Kini Winter duduk dengan Giselle di hadapannya, tak lupa dengan mie yang baru saja di masak Karin.
"Jadi Karin itu temen gue, Gi"jawab Winter.
"Temen... yang cuma bisa lo liat?"tanya Giselle, Winter menggeleng.
"Dia gak bisa gue liat, tapi gue bisa denger dia, gue juga bisa pegang dia"jawab Winter.
Walaupun Giselle tampak mengangguk, ia tetap saja heran dengan Winter.
"Lo gak percaya ya. Rin, ambilin minum dong"ucap Winter.
Karin tentu saja langsung membawakan minum, berhasil membuat Giselle terlonjak kaget karena melihat gelas yang melayang sendiri lalu mendarat di hadapan Winter.
"Liat kan? ini Karin, lo emang gabisa denger sama liat dia, tapi harus percaya kalau dia ada, dan bakalan selalu ada disamping gue"ucap Winter tak sadar sudah membuat Karina tersenyum.
"Iya iya gue percaya"ucap Giselle.
"Maaf ya, Win, gue gak bakal kaya gitu lagi, janji"lanjutnya.
"Gue maafin, tapi janji loh yaa!"Giselle mengangguk mantap lalu setelahnya dia mengedarkan pandangan nya.
"Sekarang dia ada dimana?"tanya Giselle.
Winter menutup matanya lalu mulai merasakan keberadaan Karina, dia ada di sebelah kiri Winter.
"Dia disini"ucap Winter sembari menggenggam tangan Karin.
Giselle hanya mengangguk karena hanya itu yang bisa ia lakukan.
Mereka kembali mengobrol seperti kegiatan apa yang akan dilakukan besok. Mengenai Giselle, dia juga sama seperti Winter yaitu tidak melanjutkan kuliah tapi bedanya, Giselle menjalankan bisnis ayahnya, dia memegang salah satu cabang yang ada di daerah sini.
"Maaf ya, Win, gue besok harus jaga toko karena staff yang biasanya jaga ambil cuti"jawab Giselle, Winter mengajak Giselle untuk pergi ke taman bermain besok, tapi begitu jawaban Giselle.
"Mangkanya kalau punya staff jangan cuma satu, tuh toko kue juga kan rame"ucap Winter dengan wajah kesalnya.
"Emang lo pikir nambah staff gak pake duit? Kalo gaji buat mereka kurang mau lo yang bayar?"Winter tidak bisa menjawab karena itu adalah kebenaran.
"Lo besok me time lagi aja sih, atau minta Karina temenin"begitu Giselle menyelesaikan kalimatnya Winter otomatis menatap Karin, dia yakin bahwa Karina sedang tersenyum menatapnya, menunggu jawaban yang diinginkannya.
"Gak ah, bawa dia dompet gue boros"jawab Winter.
puk
Kepala Winter tiba-tiba tersungkur kedepan, Giselle yang melihatnya tentu saja merasa aneh, apalagi setelahnya Winter mengumpat serapah pada Karina.
"Oke kamu boleh ikut, tapi jangan jajan"ucap Winter.
kamu? sejak kapan Winter pake aku kamu ke orang
batin Giselle.
hantu sih lebih tepatnya.
Setelah melihat pertengkaran Winter dengan Karina, karena tidak mau semakin merasa aneh Giselle akhirnya pamit untuk pergi, awalnya Winter menolak tapi ya beda dengan dirinya, Giselle mempunyai perkejaan yang harus diurus.
"Gimana kalau sekarang kita ke tempat magangnya temen kamu yang pendek itu?"ujar Karina.
"Ningning maksud kamu?"Karina menjawab "iya".
Winter terdiam sejenak, ia melamun memikirkan sesuatu.
"Kenapa? apa kamu gak mau ketemu Ningning?"tanya Karin karena melihat Winter yang tiba-tiba terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is [winrina] | ✔️
RandomBayangkan jika hantu menjadi assisten mu, memasak setiap pagi, membersihkan ruang tamu, menemanimu main dan belanja. Awalnya Winter menolak kehadiran nya, tapi seiring berjalannya waktu, bahkan takdir pun akan disalahkan jika ini benar-benar terjadi...