[ 6•TB ] PESANTREN

1.7K 114 17
                                    

Happy reading📖•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading📖




Hari di mana Hazel akan berangkat ke pesantren akhirnya tiba. Kopernya pun telah di masukkan ke dalam bagasi mobil.

Dengan langkah malas Hazel keluar rumah untuk segera menaiki mobil karena dari tadi papahnya terus membunyikan klakson, tak sabaran. Untung tetangga tidak melakukan protes ataupun melempari mereka dengan batu karena membuat kebisingan di pagi hari.

"Belum makan, Zel?!" tanya Papahnya yang sudah menunggu di kursi kemudi sejak tiga puluh menit yang lalu. Hari ini Andre meng-handle miting paginya agar bisa mengantarkan putri kesayangannya menuntut ilmu agama lebih dalam lagi, terkhusus untuk memperbaiki attitude anaknya yang sangat minus.

"Udah," jawab Hazel heran dengan pertanyaan papahnya.

"Terus kenapa jalannya kayak siput? Perlu papah gendong, ha?!"

Menyebalkan!

Hazel menggertakkan giginya, bisa-bisanya ayahnya menjadi sangat menyebalkan seperti ini. Hazel lantas sedikit berlari dan masuk ke dalam mobil tak lupa sedikit membanting pintu.

"Maa syaa allah, cantiknya anak papah," puji Andre menatap anaknya yang nampak sangat kesal.

"Kepalanya papah! Cantik dari mana? Wajah Hazel aja ketutup niqab! Panas tau, Pah, panas!" jengkel Hazel tak mau menatap papahnya.

"Sayang...," Suara Andre merendah.

Hazel membuang muka ke luar jendela. "Buruan jalan, pah, biar misi menghusiran Hazel dari hidup papah cepat kelar."

Andre menghela nafas berat, andai saja putrinya tau jika semalaman dia tak tidur karena merasa berat untuk melepaskan Hazel jauh dari sisinya. Semalaman ia habiskan hanya untuk menatap wajah putrinya yang terlelap.

Andre hanya bisa diam selama perjalanan, dia tak mau membuka suara karena itu hanya akan membuat putrinya semakin kesal.

"Pah...,"

"Iyah, Sayang?" Andre langsung menoleh ke arah putrinya yang terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"Jangan cari istri baru, awas aja kalau selama aku di pesantren papah dekat sama perempuan. Kalau itu sampai terjadi, jangan menyesal jika papah nggak akan bisa lihat Azel lagi."

Penuturan Hazel barusan sontak membuat Andre terkejut. Di kesibukannya tiap hari mana mungkin sempat memikirkan seorang wanita. Jangankan dekat, melirik perempuan pun dia tak punya waktu. Lagi pula di hatinya hanya ada almarhum istrinya yang tidak akan pernah tergantikan.

"Dulu, sekarang, dan seterusnya di hati papah hanya ada Tania Maurelie. Tidak akan pernah tergantikan," ucap Andre yang berhasil membuat Hazel tersenyum.

"Mah! Suami mamah ternyata Sosweet juga," ujar Hazel dan mendapatkan kekehan gurih dari sang papah.

Hazel menatap papahnya seperti ingin mengatakan sesuatu, namum ia terlihat ragu.

Twins BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang