Brak..!!!!!
Pintu kamar Jane dibuka kasar. Aaron. Namja itu datang ke kamarnya, raut wajahnya terlihat menahan amarah. Berjalan perlahan mendekati Jane yang berdiri didepan kaca.
" Apa kau ingin mengingkari perjanjian kita nona Jane? Kau ingin berkhianat padaku, begitu? "
" Apa maksudmu Aaron? "
Aaron mencengkeram pipi Jane, matanya menatap tajam yeoja didepannya. " Aku tau semua rencanamu Jane. Sebaiknya kau urungkan saja semua rencanamu karena itu tidak akan berhasil. Jika kau masih bertindak sendiri, maka bersiaplah menerima akibatnya. " Aaron menghempaskan pipi Jane hingga yeoja itu terhuyung. Memperbaiki penampilannya lalu keluar dari kamar Jane.
" Namja sialan, aku akan membalasmu Aaron. Aku tetap akan menjalankan rencanaku, dan kau— kau akan mati ditanganku. " Jane merogoh saku celananya, menggenggam benda kecil yang ada didalamnya tanpa mengeluarkannya.
..
.
.
.
" Dasar namja hik sialan. Aku akan menghancurkanmu hik aku akan hah aku akan membuatmu hik menderita. " Racaunya diantara keadaan setengah mabuk. Menuangkan kembali minuman itu kedalam gelasnya yang sudah kosong. Waktu baru menunjukkan pukul 7 malam, dan yeoja itu sudah mabuk? Dari jam berapa dia di tempat itu?
" Hei kau!!!! Berikan lagi hik satu botol untukku. " Ucapnya setengah berteriak pada bartender yang dari tadi sedang meracik minuman untuk pelanggan lain.
" Maaf nona, sebaiknya anda pulang. Anda sudah setengah mabuk, akan sangat berbahaya jika anda menyetir dalam keadaan mabuk. "
" Sialan!!! Siapa hik kau berani mengatur ku hah??!!! Aku, aku hik bebas melakukan apapun yang hik aku mau. Kau hanya bartender hik disini jadi turuti perintah ku hik atau aku akan menghancurkan tempat ini. " Ucapnya sambil mengacungkan sebuah botol kosong ke arah bartender itu.
" Turuti saja kemauannya, aku yang akan bertanggungjawab. " Ucap seorang namja dibelakang yeoja itu. Bartender itu mengangguk dan memberikan sebotol minuman untuk yeoja itu.
" Silahkan nona. " Yeoja itu merampas kasar botol minuman hingga isinya tumpah sedikit. Langsung menenggak minuman itu dari botol tanpa takut.
Glek.. Glek... Glek...
" Haaaaahh, terima kasih hik tuan. "
" Sama-sama nona. Boleh aku duduk disini? Mungkin kau butuh teman? "
" Silahkan tuan, duduk di manapun yang kau mau. " Namja itu duduk disebelah si yeoja. Tapi, baru saja bokong namja itu mendarat di kursi, yeoja itu justru malah duduk diatas pangkuannya. Mata sayunya menatap namja itu intens. Kedua tangannya pun sudah mengalung dileher si namja.
" Siapa namamu hik tuan tampan? " Tanya yeoja itu. Namja tampan itu terkekeh, bibirnya mendekati telinga yeoja itu dan berbisik__
" Aku Aaron. " Jawabnya. Ya, setelah perdebatan nya dengan Jane beberapa waktu lalu Aaron memutuskan pergi dari mansion sekedar menenangkan diri.
" Nama yang bagus, aku hik namaku Jeon Somi oppa tampan. " Aaron mengangguk. Kedua tangannya memegang erat pinggang Somi agar yeoja itu tidak terjatuh.
" Apa kau ada masalah? Ini masih sore dan kau sudah mabuk. "
" Aku hik aku sangat membenci sese hik orang. Dia adalah hik sepupuku Jeon Jungkook. Dia merebut hik V kekasihku. " Aaron mengerutkan keningnya. V?
" V? " Somi mengangguk. Lalu menceritakan semuanya pada Aaron dari mulai awal Jungkook menjadi jaminan hutang sang ayah sampai acara makan malam yang berujung kebenciannya yang makin menjadi pada sang sepupu. Aaron diam-diam menyeringai senang. Dia punya partner baru yang lebih baik.