CHAPTER 1

2.1K 114 4
                                    

Kampus terlalu sunyi untuk hari libur dan sepagi ini. Tapi dengan begitupun aku tetap asyik berjalan santai sembari mendengar beberapa lagu Jazz. Tak terlalu banyak orang yang berlalu lalang, hanya ada beberapa mahasiwa dengan kesibukan Penelitian Akhir. Skripsi memang sebuah penelitian yang dapat menguji ketabahan dan pertemanan. Lihat saja beberapa orang yang duduk menyendiri disetiap pepohonan rimbun itu. Dulunya, mereka selalu bersama untuk bersantai di satu tempat. Sekarang mereka harus berpisah untuk hal masa depan.

Seperti seseorang yang duduk menyila dengan rambut panjang berantakannya. Melambai dan berteriak keras, hingga se-taman kampus yang luas ini bergema.

"Zesyu!!!! "

Bikin malu. Ku putar badanku kearah lain ketika melihat ia mulai berdiri dan berlari. Untuk sekarang aku hanya butuh sendiri dan menyendiri. Seperti yang aku katakan tadi. Skripsi menguji kesetiaan. Dan aku harus menguji kebaikanku.

"Hei, Zes."

"Aku sedang tak ingin diganggu." seruku menyingkirkan rangkulan lengannya di pundak.

"Aku takkan mengganggumu."

"Tapi ini sudah mengganggu."

"Hayolah, Zes."

"Jams– " Kakiku berhenti melangkah. Lalu memandang sinis kearah Jams. Iya, Jamsanon Wilson, teman yang akhir-akhir ini sering banget mengganggu hidupku.

"Oke Maaf. Aku takan mengganggu. Tapi kemanapun kamu pergi aku ikut." Kekehnya tersenyum jail. Percuma beradu argumen dengan Jams. Laki-laki playboy yang tampan dan menggoda. Entah kenapa dia terlalu betah berdekatan denganku.

Sembari mengobrol kecil tentang Skripsi dan penelitiannya yang terhambat Dosen Bimbingan, Jams juga berbagi suka dan duka selama kuliah di sini. Kami berhenti di sebuah bangku besi tua di bawah pohon rimbun. Cuacanya cukup sejuk untuk hari libur. Tidak akan ada kekecewaan bagi mereka yang liburan keluar rumah. Jams menarik satu Novel dari tasku. Membolak-balikkan Cover depan dan belakangnya berulang kali. Lalu ia tertawa geli. "Pantas saja kamu selalu puitis. Makananmu seperti ini." Katanya mengobrak-abrik isi tasku.

"Ada yang salah dengan Novel-Novel ini? " Aku memang gak pernah suka dengan orang yang selalu meremehkan apa yang aku suka. Apa ada yang aneh dengan orang yang suka membaca cerita fiksi dan juga Romance? Sama hal nya dengan beberapa hoby yang mereka lakukan. Aku tak pernah menanyakan bahkan meremehkan hoby orang lain.

Contohnya seperti Jams. Meski hobynya menjijikan tapi aku tak pernah mengatakan hal-hal tak pantas padanya. Karena sesuatu yang kita suka adalah yang sangat kita kagumi melebih apapun. Siapa yang mau hidup tampa makna. Sekalipun hoby itu hanya sekedar tidur, itulah kebahagiaan yang ada.

"Jangan Marah, aku hanya tak habis pikir dengan mu yang menghabiskan waktu untuk membaca." Kata Jams penuh penyesalan.

Aku hanya diam menanggapi Jams. Kemudian menyusun kembali beberapa barang yang ia keluarkan dari tempatnya. Tubuhku lesu, mataku juga lelah. Memang ku akui, hidupku ini penuh dengan ke bosanan. Hingga aku cukup yakin untuk menyendiri dan tak ingin mengajak siapapun masuk dalam duniaku.

"Bianca," Pandanganku langsung beralih dari Novel. Memandang Wanita dengan kecantikan tiada tara. Berjalan melambaikan tangan lalu menyunggingkan senyuman yang semakin mereka.

"Dia cantikan? " Tanya Jams yang ikut tersenyum kearah Bianca.

"Bidadari." Kataku melambaikan tangan.

"Kamu suka? "

"Tak perlu dijawab."

"Kamu Cinta diakan? "

COMPLICATED  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang