, Gaara kabur dari rumah agar ayahnya yang tidak pernah menerimanya—atau ibunya yang terus menyayangkan kelahirannya, tidak terus-terusan menyalahkan dirinya. Tapi ternyata, pertemuannya dengan Hirumi membuat Gaara menyadari, dia harus hidup dan suatu hari nanti punya kebebasan sendiri.

Maka sekarang inilah yang terjadi, berkat nasihat dari Hirumi dia tetap berdiri sebagai Sabaku yang cerdas, menjadi pusat kebanggaan dari keluarga yang awalnya tidak mengharapkannya ada.

Hirumi terdiam ketika Gaara mendorongnya ke arah jendela raksasa kantornya. Wanita itu tidak berkutik saat Gaara membisikkan sesuatu ke telinganya. "Berkat aku, akhirnya kamu punya bisnis sebesar ini. Aku tidak mau mengatakan ini, tapi investor pertamamu adalah aku—seluruh uang yang aku miliki sebagai pewaris Sabaku telah aku yakinkan kepadamu. Namun meski kamu membakar seluruh uangku dengan kegagalan, aku tidak peduli. Aku tidak membutuhkannya, karena yang aku butuhkan adalah kamu, Hirumi."

□■□■□■□■□

BERSAMBUNG

OVER MISTAKES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang