CHAPTER 5

1K 91 2
                                    

Terlihat seorang wanita keluar dari mobil sedan hitamnya. Baju blus putih yang dipadukan dengan jas hitam. Sepatu kulit hitam yang manis. Zesyu berjalan dengan percaya diri, dua Asistennya mengikuti iringan langkah, Mala dan Anggi. Mereka memasuki sebuah gedung tinggi yang dan megah. Salah satu Security gedung itu memeriksa dengan teliti.

"Kita dari Sanjaya Property." Sahut Anggi sebelum Security itu bertanya.

"Lantai berapa?" Tanya Zesyu yang terlihat gugup. Ini pertama kalinya ia merasa gugup saat ingin Presentasi bisnis. Biasanya ia sangat tenang dan santai. Semua proyek dia selesaikan dengan sangat baik. Bahkan di depan Mentri Perindustrian sekali pun ia bisa sangat tenang. Namun kali ini langkah kakinya pun berasa sangat berat, piluh keringat mulai terasa menetes di kening nya.

"Are you okey?" Mala menyentuh lembut pundak Bos nya, menatap langsung mata Zesyu untuk memastikan tidak ada masalah apa pun.

"I'm fine."

"Is something bothering you?" Zesyu menatap Mala dan membalas senyuman. Kakinya melangkah kembali yang diikuti dua asisten wanitanya. Tanpa membalas pertanyaan Mala, Zesyu meyakinkan dengan senyuman bahwa semua akan baik-baik saja.

Ini adalah proyek terbesar yang pernah Zesyu dan tim nya kerjakan, meski pun mereka belum tahu pada akhirnya proyek ini akan dimenangkan atau tidak. Tapi dengan percaya diri dan semangat tim yang kuat, Zesyu mengerjakan presentasi proyek ini dengan sangat sungguh-sungguh.

Saat Zesyu dan tim nya membuka pintu aula, ada angin yang seakan menabrak mereka dengan dingin. Zesyu berhenti di ambang pintu, menarik napas dan menguatkan dirinya dengan percaya diri. Kaki melangkah masuk, beberapa mata tertuju pada mereka. Seakan mereka telah menunggu terlalu lama. Zesyu menyapa beberapa orang yang ia kenal, dan ada juga yang menyapa dengan senyuman.

"Am I late?" Tanyanya pada seorang wanita.

"No, even the one we've been waiting for hasn't come yet. Don't worry." Wanita yang memakai jas hitam dengan rapi itu mempersilahkan Zesyu dan Asisten nya untuk duduk, dan memberi kesempatan untuk mempersiapkan presentasi.

Beberapa orang terlihat berbisik, membicarakan betapa hebatnya Zesyu dalam setiap pekerjaan nya. Bahkan mereka juga mengatakan Zesyu harus menangani proyek ini.

Wanita yang sangat terkenal di kalangan para investor dan bisnis property sangat serius membaca file-file dalam MacBook nya. Membuka berulang kali berkas-berkas yang sudah disusun rapi oleh Mala. Saat Zesyu dengan serius membaca ulang file-file nya, tiba-tiba Anggi menunduk dan sedikit menyenggol tangan Zesyu. "Investor utamanya datang."

Zesyu berdiri, memasang senyuman yang teramat ramah. Ia mengulurkan tangannya saat Investor itu mendatanginya. "Hallo, Sir."

"Hai, Ms. Zesyu. I've heard a lot of stories about you." Pria yang berdiri di depan Zesyu tersenyum, Menyambut tangan Zesyu dengan kedua tangannya. "Seharusnya rapat ini tidak perlu kita lakukan." Bibirnya menyunggingkan senyuman ke investor lainnya. "Tapi ini prosedur yang harus kita jalani."

"Terima kasih, Pak Abas. Saya sangat tersanjung."

Saat Zesyu menerangkan proyek dan rencana-rencana desain yang dia dan timnya buat, banyak investor yang menyanjung dan terkesima dengan presentasinya. Tidak diragukan, mereka sangat percaya dengan hasil kerja dari tim Zesyu.

Di depan Lobi hotel, Zesyu dan Pak Abas atau dikenal dengan Abas Darmawan sedikit mengobrol perihal rencana ke depannya, beliau juga mengundang Zesyu dan Tim untuk hadir dalam acara ulang tahun anak sulungnya yang berada di Bali. Dengan senang hati Zesyu menerima undangan Abas dengan senyuman.

"Saya berharap kamu datang, Zesyu." Seru Abas sebelum ia masuk ke dalam mobil nya.

"Baik, Pak Abas. Semoga hari anda menyenangkan." Balas Zesyu membungkuk kan sedikit badannya.

"Apa kau akan datang?" Anggi menarik Tas Laptop dari tangan Zesyu.

"Dia mempercayai proyek sebesar ini pada tim kita. Menurut mu apa kita tidak perlu datang?"

"Keputusan yang bodoh jika kita tidak datang. Setidaknya kita harus menarik perhatian lebih banyak lagi dengan Pak Abas." Seru Mala sambil menghidupkan mobil.

"Why?"

"Anggi, Apa kepalamu tidak bisa berfikir sedikit lebih jernih? Pak Abas itu salah satu orang terpenting dalam dunia Property Tanah Air ini. Jadi kalau kita bisa lebih dekat dengannya kamu bisa bayangkan berapa banyak proyek pembangunan nantinya yang akan dia percayakan dengan Zesyu."

"Dan, kita bisa lebih kaya dari ini." Sambung Zesyu membulatkan matanya dengan lebar. Tawa ceria memenuhi dalam mobil, mereka bertiga adalah teman dekat, yang memiliki mimpi sama, semangat sama dan kerja keras yang sama. Berteman dari zaman Sekolah Menengah Atas. Lalu dipisahkan oleh pendidikan yang mereka ambil masing-masing. Yang pada akhirnya mereka bertemu di perusahaan yang sama dan menjadi tim yang kompak.

"By The way, Anaknya Pak Abas birthday yang ke berapa?" Pertanyaan Mala mengheningkan suasana. Mereka saling menatap.

"Berapa pun usianya, perhiasan bisa jadi alternatif untuk kado." Seru Zesyu di pemberhentian Lampu merah.

COMPLICATED  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang