NEW CHAPTER [4]

1.1K 97 0
                                    

Jakarta. Terik matahari terpampang berani di atas langit Ibu kota. Puluhan orang berjalan tanpa rasa lelah, peluh keringat membekas d isetiap lekukkan body lemah. Tak banyak yang memilih berteduh dari teriknya matahari, sebagian orang memilih berpanas-panasan hanya untuk menunggu dan berebut untuk mendapatkan kursi penumpang Bus Trans Jakarta. Jakarta Selatan tepatnya, mereka sering menyebutnya sebagai tempat ajang bergengsi untuk pamer.

SANJAYA PROPERTY. Gedung tertinggi di daerah tersebut masih aktif bekerja. Beberapa ruangan masih terlihat ramai, dan ada juga yang sudah mulai sepi. Malam ini adalah malam sabtu, dan itu artinya besok adalah hari libur kerja. Semua orang akan menyiapkan pekerjaannya lebih awal dan pulang dengan senang.

"Malam ini kita Lembur." Sahut seorang wanita yang baru saja keluar dari ruangan berkaca hitam. Wajahnya terlihat lelah bahkan kantung matanya hampir terlihat. Namun beberapa saat ia menyuarakan untuk lembur, muncul senyuman manis. "Mala." Panggilnya dengan nada sedikit keras, matanya mencari sekeliling orang yang sibuk bekerja di tempat bilik mereka masing-masing.

"Iya Ms." Seorang wanita dengan rambut berantakan nya muncul sambil membenahi kacamata ia tersenyum manis.

"Pesan apa pun yang mereka mau. Saya yang bayar."

Sepontan terdengar suara teriakan bahagia dari karyawan-karyawan yang rela menyita waktu malam sabtu mereka untuk lembur malam ini. Tapi tidak semua, beberapa orang mengendus kesal, bibir mereka manyun berlebihan.

Mala yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pesanan 10 karyawan tadi pun buru-buru merogoh handphonennya, ia kembali tersenyum "Silahkan pilih menu kalian di Grub sekarang. 10 Menit, gak pake lama." Setelah melakukan pengumuman iapun bergegas mengejar Direktur nya. Membawa setumpuk berkas. "Hai Direktur yang baik hati dan tidak sombong."

"Bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.?"

"Maaf, aku hanya ingin memberikan file itu." Sambung mala cengengesan.

"Apa semua sudah sesuai dengan yang aku pinta?" Tanya wanita itu. Ia menarik berkas yang diberikan Mala padanya, membuka satu-persatu lembar demi lembar. Ketika ia serius dengan berkas-berkas itu, tiba-tiba tangannya berhenti bergerak.

"Why did you stop?"

"How did you get this data. Mala?"

"Secret?" Jawab Mala tersenyum.

"Mala. Jika kita gagal, apa yang akan terjadi?"

"Kita semua akan di mutasi." Mala maju selangkah, tangannya sedikit mengelus papan nama yang terletak di atas meja kerja. "Dan nama ini tidak akan lagi terukir di sini."

Anwira Zesyurin, terukir jabatan sebagai Direktur utama di bidang Arsitek. Ia populer di kalangan para pejabat tersohor sebagai seorang wanita yang pintar dan gigih. Jabatan dan gelarnya ia dapatkan dengan mempertaruhkan segalanya, demi menduduki puncak ia rela menjatuhkan harga dirinya.

Zesyu termenung, kedua alis nya berkerut memikirkan sesuatu. Ia memijat-minjat kedua matanya dengan pelan, merenggangkan urat-urat lehernya yang tegang. Wanita yang memiliki mata tajam itu berdiri, menatap keluar ruangan, melihat dengan serius karyawan-karyawan nya yang dengan semangat bekerja, tertawa dan bahkan ada yang tertidur. Udara yang dingin, angin ber hembus sejuk saat menyentuh ujung hidungnya yang mancung. Menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan, sesaat dadanya terasa sedikit lebih ringan. "Lengkapi semua berkas-berkas dan file Presentasi saya besok dengan baik. Proyek ini harus kita dapatkan."

COMPLICATED  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang