Waktu berjalan dengan lancar, proyek-proyek yang dikerjakan oleh tim Zesyu berjalan sesuai dengan keinginan para investor. Meski pun pembangunan masih ada sedikit kendala, dan prosesnya akan memakan waktu yang cukup lama. Zesyu terlihat memakai helm bangunan, dengan baju hitam dan rompi ia melangkah menelusuri setiap sudut bangunan. Tangannya lihai memberi instruksi pada pekerja, sambil tersenyum ia membuka berulang kali lembaran-lembaran kertas. Berulang kali menerangkan dengan sabar.
"Mala, sampaikan pada Rico, ada sedikit perubahan terkait tekstur bangunan. Fielnya sudah saya kirim ke whatsapp nya."
"Sudah diterima. Segara di kerjakan."
"Tiket ku sudah dipesan?"
"Sudah, Berangkat nanti sore jam 4. Hotel dan Mobil juga sudah aku pesan."
"Terima kasih." Tutup Zesyu.
Saat Kakinya melangkah ingin memasuki mobil, seorang pria berlari menghampirinya. Dengan senyuman manis yang mengukir di bibir, pria itu berhenti "Ibu Zesyu."
Zesyu sedikit menyipitkan mata, membalas senyuman pria itu dengan senyuman seadanya. "Iya." Jawab Zesyu menutup kembali pintu mobil.
"Saya Raka, Tim baru yang dikirim Pak Abas."
"Tim baru?"
"Iya."
"Saya belum dapat kabar apa pun dari Pak Abas soal penambahan tim." Zesyu menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya. Sambil menatap dengan lekat pria yang berada di depannya. Penampilan yang cukup aneh untuk berkunjung ke sebuah proyek bangunan. "Dan kamu datang ke sini dengan penampilan seperti itu?" Tanya Zesyu memandang pria itu dari bawah hingga ke ujung rambut.
"No. Saya data hanya berkunjung sebentar. Hanya ingin bertemu dengan anda." Penampilan Raka cukup aneh jika ia berkunjung ke proyek pembangunan dengan gaya baju rapi, kemeja di masukan ke dalam celana dan tali pinggang yang bisa dibilang cukup mahal. Ditambah dengan kacamata hitam yang ia sangkut kan di kancing kera bajunya, dan koper yang mencolok.
"So ?" Tanya Zesyu.
"Saya baru sampai dari Singapura dan langsung ke sini." Jawab Raka sedikit canggung.
"Oke. Kita bicarakan lebih lanjut jika saya sudah dapat kabar dari Pak Abas." Zesyu masuk ke dalam mobil dengan buru-buru.
"Jika sudah dapat kabar dari Pak Abas mohon segera hubungin saya." Raka memberikan kartu namanya, dan diterima oleh Zesyu.
Zesyu meninggalkan tempat pembangunan dengan terburu-buru. Mengingat sekarang sudah pukul 14.00 dan ia harus segera ke Bandara. Dalam perjalanan ia memikirkan sedikit tentang penambahan tim di luar tim nya. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, tidak ada dalam kontrak. Dan tidak masuk akal orang luar masuk ke dalam tim miliknya. Meski begitu Zesyu tetap akan menunggu kabar dari Abas Darmawan.
"Singapura? Pramono Groub." Sedikit melirik ke arah kartu nama milik Raka. Zesyu seperti tidak asing dengan nama itu. Namun karena dia mengejar waktu untuk sampai ke bandara, Zesyu mengabaikan beberapa pertanyaan yang ada di kepalanya.
Zesyu berdiri di ambang pintu keluar Bandara Denpasar, Bali. Melirik ke kiri dan ke kanan, banyak orang yang berjalan melewatinya. Kesibukan bandara Denpasar Bali cukup ramai. Mata Zesyu masih mencari-cari sosok yang dijanjikan oleh Mala. Ketika dia mengamati beberapa orang yang lewat, ada sosok wanita cantik yang berdiri membelakangi nya. Rambut hitam panjang yang cantik, tubuh kurus tinggi yang seksi. Seperti seseorang yang pernah ia kenal sebelumnya.
"Aunty Bianca." Jerit seorang perempuan muda, berlari dan memeluk penuh ceria.
Zesyu terpaku. "Bianca?" Sebutnya dalam hati. Matanya was-was mengamati sosok wanita cantik yang berdiri dengan mantel hitam. Saat ia memiringkan sedikit wajahnya untuk melihat lebih jelas, tiba-tiba seseorang menghalangi pandangannya. Berhenti dan berdiri tepat di depan Zesyu.
"Ms. Zesyu." Ucapnya dengan senyuman.
"Ehm Iya." Mata Zesyu masih berusaha untuk mencari Wanita di depannya. Namun saat ia bergeser dari seseorang yang menghalanginya, wanita yang ia cari sudah pergi dengan sebuah mobil. Zesyu melangkah sedikit lebih maju, masih berharap sosok wanita yang berada di depannya adalah wanita yang sangat ia rindu kan.
"Saya Indra. Travel yang di sewa ibu Mala."
"Mana kunci."
"Kunci? oh iya ini, Ms."
"Terima kasih." Zesyu menarik Tas koper nya, berjalan sedikit terburu-buru. "Mobil nya di mana?"
"City Hitam, Blok E1." Jerit Indra, posisi Zesyu sudah cukup jauh darinya.
Zesyu berlari menuju parkiran, terburu buru dan menginjak pedal gas mobil. Jantungnya berdetak kencang, matanya fokus mengendarai. Namun saat keluar dari area bandara ia malah kehilangan jejak wanita itu. Zesyu menyugar rambutnya ke belakang, frustrasi. Entah apa yang ada dalam pikirannya, benarkah wanita itu Bianca atau hanya khayalan nya saja karena merindukan teman terkasih nya.
Zesyu menyetir dengan pelan menuju alamat yang diberikan Mala. Selain menghadiri undangan dari Abas, Zesyu juga diminta dengan secara pribadi untuk ikut dalam proses pembangunan Vila Pribadi keluarga Abas di Bali. Menjadi seorang Tehnik Aristek yang terkenal membawa dampak baik padanya. Menerima Proyek yang di Bali bisa membantunya mencapai apa yang dia inginkan. Mengenal banyak orang-orang kaya di kalangan Investor. Menjadikannya percaya diri saat harus memperkenalkan diri. Bukan hanya satu atau dua proyek yang sukses di handle nya tapi lebih dari itu. Impiannya adalah membuka Perusahaan sendiri, namun untuk mencapai semua itu dia butuh pondasi yang kuat. Uang, kekuasaan, pamor dan orang-orang kuat yang dapat menyokongnya.
"Anggi. Bisa kamu cari tahu informasi seseorang untukku?" Zesyu berhenti di perempatan jalan. Matanya melirik ke sebuah hotel yang tidak jauh darinya. "Tolong cari tahu hubungan Pak Abas dengan Pramono Groub. Dan nama yang aku kirimkan ke chat kamu."
Saat Zesyu memasuki halaman Hotel yang dia tuju. Sebuah mobil yang dia kenal juga memasuki hotel yang sama. "Pak Abas?" Zesyu berseru, pandangannya kembali fokus pada seorang wanita yang tadi dia lihat di bandara. Namun kali ini dia tidak turun dari mobil yang sama dengan Pak Abas, Melainkan menyambut kedatangan Pak Abas.
"Bianca." Kali ini Zesyu melihatnya dengan jelas. Bahwa benar dugaan nya. Seorang wanita cantik yang dia kenal. Wanita dari masa lalunya. Saat kakinya ingin melangkah keluar dari mobil, tiba-tiba ada hal yang menahannya. Rasanya berat untuk bertemu Bianca saat ini. Zesyu harus menahan keinginannya sampai Anggi memberikan informasi yang dia minta.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED [END]
Romansa*LESBIAN STORY * Bianca Laras Pramono seorang wanita cantik dari kalangan atas yang menjadi teman setiaku selama menuntut ilmu di Negara orang. Wanita cantik yang kehadiranya di sampingku membuat banyak orang iri. Mungkin lebih tepatnya semua orang...