11

2.6K 336 12
                                    

enjoy it~


●●
●●●

Setelah lengan kirinya menghilang, Karin tidak se ceria yang dulu, dia sekarang lebih banyak diam, bahkan tubuhnya pun jarang menghangat, saat Winter pegang entah itu tangan, bahu, atau wajah semuanya dingin.

Karin tidak menjaili Winter seperti biasanya sekarang, bahkan yang tiap pagi dia selalu paling semangat untuk sarapan kini makanan yang ada di depannya tidak ia sentuh sama sekali.

"Karin..."

Panggilan Winter membuat Karin menengok kearahnya, Winter kembali memegang tangan Karin yang terasa begitu dingin.

"Mau jajan gak?"tanya Winter.

Biasanya Karin paling semangat kalau soal jajan, dia bisa beli makanan apapun yang ada di pinggir jalan, tapi jawaban kali ini membuat Winter sedih.

"Engga Winter, aku gak mau jajan"begitu jawaban Karin.

"Kamu bisa kesini aja gak?"tanya Karin.

Winter awalnya bingung, tangannya di tarik oleh Karin untuk duduk di atas sofa lalu dia memeluk Winter dari belakang, ternyata Karin ingin melakukan cuddle dengan Winter.

Karin menggenggam sebelah tangan Winter, karena tangan satunya lagi sudah menghilang, dia juga menyenderkan kepalanya kebahu Winter. Karin tersenyum, dia senang bisa bertemu dengan manusia seperti Winter.

"Maaf kalo aku udah suka sama kamu"ucap Karin setelah sekian lama mereka terdiam.

"No need to! Karin kamu boleh suka sama aku"ucap Winter.

"Engga, seharusnya yang suka sama kamu lebih baik dari aku".

Winter melepas pelukannya lalu menengok kebelakang, dia menatap tajam ke arah Karin.

"Jangan ngomong kaya gitu!"jujur saja, Winter benar-benar kesal dengan ucapan Karin, rasa suka bisa dirasakan oleh siapapun, kenapa Karin harus merasa seperti itu.

"Winter, kamu harus cari manusia yang lebih baik dari aku, yang bisa jagain kamu, yang bisa masakin mie paling enak buat kamu"ucap Karin.

"Maksud kamu apa!? aku cuma mau kamu yang ngelakuin itu semua"tolak Winter, perasaan nya kini tak karuan, sedih bercampur kesal, matanya kian memanas saat Karin melanjutkan kalimatnya.

"Aku gak bisa Winter, sebelum aku ngelakuin itu semua.... aku bakalan menghilang"

Winter meloloskan air matanya, dia menarik dirinya untuk bangun lalu memeluk Karin dengan erat.

"Karin... jangan pergi"ucap Winter dengan lirih.

"Aku sayang kamu, Winter"Karin membalas pelukan Winter dengan satu tangan kanannya.

Yaa, sebab tangan kirinya menghilang dengan utuh, bahkan sebagian kaki kanan Karin juga ikut menghilang, kondisi tubuh Karin sudah tidak sempurna lagi seperti manusia.

Winter menangis sejadi-jadinya, memeras pundak Karin dengan kuat, berteriak meluapkan emosinya.

"Aku... hiks... Karin..."

Winter tak mampu untuk mengucapkan sepatah katapun, suaranya tercekat, tenggorokannya sakit.

"Winter, maafkan aku, aku benar-benar harus pergi"ucap Karin.

"Engga.... engga! Karin kamu gak boleh pergi!"Winter semakin mengeratkan pelukannya.

Namun tiba-tiba Winter tersentak Karena tubuh Karin yang dia peluk tidak dapat ia rasakan lagi.

"Karin?!! Karin dimana kamu?!!"Winter panik, dia menoleh ke segala arah mencari keberadaan Karin.

Namun tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyentuh pipinya, dia mengusapkan pelan ibu jarinya menghapus air mata Winter.

She is [winrina] | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang