Sebuah mobil sport terparkir di depan kediaman uchiha yang megah.
"Tadaima." Sapa lelaki bertubuh tegap.
Tidak ada yang menyahut.
Terdengar suara di bagian dapur. Dan terlihat sang istri tercinta yang sedang sibuk memasak.
Sasuke pun tersenyum dan memeluknya lewat belakang. "Tadaima." Bisiknya ditelinga sakura.
Sakura yang terkejut dengan gerakan yang tiba tiba ini pun melihat kearah belakang.
"Sa-su-ke-kun?" Sakura terkejut dengan kedatangan sang suami yang tiba tiba itu.
Sakura pun membalikan badannya ke belakang untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi. Ia pun meraba wajah suaminya dengan lembut. "Ini benar kau sasuke?" Tanya sakura tak percaya. "Tentu saja ini aku. Baka." Jawab sasuke sembari meletakan dua jari nya di dahi sakura. Ini ritual untuk memberikan kasih sayang kepada orang yang dicintai, dan sering dilakoni oleh Itachi dan Sasuke.
Sakura yang menyadari ini bukan mimpi langsung memeluk Sasuke erat.
"Aku merindukanmu sasuke-kun. Sangat merindukanmu." Sakura menangis bahagia di bahu sasuke. "Aku pun begitu." Sasuke membalas pelukan sakura.
"Sarada dimana?" Tanya sasuke setelah sakura melepaskan pelukannya. "Dia sedang di taman belakang. Kau tahu? Dia sangat kesepian. Dan sering mengigau 'Otousan.' Dia sangat merindukan ayahnya." Kata sakura. "Temuilah dia." Sakura tersenyum.
Sasuke pun bergegas menemui putri kecilnya.
Dilihatnya seorang gadis berambut hitam seperti dirinya sedang memberi makan kelinci.
"Konichiwa." Sapa Sasuke. Sarada membalikan badannya dan melihat seorang lelaki tegap dan tampan dihadapannya ini. "Siapa kau?" Tanya sarada sembari memicingkan matanya karena silau saat melihat sasuke. Sasuke yang sweatdrop karena anaknya tidak mengenalinya pun hanya terdiam.
"Bukankah kau ingin bertemu otousanmu?" Goda sakura. Sarada pun berdiri. Ia berusaha mencerna kata kata yang diberikan sakura.
"Hei, mengapa kau diam sarada-chan?" Sakura menghampiri anak semata wayangnya itu.
"Apa maksudmu kaasan?" Sarada masih terkejut.
"Dia ayahmu sarada-chan." Sakura tersenyum ramah. Pelan pelan, mata sarada mulai berkaca kaca. Lantas ia pun pergi berlari memeluk Sasuke.
"Apakah kau benar benar otousan?" Tanya sarada ditengah tangisannya. "Tentu saja." Sasuke membalas pelukan sarada. "Aku merindukanmu otousan." Kata sarada. "Aku selalu iri melihat teman temanku. Mereka selalu bahagia dapat menghabiska waktu dengan ayahnya. Sementara aku? Aku menginginkan momen itu. Aku hanya ingin bisa menghabiskan waktu denganmu. Setidaknya sosok ayah yabg selalu aku bayangkankini ada dihadapanku. Aku senang sekali." Tangisan sarada semakin keras. Sasuke tak tahu harus bagaimana.
Sasuke pun berjongkok guna menyetarakan tinggi tubuh nya dengan sarada.
"Tenang saja. Aku tidak akan meninggalkan kalian lagi." Sasuke menghapus air mata sarada.
Sakura pun yang melihatnya ikut menangis. Sasuke menggendong Sarada dengan penuh sayang.
"Hei kemarilah." ajak sasuke pada sakura. Sakura pun ikut menangis dalam pelukan sasuke.
"Hei a-ayo kita ma-makan siang dulu." Ajak sakura sembari sesegukan.
"Ide bagus! Ayo kita makan otousan, kaasan." Ajak sarada dengan antusias.
Mereka bertiga pun makan siang bersama. Baru kali ini sarada merasa memiliki keluarga utuh. Ia benar benar bahagia sasuke telah kembali.
"Aku akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kalian." Kata sasuke disela makannya.
"Benarkah otousan?" Tanya sarada tak percaya. Sasuke mengangguk. "Asikkkk!" Respon sarada spontan. "Aku senang kita bisa berkumpul menjadi keluarga kecil yang bahagia." Sakura tersenyum bahagia. Begitu pun sasuke dan juga sarada.
Hai hai haiii story aku udah beres nihh.. Gomen yaa ending nya geje banget >_< Abisnya aku udah kehabisan ide :v
Oiyaa, arigatou gozaimasu buat kalian kalian yang udah setia read + vote + comment story aku ^_^
Bye! See you in my next story (*^ω^*)