24

10.4K 341 11
                                    

"Tadaima." Sakura tertunduk lesu saat memasuki rumahnya. "Okaeri Sakura-chan." Sakura terbelalak saat melihat seorang lelaki dirumah orang tuanya tersebut.

"Sas-suke-kun?" Ucap sakura terbata bata. Sasuke membalasnya dengan senyuman lembut. Ingin rasanya sakura memeluk lelaki dihadapannya itu, namun ia terlalu gengsi untuk melakukannya.

"Ma-mau apa kau disini?" Kata sakura. "Aku merindukanmu Sakura." Ucap sasuke parau.

"Aku jugaa merindukanmu, Sasuke-kun. Sangat." Batin Sakura.

"Kalau memang kau tidak ada keperluan disini, silahkan pergi, aku ingin istirahat." Sakura bergegas pergi ke kamarnya. "Tunggu, Sakura." Cegah sasuke. "Ada apa lagi?" Kata sakura. "Apakah kesalahanku begitu fatal sampai sampai kau membenciku? Aku berani sumpah kalau anak itu bukan anakku." Sasuke memeluk sakura. Sakura hanya diam.

"Kudengar karin mengalami pendarahan dan sedang melahirkan saat ini. Itu artinya kita bisa melakukan tes DNA secepat mungkin." Kata sasuke. "Lalu kenapa kau tidak menemaninya?" Sakura menatap sasuke heran. "Kenapa aku harus menemaninya?" tanya sasuke. "Siapa tau itu anakmu." Sakura menatap sasuke bosan. "Sakura." Sasuke memasang wajah pokerface. "Siapa tau kan?" Kata sakura. "Hn." tiba tiba sasuke mencium kening sakura. "Aku mencintaimu." Lalu sasuke beralih mencium perut sakura. "Dan juga anak ini." Sasuke tersenyum lembut.

Sakura tak kuasa menahan tangis, "hei hei, mengapa kau menangis?" Sasuke menghapus air mata Sakura. Tiba tiba sakura memeluk sasuke. "Gomen ne Sasuke, seharusnya aku tidak bersikap egois. Seharusnya aku tidak menelantarkanmu. Dan seharusnya aku tidak berburuk sangka padamu. Aku juga mencibtaimu sasuke, anak ini pun pastinya juga mencintaimu." Sakura tak henti hentinya menangis di pelukan Sasuke.

"Sudah tak apa. Gomen ne sudah membuatmu menangis." Sasuke menghapus air mata sakura.

"Aku ingin menjenguk karin." Kata sakura. "kau yakin?" Tanya sasuke. "Tentu." kata sakura.

Mereka pun pergi ke rumah sakit dimana Karin melahirkan.

"Pasien kekurangan darah! Suster, apakah persediaan darah masih ada?" Tanya sang dokter didalam ruangan bersalin. "Saat ini stok darah di rumah sakit sedang kosong. Kita belum mendapatkan pasokan darah." Kata suster.

"Denyut nadi dan detak jantung menurun! Siapkan kejut listrik!" Dokter terlihat panik. Karin sudah tidak sadarkan diri. Dokter pun melakukan kejut listrik untuk menaikan kembali detak jantung Karin.

Namun, detak jantung karin malah berhenti. Dokter pun mencoba kembali menyadarkan karin. Namun hasilnya nihil.

"Selamatkan bayinya saja. Tidak ada harapan untuk menyelamatkan ibunya." Perintah sang dokter.

"Bagaimana dok dengan keadaan teman saya?" Tanya Sakura khawatir. "Kami sudah berusaha semampu kami, namun pasien tidak bisa diselamatkan. Pasien terlalu banyak kehilangan darah. Saya turut prihatin." Kata sang dokter. Sakura dan sasuke sangat terkejut. Sakura menitikan air mata haru.

"Lalu bagaimana dengan anaknya?" Tanya sasuke. "Bayinya baik baik saja." Kata dokter tersenyum. "Yokatta." Respon sakura.

Tiba tiba ada lelaki berambut putih berlari ke arah mereka berdua. "Bagaimana keadaan karin dan anakku?!" Tanya lelaki berambut putih itu dengan panik. "Suigetsu?" Tanya Sasuke. "Bagaimana keadaan mereka berdua Uchiha-san?!" Suigetsu panik. "Karin tak bisa diselamatkan. Saya turut prihatin. Namun bayinya selamat." Kata sasuke. Lelaki bernama suigetsu itu pun jatuh, "Tidak mungkin." Kata suigetsu.

Tiba tiba dari ruangan dimana karin berada tersebut keluar 3 suster yang membawa mayat Karin yang ditutup oleh kain putih. "K-karin?!" Suigetsu memberhentikan suster yang membawa mayat Karin. Lalu suigetsu membuka kain tersebut. "Karin! Kumohon sadarlah! Maafkan aku karena terlambat menemanimu. KUMOHON SADARLAH!!!!" suigetsu mengelus wajah pucat karin. "Suigetsu. Tenanglah. Karin sudah berada di tempat yang damai. Relakanlah." Kata sasuke berusaha menenangkan Suigetsu. 

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang