E

150 9 0
                                    

Shankara tiba di rumahnya dengan selamat, ia mengelap peluh yang membanjiri dahinya akibat harus berjalan kaki ke rumahnya karena tidak menemukan satu angkot pun yang lewat. Fokusnya teralih ke salah satu rumah di dekat rumahnya.

Ada mobil pengangkut barang disertai manusia yang berlalu lalang masuk ke dalam rumah itu sambil membawa kardus-kardus yang ia yakini ada isinya. Sepertinya ia akan memiliki tetangga baru, tidak ingin berlama-lama Shankara segera mengumpulkan fokusnya kembali untuk masuk ke dalam rumahnya untuk membersihkan diri.

Rumah Shankara gelap tidak ada penerangan. Shankara segera menghidupkan lampu dengan meraba-raba dinding untuk mencari dimana saklar lampu itu berada. Setelah lampu menyala, Shankara segera masuk ke dalam kamarnya untuk meletakkan tasnya.

Hari yang sangat melelahkan, batinnya. Kemudian ia berjalan ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

°°°


Pemuda dengan kulit eksotis itu meringis ketika melihat wajahnya di kaca. Setelah membersihkan diri dan berpakaian, Shankara segera mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya.

Menghela napas pelan, Shankara mengusap pelan luka-lukanya dengan kapas yang telah diberikan cairan pembersih sebelum luka-lukanya diberi obat. Lebam yang diberikan ayahnya kepadanya pun belum pulih sepenuhnya, tetapi luka dan lebam pada tubuhnya bukannya berkurang malah bertambah.

Shankara mengemasi kotak P3Knya setelah selesai dengan pekerjaannya. Waktu menunjukkan pukul lima sore, Shankara kembali mengingat kejadian tadi siang soal mengapa ia bisa dipukuli.

Shankara Adityatama, anak tunggal dari keluarga Adityatama. Ibunya merupakan guru di salah satu sekolah dasar sedangkan ayahnya merupakan kepala divisi di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang arsitektur. Keluarga Shankara serba berkecukupan atau bisa dibilang lebih kadang, tetapi Shankara tidak pernah sombong sekalipun.

Shankara adalah anak yang baik, sopan, dan ramah, selain itu ia juga pintar dalam bidang akademik. Tak heran jika julukannya adalah anak kesayangan guru.

Shankara tidak pernah terlibat perkelahian sekalipun, yang tadi adalah yang pertama baginya makanya ia terkejut. Adapun lebam-lebam yang ada di tubuhnya bukan didapatkan dari perkelahian melainkan dari ayahnya sendiri.

Flashback on

Shankara sedang asik menikmati bekalnya di taman belakang sekolahnya. Ia melihat ada asap mengepul yang berasal dari gudang belakang sekolah yang letaknya tak jauh dari tempat Shankara sekarang.

Awalnya Shankara tak ambil pusing, ia tau itu pastilah siswa-siswa bengal yang sedang merokok. Hingga mereka keluar dari gudang dan merokok di dekat Shankara di bawah pohon rindang.

Asap rokok itu mengganggu Shankara yang sedang menikmati bekalnya. Shankara sudah mencoba untuk menegur mereka tetapi tidak diindahkan dari mereka. Shankara yang sudah kesal akhirnya pergi dari taman belakang sekolah kemudian berjalan menuju ruang konseling.

Ya, kalian bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Ia melaporkan para siswa yang merokok di taman belakang sekolah ke guru BK. Akibatnya para siswa itu segera ditangkap dan diberi hukuman dari sang guru BK.


°°°


Matahari masih terik-teriknya, Shankara keluar sekolah dengan menenteng tasnya. Tak jauh ia berjalan keluar sekolah, tiba-tiba ia diseret oleh seseorang yang mana ternyata adalah siswa yang merokok tadi. Shankara menaikkan salah satu alisnya kemudian menghempaskan tangan  siswa tadi dari tasnya.

“Ada perlu apa?” tanya Shankara dingin. Siswa tadi terkekeh mendengar pertanyaan Shankara, lantas ia langsung memukul Shankara tepat di muka. BUGHH.

Tinjuan sang siswa cukup keras hingga Shankara tersungkur ke tanah. Siswa itu memanggil teman-temannya yang sejak tadi bersembunyi di balik dinding.

“Sialan! Lo pikir lo siapa hah? Seenaknya laporin kita, gak takut mati lo?” seru siswa tadi sembari memukuli Shankara.

“Akh! Berhenti!” ujar Shankara. Namun siswa tadi tetap masih memukuli Shankara malah sekarang mengeroyoknya. Kepala Shankara sangat pusing, ia rasa ia akan pingsan sebentar lagi.

“WOI!” sorakan itu mengambil perhatian Shankara walaupun cuma sebentar. Ia melihat seorang pemuda berlari ke arahnya kemudian balas memukuli orang yang tadi memukuli Shankara.

Gerakannya sangat lihai, tapi sayang Shankara tidak bisa melihat pertempuran itu sampai akhir karena kegelapan terlebih dulu mengambil alih tubuhnya.

Flashback off

                                °°°

TBC

Shankara as Park Jeongwoo

jangan lupa vote ya gesss <3

Tentang Shankara || HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang