[ 7•TB ] HARI PERTAMA DI PESANTREN

1.5K 106 4
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pren😊.

Maaf ya lama update:(

Tanpa berlama-lama kalian langsung baca aja>3





"Jadi ini anakmu, Nre?" tanya Ariez yang baru saja datang karena sudah sepakat menemani Adnre berbicara pada abinya.

"Iyah, si gadis nakal yang suka keluyuran," jawab Andre melirik anaknya yang nampak kesal.

"Apaan sih, pah, jangan fitnah anak sendiri, deh. Malu tuh ada kiyai," tunjuk Hazel pada Kiyai Abdullah dengan mulutnya.

Andre mengerutkan kening. "Fitnah dari mana? Kamu emang gitu kok," tampik Andre.

"Iyah, iyah, makanya papah husir anak papah ke sini."

"Bukan menghusir, Zel, papah itu hanya-,"

Hazel memalingkan wajahnya. "Hazel malas bicara sama papah!" jengkelnya memotong kalimat sang papah.

Kiyai Abdullah dan Ariez yang menyaksikan perdebatan anak dan ayah itu terlihat menahan tawa.

"Sudah bertengkarnya. Hazel pasti capek kan pengen istirahat? Ustazah Nurul akan mengantarkan kamu ke asrama putri jadi bisa istirahat untuk beberapa jam kedepan," ujar Ariez dengan senyuman yang tidak asing untuk Hazel.

Sejak kedatangan teman papahnya ini, perhatian Hazel sudah tersita dengan visualnya yang tampan di usia yang tidak muda lagi, tapi bukan itu yang menjadi intinya. Pancaran mata itu, dan senyuman itu sangat mirip dengan seseorang yang sangat ia kenal. Ya, meskipun senyuman orang yang ia kenal jauh lebih manis dan khas.

Ustazah Nurul dengan senyuman ramahnya meminta izin mengambil alih koper milik Hazel yang di pegang oleh Andre untuk di bawa ke asrama. "Mari saya antar."

Sadar anaknya tak berkedip melihat sahabat bisnisnya bahkan terlihat sangat memalukan, Andre langsung mencubit lengan anaknya.

"Anjir! Sakit, Pah," umpat Hazel kecoplosan mengeluarkan kata mutiaranya. Dia sungguh tak tau tempat dan keadaan.

"Jangan malu-maluin papah, Zel, teman papah udah punya istri dan anak," bisik Andre berusaha tersenyum untuk meredam malu yang sudah sampai ke ubun-ubun.

Hazel berdecak kecil menatap sang papah. "Papah pikir, Azel doyan suami orang?" ketusnya langsung melenggang pergi sok tau ke mana arah asrama santriwati.

"Sayang!"

Hazel seketika menghentikan langkahnya saat mendengar suara itu, ia berusaha untuk tidak berbalik namun rasanya tak bisa. Hazel seketika berbalik dan berlari ke arah papahnya untuk memeluk tubuh kekar itu.

"Hazel sayang papah."

Andre tersenyum lebar dan membalas pelukan putri kesayangannya. Dari relung hatinya yang paling dalam tersirat rasa tak sanggup untuk melepaskan tapi dia tak punya pilihan selain mengambil jalan ini.

"Papah juga sayang, Hazel," ucapnya sambil mengecup puncuk kepala putrinya.

Setelah merasa cukup Hazel melepaskan pelukannya dan kembali memasang wajah datar. "Jangan salah paham. Hazel masih marah ke papah dan ingat jangan dekat dengan wanita manapun selama Hazel ada di sini, biar ngelirik juga nggak boleh!"

Twins BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang