Saat Bara membuka pintu kamar, dia melihat Gema sedang berguling-guling di ranjang. Rengekan kecilnya terdengar. Sepertinya Gema masih meratapi apa yang terjadi di lantai bawah beberapa saat lalu. Merasa geli karena hal itu, Bara mengulum senyuman. "Ngapain kamu?" tegur Bara setelah melangkah masuk ke dalam kamar.
Gema terduduk cepat, lalu dia melompat turun dari ranjang dan menghampiri Bara. "Bang Arka udah pulang?" mata Gema melotot lucu, sedang mulutnya meringis samar.
"Udah."
"Tadi Bang Arka bilang apa soal aku?"
Satu alis Bara terangkat ke atas. "Memangnya dia harus bilang apa soal kamu."
"Ah..." Gema kembali merengek lucu dengan dahi menempel di dada Bara. "Yang tadi itu malu-maluin banget, Bara..."
Lagi. Bara mengulum senyum menahan geli sembari menggosok hidungnya dengan telunjuk. Apa lagi ketika dia membayangkan apa yang tadi Gema lakukan di lantai bawah. Omong-omong soal itu, Bara baru saja menyadari kalau Gema masih memakai lingerie itu. "Yang tadi itu apa?"
Gema mengangkat wajahnya, memandang Bara dengan wajah cemberut. "Yang tadi apa?" Bukannya memberi jawaban, Bara malah menarik-narik tali lingerie di bahu Gema, membuat Gema menunduk untuk memandang tubuhnya. "Astaga!" Gema memekik terkejut dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada. Saking terlalu larut dengan rasa malu terhadap Arka, Gema sampai lupa mengganti pakaiannya.
"Ck!" Bara berdecak. "Nggak usah berlebihan. Kaya aku nggak pernah lihat tubuh kamu aja sebelumnya."
Gema menggigit bibirnya pelan, lalu tersenyum malu. Benar juga, pikirnya. Jelas-jelas Bara sudah melihat seluruh tubuh Gema, dari atas sampai bawah, bahkan setiap inci tubuh Gema pun sudah pernah dia nikmati. Harusnya Gema tidak perlu merasa malu, kan?
"Jadi, yang tadi itu apa? Mau kasih kejutan sama aku dengan pakaian ini?"
Gema menemukan seringai geli yang sedang berusaha Bara sembunyikan. Membuatnya semakin ingin menangis karena menahan malu saja. Sudah dia duga, Bara pasti akan menertawai Gema karena ide konyol ini. Seharusnya Gema tidak mengikuti saran Anggi yang menyesatkan itu. Lihat, kan, akhirnya jadi begini.
Gema berdecak, bibirnya mengerucut lucu. "Iya," gumam Gema sebal. "Tapi malah aku yang kaget waktu ketemu sama Bang Arka." Gema mengacak rambutnya kesal. Benar-benar malam yang buruk, pikirnya.
Bara melihat bagaimana bibir Gema mengerucut, lalu rambutnya yang tadi rapi kini tampak sedikit berantakan karena jemarinya. Selama ini Bara selalu merasa Gema sangat menggemaskan ketika marah-marah atau mengomel. Namun yang baru saja Bara ketahui, ternyata Gema lebih menggemaskan ketika melakukan itu dengan penampilan yang seperti ini.
Tadinya Gema masih terlalu sibuk merutuk kesal, namun saat matanya menemukan tatapan Bara yang seolah sedang memindai sekujur tubuh Gema dengan sorot mata yang berbeda, tiba-tiba saja Gema merasa canggung. "Hm... aku mau ganti pakaian."
Gema hendak beranjak pergi, namun Bara malah menghalangi langkahnya. Gema mengernyit, lalu dia mengambil sisi yang lain, tapi Bara lagi-lagi menghalangi, membuat Gema merasa kesal. "Ngapain sih!"
"Nggak usah diganti."
"Hah?"
"Pakai itu aja. Bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable 2
RomanceBara tidak pernah menduga pernikahannya bersama Gema akan berjalan lancar. Bahkan Bara sangat menikmati. Gema memang masih sangat menyebalkan, namun Bara justru semakin kecanduan. Tahun pertama pernikahan benar-benar sangat menyenangkan. Hingga kem...