"Terlalu banyak Harapan yang ku miliki, bahkan saking banyak nya semua harapan itu tidak pernah terkabul sampai aku mati pun.."
_______________________
- S E L A M A T -
- M E M B A C A -.
.
.
.
.
.
"CANDRA!"
"APA YANG KAU LAKUKAN?! KAU INGIN MENGAHIRI HIDUP MU?! Cih, TERNYATA KAU SUDAH GILAA! DARI PADA KAU MELAKUKAN HAL GILA ITU, LEBIH BAIK KAU MENCARI ADIK MU." Thea meneriaki sang anak yang tengah menangis sambil menunduk.
Karna tak mendapat kan jawaban atau pergerakan dari Candra, Thea langsung mencekal tangan Candra. Lalu menarik nya dengan kasar.
Brukk..!
Thea mendorong tubuh Candra ke lantai teras rumah besar milik keluarga besar pranata.
"Cepat kau cari Cakra! Jika tidak ketemu kau juga tidak boleh pulang!"
"Tapi Candra gamau Bun! Candra gamau nyari anak sialan itu."
"Apa kamu bilang?! Cakra anak sialan? YANG ANAK SIALAN ITU KAMU! BUKAN CAKRA, BUKAN HANYA SIALAN TAPI KAMU ITU ANAK YANG TIDAK DIINGINKAN ALFAREZA CANDRAWALA PRANATA!!" Teriak Thea dengan nafas yang menggebu-gebu.
Candra menunduk, tak berani menatap wajah sang bunda, seperti nya ia kelewatan.. tapi apakah salah melawan? Ia hanya ingin keadilan dari keluarga nya.
"SEKARANG KAU PERGI DAN JANGAN SAMPAI KEMBALI JIKA KAU BELUM MENEMUKAN CAKRA." lanjut Thea dengan nada yang masih tinggi
Candra masih menunduk tapi badan nya perlahan mulai bangkit. Lalu berjalan keluar perkarangan rumah besar itu.
Baiklah, iya sadar apa yang dilakukan nya kepada adik nya tadi sangat kurang ajar. Jadi ia akan mencari adik nya sampai ketemu. Ia juga akan minta maaf, tadi ia hanya terlanjur emosi dan sudah sangat lelah dengan dunia yang tak pernah berpihak pada nya.
.
.
.
.
.
.
Candra terus berjalan di bawah terik nya matahari. Bahkan ia tak peduli kepala nya yang terus saja sakit dan beberapa kali ia harus mampir ke toko atau toilet umum untuk membersihkan mimisan yang ia alami.
Ia bertekad harus menemukan Sang adik.
Saat sedang melewati jalan raya ia tidak sengaja melihat siluet sang adik yang tengah duduk di salah satu halte bus.
Candra melangkah kan kaki nya mendekati sang adik. "Cakra??"
Cakra yang awal nya menunduk mendongak kan wajah nya menatap orang yang memanggil nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different || Zhong Chenle (On Going)
Genç KurguHidup telah mengajari nya, jangan pernah mengharapkan apapun pada siapa pun. Semesta.. berjanji lah kau tidak akan menyakiti nya lagi, dengan cara apapun.. Dia sudah terlalu lama disakiti oleh mu.. • Mentalilnes, toxic relationship/parents, selfha...