AKU berdoa, supaya kelak kamu akan menemukan orang yang tidak akan melewatimu ketika kalian bertemu di tempat umum.
Aku harap kamu akan bertemu dia yang akan menyempatkan waktu untuk berhenti, menatap matamu, menyapa dan tersenyum.
Aku berdoa, suatu hari kamu akan bertemu dia yang tidak meremehkan apa yang kamu suka: yang memandang setiap detil kecil tentangmu berharga.
Aku harap momen-momen konversasi kalian tidak terasa bagai paksaan atau obat adiksi yang tak sehat, melainkan konversasi ringan, berbobot namun tetap santai, dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Aku berdoa, agar dia yang kamu temukan kelak akan menatapmu berharga. Tidak merendahkan selera humormu, yang tidak keberatan meladeni diskusimu (meski itu kamu kirim pukul dua pagi dan ia baru balas esok hari).
Aku berharap kamu menemukan dia yang tidak masalah (bahkan senang) dengan ocehanmu dan isi pikiranmu yang bermacam-macam, sama sekali tidak meremehkan, menertawakan, atau menganggap rendah.
Aku berdoa agar kamu menemukan dia yang tidak ragu untuk berkata, "Hei, kau baik-baik saja?"
Aku berharap kamu menemukan orang kepadanya kamu bisa berkeluh kesah dan tak malu untuk menangis meski wajahmu tak karuan.
Aku berharap kamu menemukan dia, yang dengan segala kelemahan, keterbatasan, dan perbedaan yang ada, tetap menghormati tiap pilihanmu, menghormatimu sebagaimana dirinya memandangmu.
Sebab cinta seharusnya seperti itu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
bait-bait sajak yang lahir di pagi buta
Non-Fictiontidak ada yang lebih mematikan, ketimbang mata yang terus terjaga hingga pagi buta, dengan pelipis berdenyut kencang sementara jari-jemari tak henti mengetikkan sajak. biar kali ini, aku bersuara melalui tulisan. --- start: March 28th 2023