Gana menjadi buronan setelah aksinya melarikan diri di perjalanan menuju Lapas. Saat melewati jalanan sepi, tiba-tiba saja Gana memukul satu per satu Polisi yang berada di mobil itu. Lalu dia membuat mobil itu menabrak trotoar sebelum melompat keluar dari mobil.
Polisi sempat mengejar Gana yang melarikan diri ke daerah pemukiman yang padat. Tapi Gana tidak berhasil di temukan.
Kabar buruk berhembus semakin tak terkendali mengenai dirinya. Semua media memberitakan Gana, mengulik riwayat hidup Gana hingga banyak spekulasi tidak mendasar yang menjadi santapan umum.
Beberapa orang dari masa lalu Gana bermunculan. Orang-orang yang mengaku pernah berteman, dan juga orang-orang yang mengaku pernah menjadi korban kenakalan Gana. Mereka menyebut Gana adalah pembuat onar sejak dia remaja.
Hari ini orang-orang kembali berkumpul di rumah Gana. Mereka semua kebingungan setelah mengetahui Gana yang melarikan diri. Selain keluarga Gana dan Nadi, Ada Abi, Gisa beserta Alma. Leo dan Rere pun juga datang.
"Gana nggak mungkin melarikan diri tanpa alasan." Cetus Alma setelah mendengar penjelasan Bara. "Walaupun dia ceroboh, tapi yang gue tahu, Gana bukan manusia tolol."
"Tapi melarikan diri dalam keadaan begini adalah keputusan yang tolol, Kak." Suara Bara terdengar marah. "Semua orang menganggapnya bersalah sebelum ini, tapi dia masih punya kesempatan untuk membuktikan kalau dia nggak bersalah. Dan di saat kita semua sedang berusaha, Gana malah melakukan hal bodoh kaya gini." Bara terlihat berapi-api.
"Gana pasti punya alasan." Nadi menyahut, tampak tak terima ketika Bara menyalahkan Gana.
"Alasan apa, Di? Aku, kamu, bahkan kita semua percaya sama dia. Kita sedang berusaha, Di. Dan yang kita harapkan dari Gana cuma bersabar selagi usaha kita membuahkan hasil. Apa hal semudah itu aja nggak bisa Gana lakukan?"
Aksa berujar tak senang. "Bukan lo yang ada di Penjara, Bang. Bukan lo juga yang difitnah atas sesuatu yang nggak lo lakukan. Jadi, jangan terlalu memojokkan Bang Gana."
"Gue memojokkan Gana?!" suara Bara terdengar meninggi.
"Bara..." tegur Rere agar Bara kembali tenang.
Tapi seolah tidak peduli, atau mungkin karena sejak tadi malam Bara sudah menemukan banyak sekali hal yang membuat amarahnya murka, maka Bara tidak bisa mengendalikan dirinya. "Kalau bukan lo yang harus mikir untuk mencari jalan keluar dari kasus ini sampai lo nyaris gila dan bahkan nggak punya waktu untuk kehidupan lo sendiri, tutup mulut lo, Sa! Gue nggak butuh ocehan sialan lo."
"Memang harus elo, kan? Ingat siapa memulai masalah ini?" Aksa membalas tak kalah tajam.
"Aksa!" bentak Abi.
Bara sudah hendak berdiri untuk menerjang Aksa, tapi Leo menahan lengannya sementara Raja melemparkan tatapan tajam pada putranya.
"Kita berkumpul di sini bukan untuk bertengkar. Tapi kalau kalian berdua mau bertengkar seperti orang tolol, silahkan keluar dari sini." Suara Tegas Gisa membuat Bara dan Aksa yang sejak tadi seperti ingin bertengkar, akhirnya berusaha kembali tenang.
"Bara," sejak tadi Arjuna hanya diam, terlalu sibuk dengan pikirannya. Tapi saat ini akhirnya dia bersuara. "apa menurut kamu keputusan Gana ini nggak ada hubungannya dengan kejadian tadi malam?"
"Om Juna benar," setelah memilih diam di tengah keributan yang kekanakan, Alma kembali angkat suara. "rencana lo hancur berantakan karena teman lo berkhianat. Mungkin aja Gana mengetahui sesuatu yang nggak kita semua tahu. Sesuatu yang membuat Gana merasa terancam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable 2
RomanceBara tidak pernah menduga pernikahannya bersama Gema akan berjalan lancar. Bahkan Bara sangat menikmati. Gema memang masih sangat menyebalkan, namun Bara justru semakin kecanduan. Tahun pertama pernikahan benar-benar sangat menyenangkan. Hingga kem...